Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta para saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan masyarakat berperan aktif dalam mengawal rekapitulasi suara hasil pemilu presiden 9 Juli lalu. Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengatakan, hal tersebut berkaitan erat dengan beberapa kejanggalan dalam Formulir C1.

"Peran saksi sangat dibutuhkan, karena itu kami berharap, saksi-saksi itu hadir dan aktif untuk mencermati. Juga tentu masyarakat yang sekarang mulai banyak respon. Kami senang masyarakat respon seperti itu," ucap Hadar di Kantor KPU, Senin (14/7).

Hadar mengatakan, kejanggalan atau kekeliruan dalam rekapitulasi suara bisa terjadi disebabkan oleh dua hal. Sebab pertama adalah kesalahan manusia, sedangkan sebab kedua bisa karena adanya unsur kesengajaan.

"Tetapi jangan terlalu jauh dulu kita menyimpulkan. Mari kita lihat itu. Terlepas itu kekeliruan karena apa, di dalam proses rekap kita punya mekanisme koreksi. Tapi kalau ada yang curang, kasih tahu, kita proses hukum nanti."

"Angka kita koreksi, yang bersangkutan kita proses hukum. Karena semua itu pidana kalau sengaja memanipulasi hasil perolehan suara," jelas Hadar.