Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kritik Rachmawati untuk Megawati, merembet ke Jokowi

Kritik Rachmawati untuk Megawati, merembet ke Jokowi Rachmawati nangis baca teks proklamasi. ©2013 Merdeka.com/Moch Andriansyah

Merdeka.com - Ketidakakuran dua putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri dan adiknya, Rachmawati Soekarnoputri , sudah menjadi cerita lama. Keduanya hampir selalu berseberangan dalam sikap politik.

Misalnya saja, saat Mega mendukung pelengseran Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada Sidang Umum MPR 2001. Kala itu, Rachma mengkritik keras sikap kakaknya. Bahkan, dia menyatakan dengan tegas berada di pihak Gus Dur.

Saat Mega memerintah 2001-2004, Rachma juga menyatakan menjadi oposisi. Bahkan, Rachma pernah menuding Mega melakukan permainan kontra intelijen untuk meredam barisan oposisi dan memecah belah gerakan mahasiswa.

“Ini jelas dalam rangka devide et impera barisan oposisi dan gerakan mahasiswa,” kata Rachmawati kepada wartawan di kediamannya, Jalan Jati Padang, Jakarta Selatan, April 2003 silam.

Banyak cerita yang melatarbelakangi mengapa sikap dua anak proklamator itu bagai minyak dan air. Salah satunya karena Rachma menganggap Mega 'membelot' kesepakatan antar-sesama anak Bung Karno jelang Pemilu 1982.

Di rumah Guruh Soekarnoputra kala itu, konon mereka bersepakat tak berpartisipasi aktif dalam organisasi atau parpol. Namun, semua tahu, Mega menjadi yang pertama terjun ke politik praktis, meski kemudian diikuti juga oleh Rachma.

Cerita lain menyebutkan sikap Rachma yang terus mengkritik Mega lantaran si adik tidak suka dengan karier politik si kakak yang moncer, dan seolah menjadi representasi tunggal penerus trah Bung Karno. Namun, semua cerita itu tinggal cerita, karena keduanya hampir tidak pernah berbicara apa yang sebenarnya melatarbelakangi konflik mereka. Apalagi Mega lebih banyak diam dan terkesan enggan meladeni ketika si adik terus mengritiknya.

Belakangan, dalam latar Pilpres 2014, perseteruan Mega dan Rachma kembali terlihat, meski tidak segamblang dulu. Alih-alih satu sikap, Rachma malah kerap mengritik pilihan-pilihan politik ketua umum PDI Perjuangan itu.

Berikut kritik Rachma untuk kubu Mega, jelang, saat dan sesudah Pilpres 2014:

Rachma kritik Taufiq Kiemas soal 4 Pilar

Setahun menjelang pelaksanaan Pilpres 2014, Rachmawati Soekarnoputri yang sudah menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem mengkritik program Empat Pilar Kebangsaan yang digagas Ketua MPR, Taufiq Kiemas. Bahkan, Rachma mengajukan gugatan ke MK, pada April 2013 atau dua bulan sebelum suami Mega itu berpulang pada Juni 2013.Rachma berlasan, program Empat Pilar Kebangsaan tersebut rentan menimbulkan persoalan politik, hukum, sosial, dan rawan penyimpangan penggunaan APBN."Ditengarai berpotensi menimbulkan adanya penyimpangan anggaran dan pelanggaran hukum, atas azas nama 'Sosialisasi Empat Pilar' yang menggunakan uang negara melalui APBN. Berdasarkan kewenangan MPR yang diatur dalam UU Nomor 27 tahun 2009 tentang Susduk," kata Rachmawati melalui kuasa hukumnya, Bambang Suroso kala itu.Rachmawati mendesak Taufiq Kiemas menghentikan sosialisasi program 4 pilar yang dikaitkan dengan Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI tersebut. Terlebih, dia menilai program tersebut belum ditetapkan dalam TAP MPR, belum diputuskan dalam keputusan regulasi MPR. Namun dalam putusan MK pada September 2013 atau tiga bulan setelah Kiemas wafat, gugatan Rachma tidak diterima. Mahkamah berpendapat pengujian terhadap Ketetapan MPRS/MPR yang dimohonkan Rachma di luar kewenangan lembaga pengawal konstitusi tersebut.

Rachmawati dukung Prabowo

Meski menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Nasdem, Rachmawati Soekarnoputri terang-terangan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres 2014. Padahal, Partai Nasdem sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Joko Widodo (Jokowi), yang bukan kebetulan juga merupakan capres PDI Perjuangan, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.Bahkan, Rachma memuji Prabowo adalah capres yang mempunyai visi-misi yang jelas. Hal ini dia dapat setelah berdiskusi dengan mantan Danjen Kopassus itu."Saya sudah pernah bertemu dan berdiskusi dengan Pak Prabowo, saya telah menangkap komitmennya. Pak Prabowo berpikir substansi," katanya di acara Sarasehan Laksanakan Trisakti Ajaran Bung Karno, di Universitas Bung Karno (UBK), Jumat (6/6).

Rachmawati kritik Jokowi

Mendukung Prabowo Subianto, Rachmawati lantas mengritik Joko Widodo (Jokowi), capres PDI Perjuangan yang diberi mandat oleh Megawati Soekarnoputri. Rachma menyerang salah satu visi-misi Jokowi yang ingin mereposisi Polri menjadi di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Menurut Rachma visi misi itu adalah contoh watak federalis sedangkan Indonesia adalah negara kesatuan.

