Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau kepada seluruh calon legislatif (caleg) di provinsi paling timur Pulau Jawa ini, untuk memberi pemahaman politik yang baik kepada konstituennya.

Hal ini berkenaan dengan fenomena pergi ke paranormal setiap jelang pemilu. Untuk bisa terpilih menjadi anggota legislatif, tak jarang para caleg di masing-masing daerah pemilihan (Dapil) memilih pergi ke rumah dukun, dengan tujuan agar saat pencoblosan ada kekuatan atau bantuan secara gaib.

Namun, fenomena ini, oleh MUI Jawa Timur, tindakan ritual pergi ke dukun tersebut dianggap bukan contoh yang baik dan tidak memberi pemahaman politik yang benar kepada masyarakat pemilih.

"Sikap tersebut menunjukkan kebingungan seorang caleg. Mereka (caleg) menganggap itu (pergi ke dukun) merupakan solusi menyelesaikan masalah, bahkan mengarah ke perbuatan syirik yang dilarang oleh agama," kata Sekretaris MUI Jawa Timur, M Yunus, Kamis (13/3).

Seharusnya, lanjut dia, para caleg berusaha memberikan pemahaman politik kepada konstituennya. "Selain itu, pergi ke paranormal adalah bentuk ketidakpercayaan kepada diri sendiri dan Tuhan. Ia menganggap, sikap itu adalah bentuk kebingungan dan tanpa disertai iman," ucapnya.

MUI juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat pemilih, agar memilah dan memilih caleg yang amanah serta mampu memperjuangkan aspirasi rakyat di Pemilu 2014 nanti.

"Termasuk caleg yang berahlakul karimah. Rakyat jangan sampai salah pilih. Karena ini menyangkut nasib dan masa depan sebuah negara," ujarnya.

Sedianya, masih kata dia, partai politik (parpol) peserta pemilu, agar memberikan pembekalan mental spiritual kepada calegnya. Dengan tujuan sebagai upaya meminimalisir kasus caleg pergi ke dukun dan menghindari kasus money politik.

"Jika mental dan spiritualitasnya baik, tentu perpolitikan di Tanah Air akan lebih baik. Saya juga mengimbau bagi para caleg untuk tidak menggunakan money politik. Karena jika terpilih tentu akan ada niatan mengembalikan modal," ujarnya.