Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Misteri 'margin of error' di Pilgub Bali

Misteri 'margin of error' di Pilgub Bali pastika dan puspayoga. ©Facebook.com

Merdeka.com - Hasil hitung cepat (quick count) Pilgub Bali hari ini gagal memprediksi pemenang kontestasi politik di Pulau Dewata. Sebab, perolehan suara masing-masing pasangan calon, berdasarkan hasil hitung cepat, masih dalam batas kesalahan (margin of error). Apa itu batas kesalahan?

Batas kesalahan kurang lebih dapat diartikan sebagai tingkat ketidaksesuaian hasil survei (statistik) dengan kenyataan di lapangan. Misalnya saja dalam Pilgub Bali hari ini, Rabu (15/5), Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menetapkan batas kesalahan hitung cepat yang dilakukannya adalah plus minus 1 persen.

Hasil akhir hitung cepat SMRC adalah pasangan nomor urut 1, Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Sukrawan, mendapat 50,31 persen suara. Sedangkan, pasar nomor urut 2, I Made Mangku Pastika -Ketut Sudikerta, memperoleh 49,69 persen suara.

Dengan batas kesalahan plus minus 1 persen, maka bisa diartikan, suara Puspayoga sebenarnya di lapangan adalah dalam kisaran 49,31 - 51,31 persen. Hasil itu didapat dari penambahan dan pengurangan 1 persen dari 50,31 persen, perolehan suara hitung cepat pasangan PDIP itu.

Begitu juga dengan suara Pastika-Sudikerta yang dalam hitung cepat memperoleh 49,69 persen. Maka dalam keadaan sebenarnya di lapangan suara pasangan yang diusung Demokrat dkk itu adalah 48,69 - 50,69 persen.

Nah, jika suara sebenarnya Puspayoga di lapangan berkisar 49,31 - 51,31 persen dan kenyataan raihan suara Pastika dalam rentang 48,69 - 50,69 persen, maka perolehan suara dua pasangan calon itu berhimpitan. Artinya, belum bisa dipastikan siapa yang unggul dan kalah dalam keadaan sebenarnya.

Hal ini juga pernah terjadi dalam putaran kedua Pilgub Jatim 2008. Berdasarkan hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI) saat itu, pasangan Khofifah-Mudjiono (KAJI) memperoleh 50,44 persen suara dan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KARSA) mendapat 49,56 persen suara.

Batas kesalahan dalam hitung cepat itu juga ditetapkan plus minus 1 persen. Dengan kata lain suara KAJI sebenarnya di lapangan adalah 49,44 - 51,44 persen dan perolehan suara KARSA sebenarnya adalah 48,56 - 50,56 persen. Karena kisaran suara saling beririsan, hitung cepat LSI juga tidak memprediksi kemenangan pada saat itu.

Kemenangan baru bisa dipastikan lewat perhitungan manual (real count) oleh KPU Jatim. Hasil perhitungan bertahap, mulai dari TPS hingga ke tingkat provinsi itu, mencatat pasangan KAJI mendapat 49,80 persen suara dan KARSA 50,20 persen suara.

Apakah hasil perhitungan manual KPU Jatim membalikkan kemenangan KAJI dalam hitung cepat? Tidak juga bisa dikatakan demikian. Karena selama keunggulan pasangan calon masih dalam batas kesalahan seperti di atas, selama itu juga label kalah menang belum layak disandang. Ini juga berlaku untuk Puspayoga dan Pastika di Pulau Dewata.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei Indikator Peta Elektabilitas: Prabowo-Gibran Kuasai Hampir Semua Wilayah, Kecuali Jateng

Survei Indikator Peta Elektabilitas: Prabowo-Gibran Kuasai Hampir Semua Wilayah, Kecuali Jateng

Tercatat, paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mampu kuasai hampir seluruh wilayah.

Baca Selengkapnya
Survei Indo Riset: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Turun, Anies Naik

Survei Indo Riset: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Turun, Anies Naik

Tingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres juga mengalami dinamika yang mirip.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung

Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung

Sedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Survei Indikator: 76% Publik Puas Kinerja Jokowi, Tapi Kondisi Ekonomi dan Hukum Dinilai Buruk

Survei Indikator: 76% Publik Puas Kinerja Jokowi, Tapi Kondisi Ekonomi dan Hukum Dinilai Buruk

margin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%

Baca Selengkapnya
Survei CSIS: Ini Peta Kekuatan AMIN, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud

Survei CSIS: Ini Peta Kekuatan AMIN, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud

Anies dan Prabowo juga bersaing ketat Jakarta dan Banten.

Baca Selengkapnya
Survei Pileg ICRC: PDIP-Gerindra Teratas, Partai Baru PSI dan PKN Berpeluang Lolos ke Senayan

Survei Pileg ICRC: PDIP-Gerindra Teratas, Partai Baru PSI dan PKN Berpeluang Lolos ke Senayan

10 Partai Politik (Parpol) yang berpeluang untuk masuk ke DPR RI pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Kepercayaan pada Kinerja Presiden Jokowi Masih Tinggi Sebesar 72,9 Persen

Survei Indikator: Kepercayaan pada Kinerja Presiden Jokowi Masih Tinggi Sebesar 72,9 Persen

Sampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).

Baca Selengkapnya
Saksi Ahli Ganjar-Mahfud Sebut Jokowi Gunakan Dua Variabel Menangkan Prabowo-Gibran

Saksi Ahli Ganjar-Mahfud Sebut Jokowi Gunakan Dua Variabel Menangkan Prabowo-Gibran

Dua variabel tersebut menjadi sistematis yang terkuat berdasarkan data dari para peneliti dan surveyor lembaga survei.

Baca Selengkapnya
Survei LSI Denny JA Ungkap Prabowo-Gibran Hanya Butuh 4% untuk Menang Pilpres 1 Putaran

Survei LSI Denny JA Ungkap Prabowo-Gibran Hanya Butuh 4% untuk Menang Pilpres 1 Putaran

Berdasarkan survei elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan 46,6 persen

Baca Selengkapnya