"Jokowi katanya setuju mereposisi kepolisian negara, ini pemikiran yang sangat federalis. Kan Kepolisian RI kita kan punya sejarah sendiri tidak seperti polisi di negara lain," ujar Rachma di acara Sarasehan Laksanakan Trisakti Ajaran Bung Karno, di Universitas Bung Karno (UBK), Jumat (6/6).Rachmawati membeberkan rencana reposisi Polri yang diusung Jokowi adalah usaha untuk melemahkan kekuatan eksekutif. "Berarti ini caranya memperlemah kekuatan presiden dong, kita kan negara presidensial," bebernya."Masalah yang dihadapi Indonesia bukan hanya bisa diselesaikan dengan popularitas," ujarnya.

Prabowo kalah, Rachmawati kritik Pilpres 2014

Setelah jagonya Prabowo Subianto dinyatakan kalah oleh KPU, Rachmawati Soekarnoputri mengkritik pelaksanaan Pilpres 2014 yang dimenangkan oleh Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, pelaksanaan Pilpres 2014 dipenuhi banyak kecurangan dan oleh karena itu dia mendeklarasikan pembentukan Front Pelopor."Proses pilpres banyaknya kecurangan yang diperlihatkan oleh anak bangsa dalam mengambil momentum kekuasan. Jadi perkenankan saya ingin deklarasikan Front Pelopor yang diambil sebagai pendiri Partai Pelopor," kata Rachmawati saat jumpa pers di kediamannya bilangan Pejaten, Jakarta, Kamis (31/7).Rachma bahkan menyebut ada intervensi asing dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. "Di sini banyak sekali permainan, dan intervensi bangsa asing. Kedaulatan kita jangan diberikan dengan mudah," kata Rachmawati saat jumpa pers di kediamannya bilangan Pejaten, Jakarta, Kamis (31/7).Rachmawati sebenarnya berharap Indonesia dapat dipimpin oleh pemimpin yang tegas. Namun, soal intervensi asing itu dirinya menduga adanya permainan Amerika dalam Pemilu ini."Ini momentum yang dimainkan, sebelum zamannya Soekarno sudah banyak sekali. (Salah satu contohnya) kedatangan mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton. Bila membaca dengan jernih, ini apa yang terjadi. Oleh karena itu berhati-hati dalam memilih pemimpin," ujarnya.Kritik Rachma soal intervensi asing dan kedatangan Bill Clinton ini mirip dengan tudingan yang kerap dilancarkan oleh Prabowo Subianto.

Rachma sebut gambar Jokowi presiden makar

Tidak hanya mengkritik pelaksanaan Pilpres 2014, Rachmawati Soekarnoputri mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) agar bertindak tegas terkait banyaknya spanduk bertuliskan 'Jokowi Presiden Terpilih'. Sebab, menurut dia, ini merupakan usaha makar kubu capres-cawapres nomor urut 2 tersebut."SBY agar bertindak tegas. Harus memerintahkan, menurunkan gambar 'Jokowi Presiden Terpilih'. Ini tidak boleh dibiarkan. Ini usaha makar," ujar adik kandung Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri itu di kediamannya bilangan Pejaten, Jakarta, Kamis (31/7).Selain itu, Rachmawati kian sesumbar, bila spanduk itu tidak lekas diturunkan oleh rakyat. Maka itu, dia memberikan ultimatum. "Rakyat kita jangan 'ternina bobo' oleh intervensi asing. Bila ini foto tidak diturunkan 2x24 jam maka rakyat akan bertindak," tegasnya.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai

Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Kritik Jokowi, Ketua BEM KM UGM Pastikan Tidak Ada Muatan Politik Praktis
Kritik Jokowi, Ketua BEM KM UGM Pastikan Tidak Ada Muatan Politik Praktis

BEM KM UGM telah membuat kajian setebal 300 halaman yang berisikan isu-isu komprehensif.

Baca Selengkapnya
Relawan Jokowi Kritik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Pertemuan Megawati dan Jokowi
Relawan Jokowi Kritik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Pertemuan Megawati dan Jokowi

Pernyataan Hasto dinilai jauh dari kesan dan sikap seorang kader partai politik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ramai Kritik Prabowo Terima Penghargaan Jenderal Bintang 4, Ada Pelanggaran Aturan?
Ramai Kritik Prabowo Terima Penghargaan Jenderal Bintang 4, Ada Pelanggaran Aturan?

Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pangkat kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menuai pro kontra.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kirim Bunga untuk Megawati, Hasto: Kami Belum Cek Satu Persatu
Jokowi Kirim Bunga untuk Megawati, Hasto: Kami Belum Cek Satu Persatu

Megawati merayakan bertambah usia yang ke-77 pada hari ini.

Baca Selengkapnya
Hadi Tjahjanto Resmi Gantikan Mahfud, Jokowi: Beliau Dulu Panglima TNI, Sangat Siap Atasi Polhukam
Hadi Tjahjanto Resmi Gantikan Mahfud, Jokowi: Beliau Dulu Panglima TNI, Sangat Siap Atasi Polhukam

"Kita tahu beliau dulu Panglima (TNI), saya kira untuk mengatasi hal yang berkaitan politik, hukum, dan keamanan sangat siap," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Wacana Jokowi Bertemu Megawati, Demokrat: Tak Perlu Didorong dan Dipaksa
Wacana Jokowi Bertemu Megawati, Demokrat: Tak Perlu Didorong dan Dipaksa

Berbagai pihak mendorong agar kedua tokoh tersebut segera bertemu

Baca Selengkapnya
Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi
Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi

AHY menilai, banyak keterbatasan saat partainya berada di luar pemerintah atau oposisi.

Baca Selengkapnya