Larang Munas Golkar di Bali, Tedjo tak paham tugas-tugasnya
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno meminta petinggi Partai Golkar tak memaksakan diri menggelar Munas di Bali pada akhir November mendatang. Menurut Tedjo, jika Partai Golkar tetap ngotot melaksanakan Munas itu, akan mengancam industri pariwisata di Bali.
Alasan lainnya, dengan melihat insiden dalam rapat pleno di DPP Partai Golkar, Jakarta, maka selayaknya Munas itu urung dilaksanakan akhir bulan ini. Dia pun menginstruksikan Kapolri Jenderal Pol Sutarman supaya tak memberikan izin pada Partai Golkar buat menggelar Munas di Bali, pada Selasa (25/11) malam. Gayung pun bersambut, hingga Rabu (26/11) kemarin ,Polri menyatakan belum memberikan surat izin tersebut.
"Jadi Golkar itu kan akan Munas Januari 2015, dia lakukan rapimnas di Yogya. Diputuskan sepihak, ARB maju dan dimajukan jadi tanggal 30 November-3 Desember. Tadi yang pro dan kontra itu bentrok sampai ada yang luka-luka. Saya sarankan Polri supaya tidak berikan izin di Bali tanggal 30," ujar Tedjo di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (25/11) malam.
Akan tetapi intruksi Tedjo mendapat reaksi keras dari sejumlah politikus dari Koalisi Merah Putih (KMP) di Senayan. Mereka menilai, imbauan Menko Polhukam itu dianggap berlebihan dan bentuk intervensi terhadap Partai Golkar.
Sadar akan imbauannya mendapat kecaman, politikus Partai NasDem ini meralat ucapannya. Tedjo mengaku hanya mengingatkan dan bukan melarang Partai Golkar menggelar Munas di Bali.
"Saya juga meminta kepada pimpinan Golkar untuk menunda kalau ini (potensi) terjadi konflik. Jadi dalam hal ini saya mengingatkan kepada pimpinan Polri dan DPR. saya tidak ada kewenangan untuk memerintahkan Polri melarang memberikan surat izin. Tidak ada kewenangan saya seperti itu," kata Tedjo di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (26/11).
Menurut pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Demokrasi (Lima) Indonesia Ray Rangkuti, pernyataan berbeda Tedjo ini menunjukkan jika dia belum memahami fungsinya sebagai Menko Polhukam dan situasi politik nasional.
"Saya pikir dia belum memahami secara bijak apa si tupoksinya Menko Polhukam itu. Kedua saya juga melihat dia belum memahami situasi politik nasional," kata Ray saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (27/11).
Padahal dengan ocehannya itu banyak pihak menduga jika Menko Polhukam mendapat intervensi dari atasan. Akan tetapi, Ray melihat tidak ada pihak yang diuntungkan dari ocehan Tedjo tersebut. Malahan, ucapan Menko Polhukam itu menjadikan preseden buruk kepada pemerintahan saat ini.
"Karena bagaimanapun pernyataan itu tidak menguntungkan pihak manapun termasuk Jokowi. Pada malah merugikan Pak Jokowi. Padahal belum tentu Pak Jokowi tahu," kata Ray.
"Nah itu menunjukkan kekurangan matangan dan kekurangan pengetahuan atas Tupoksi soal politik nasional secara umum. Dan saya melihat sendiri tidak ada satu orang yang pun yang diuntungkan. Malahan saya pribadi menilai ucapan itu malah merugikan diri sendiri," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolri Siapkan Strategi Cegah Terulangnya Macet Total di Bandara Bali
Kapolri Siapkan Strategi Cegah Terulangnya Macet Total di Bandara Bali
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Minta Kapolri Dipanggil, Giliran TKN Prabowo-Gibran Usul Kepala BIN Dihadirkan di Sidang MK
TKN Prabowo-Gibran mengusulkan Mahkamah Konstitusi (MK) menghadirkan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan di sidang Sengketa Hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKabar Jokowi Mau Gabung Golkar, Jusuf Kalla Ingatkan Aturan Jadi Ketua Umum
JK mengingatkan jika bergabung dengan Partai Golkar tidak serta-merta bisa menjadi pengurus apalagi menjadi ketua umum.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
TPN Ganjar Ungkap Isu Kapolri Perintahkan Dirbinmas Menangkan Paslon 02, Begini Penjelasan Polri
TPN Ganjar-Mahfud mendapatkan video yang menarasikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Dirbinmas untuk memenangkan paslon nomor urut 02.
Baca SelengkapnyaGolkar Siapkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Bobby Nasution di Sumut, dan Khofifah Cagub Jatim
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto telah memberi penugasan kepada sejumlah figur untuk mengemban tugas sebagai calon kepala daerah pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Pastikan Munas Partai Golkar Tetap Digelar Desember
"Ya kan sudah jelas bahwa Golkar akan Munas pada Desember ya, bahwa ada calon, selama calon memenuhi syarat, dia kader Golkar," kata JK
Baca SelengkapnyaKapolri dan Gubernur DIY Gelorakan Pemilu 2024 Damai
Pemilu bukan hanya olah politik, melainkan sebagai olah budaya dalam meningkatkan mutu di masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gibran Dianggap Tidak Mungkin Acak-Acak Partai Golkar
Ketua Umum MKRG, Adies Kadir menilai Jokowi dan Gibran tidak mungkin mengacak-acak Golkar
Baca Selengkapnya