Malu sebut KMP bubar, PAN bilang tak relevan lagi saat ini
Merdeka.com - Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akhirnya memberikan dukungan politik ke pemerintah, membuat Partai Gerindra merasa ditinggalkan sendirian. Sehingga Gerindra mengambil langkah membubarkan Koalisi Merah Putih (KMP).
Wakil Ketua Fraksi PAN Mulfachri Harahap malu-malu menyebut KMP bubar. Dia menyebut KMP sudah tak relevan lagi saat ini. "Saya lebih senang menggunakan istilah KMP sudah tidak relevan lagi dengan realitas politik yang ada sekarang," kata Mulfachri saat dihubungi merdeka.com, Jumat (5/2).
Wakil Ketua Komisi III ini melihat, kondisi politik dalam negeri sudah lebih cair antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan KMP. Saat ini seolah tak ada lagi KMP dan KIH. Dia mencontohkan, saat gelaran pilkada serentak, partai-partai yang bergabung KMP banyak yang berkoalisi dengan partai KIH.
"Kalau memang KMP merupakan sebuah koalisi, jangankan permanen, semi permanen tentunya kecenderungan partai-partai yang ada di dalam KMP untuk membentuk koalisi bersama dalam Pilkada itu lebih potensial dong. Tapi faktanya enggak," bebernya.
Mulfachri mencontohkan, pada perhelatan Pilkada serentak 2015, PAN pilih berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah. Dia menuturkan, secara presentase, kader PAN yang berpasangan dengan partai KIH justru lebih banyak dibanding dengan KMP.
"Itu saya bilang tadi sudah tidak relevan lagi. Jadi sudah tidak relevan lagi mendiskusikan KMP-KIH. Wong barangnya sudah enggak ada," tuturnya.
Namun dia tidak memungkiri, KMP masih bisa dihidupkan kembali. Namun dalam arti ide dan gagasan untuk tetap kritis menjaga program pemerintah agar berjalan sesuai kebutuhan rakyat.
"Artinya kan KMP kan dulu ingin menjadi semacam sparing patner dari pemerintah yang berkuasa. Saya kira kalau dari aspek ide gagasan, itu sesuatu yang bisa hidup," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya
Prajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaKKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut
Bagan tancap adalah alat tangkap menetap sehingga mengganggu alur pelayaran
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Ramai Dikritik Wajib Lapor Barang Sebelum ke Luar Negeri, Ditjen Bea Cukai: Kebijakannya Tidak Wajib
Aturan tentang pelaporan barang sudah dijalankan sejak tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Curhat Anies Banyak yang Bilang Bakal Kalah di MK "Semoga Tuhan Bukakan Hati Hakim"
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi menetapkan hasil Pemilu 2024 pada Rabu (20/3) malam
Baca SelengkapnyaKPK Bahas Peluang Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali Jadi Tersangka Pemotongan Dana ASN
Ketika penyidik merasa telah terpenuhi alat bukti, maka tentu kedua penyelenggara negara itu akan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPemerintah Terapkan Pembatasan Angkutan Barang saat Libur Lebaran, Ini Ruas Jalan yang Dibatasi
Pemerintah mengeluarkan SKB tentang pengaturan pembatasan operasional angkutan barang selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaMAKI Kritik Penanganan Kasus Harun Masiku di Era Ketua KPK Nawawi: Ternyata Omong Doang
"Pak Nawawi Pomolango, Ketua Sementara mengatakan sehabis dilantik itu akan mengejar Harun Masiku. Ternyata hanya omong doang karena kemarin buktinya tak ada,"
Baca SelengkapnyaKemenkop UKM dan KPPU Sepakat Dorong Pelaku UMKM Masuk Rantai Pasok Industri Besar
Teten bilang, selama ini kemitraan antara pelaku UMKM dengan produsen besar masih bersifat kegiatan sosial saja.
Baca Selengkapnya