Membedah 5 Hal Penting tentang Soekarno di Buku Karya Sekjen PDIP
Merdeka.com - Mantan Menteri Pertahanan yang juga Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) RI Purnomo Yusgiantoro, menilai Indonesia beruntung memiliki pemimpin bangsa seperti Soekarno.
Sebab, ajaran dan pemikirannya masih relevan dengan kondisi dunia kini dan masa mendatang, serta seharusnya diajarkan ke seluruh generasi anak bangsa.
Hal itu dia ungkapkan dalam peluncuran buku karya Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto berjudul 'Suara Kebangsaan' yang dilakukan di Bentara Budaya, Jakarta, Minggu (7/8).
Dia mengatakan, buku Hasto baik sebagai referensi bagi anak-anak muda Indonesia untuk makin mengenal serta mencintai bangsanya.
"Saya dorong ini dibaca anak muda untuk menunjukkan identitas bangsa dan dapat lebih mencintai Indonesia," kata Purnomo.
Di dalam buku yang baru saja diluncurkan, Hasto banyak menulis tentang Soekarno. Dia mencatat setidaknya ada lima hal penting tentang Soekarno yang ditulis Hasto.
Di antaranya adalah ketika Soekarno berbicara di sidang BPUPK dan menyampaikan pidato lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945. Lalu soal geopolitik dan geostrategi Indonesia yang disampaikan oleh Soekarno saat berpidato di Lemhannas di Mei 1965.
"Yang disampaikan Bung Karno itu sampai sekarang diajarkan di Lemhannas. Soekarno memberi landasan nation and character building," ucap Purnomo.
Hasto juga mengupas ajaran Soekarno soal Trisakti yang sempat hilang dan harus dimunculkan lagi. Baginya, Hasto luar biasa, karena bisa mengungkap tentang ide dan gagasan Soekarno lewat tulisannya.
Hasto juga menulis tentang Soekarno yang menyampaikan pidato To Build The World a New di sidang PBB, dan disambut luar biasa oleh dunia karena menyuarakan kesetaraan hak semua negara di dunia.
"Jadi apa yang diajarkan Bung Karno dari dulu masih valid dan relevan sampai sekarang," imbuhnya.
Dalam buku itu, Hasto juga mengangkat isu kepemimpinan, lewat penjelasan mendalam mengenai kepemimpin visioner seorang Soekarno.
"Pak Hasto menulis, bahwa apa yang pernah saya sampaikan 'seorang leader yang pemberani adalah yang bisa mengambil keputusan, tentu keputusannya ini harus terukur dan melihat risikonya," ujar Purnomo.
Sementara itu, Rektor Unhan Laksamana Madya (TNI) Amarulla Octavian, menyatakan, Indonesia beruntung memiliki Soekarno sebagai founding fathers, yang kalibernya sekelas tokoh dunia dari Amerika Serikat dan Tiongkok.
Baginya, Soekarno adalah bapak bangsa yang punya pemikiran geopolitik dan kebangsaan yang bisa berlanjut sampai sekarang.
"Pemikiran Mao Tse Tung sampai sekarang diajarkan di sekolah di sana. Pemikiran George Washington dan John Adams masih diajarkan kepada anak-anak sekolah di Amerika Serikat. Di sini, harusnya pemikiran dan geopolitik Bung Karno itu diajarkan," kata Amarulla.
"Jadi ini penting sekali. Tak banyak negara di dunia ini seperti Indonesia dan Bung Karnonya," imbuhnya.
Hasto sendiri hadir di acara peluncuran buku Suara Kebangsaan itu. Selain Amarulla dan Purnomo, pembicara lainnya adalah Azisoko Harmoko.
Hadir di acara itu Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Rokhmin Dahuri dan Wiryanti Sukamdani, Anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus, Mochamad Herviano Widyatama (juga Ketua Umum BMI), dan Adian Napitupulu, Ketua Fraksi PDIP DPRD Jakarta Gembong Warsono, Ketua Umum DPN Repdem Wanto Sugito.
Kemudian, Pakar Pertahanan Susaningtyas Kertopati. Juga sejumlah pengajar Unhan seperti Prof Anak Agung Banyu Perwita dan Prof Irdam Ahmad. Juga Wartawan Senior J Osdar serta Pemred Historia Bonnie Triyana.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca SelengkapnyaIa lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaKolonel Soeprayogi, diangkat sebagai menteri urusan stabilisasi ekonomi oleh Presiden Sukarno, memainkan peran kunci dalam peraturan untuk pengambilan keputusan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta tersebut urung terwujud di era Presiden Soekarno.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi dalam sebuah pertempuran. Marahkah Soeharto dipanggil monyet?
Baca SelengkapnyaDalam LHKPN, Titiek Soeharto tercatat tidak memiliki utang.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaTahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius
Baca Selengkapnya