Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Korban 65 saksikan film pembantaian PKI "Senyap" di Jakarta

Korban 65 saksikan film pembantaian PKI Adi Rukun (tengah) keluarga korban pembantaian saat menghadiri pemutaran perdana film 'Senyap' di TIM, Jakarta. ©2014 Merdeka.com/Ardyan M.E

Merdeka.com - Film dokumenter "Senyap" (dalam judul internasional disebut "The Look of Silence") untuk pertama kalinya menyambangi Indonesia. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Dewan Kesenian Jakarta bekerja sama memutar karya yang telah mendapat beberapa penghargaan internasional tersebut di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, hari ini, Senin (10/11), bertepatan dengan Hari Pahlawan.

Animo pengunjung membeludak menyaksikan film yang diputar dua kali tersebut. Panitia menghitung lebih dari 2.000 orang datang, termasuk di dalamnya tamu undangan, pendaftar lewat online, maupun korban 1965 yang dihadirkan Komnas HAM. Padahal kapasitas gedung hanya bisa menampung 800 penonton untuk setiap pemutaran.

Karya ini adalah pelengkap film sebelumnya "The Act of Killing" atau "Jagal" (tayang 2012), yang lebih banyak menyoroti cerita para pembunuh tapol komunis. Kendati demikian, penggalian data sama-sama berlokasi seputar Sumatera Utara, tepatnya Deli Serdang.

Sang sutradara Joshua Oppenheimer kelahiran Amerika Serikat, berharap filmnya bisa menyumbangkan kebenaran sejarah bagi publik Indonesia.

Cerita "Senyap" fokus pada sosok Adi Rukun, 44 tahun, pria biasa dari Kabupaten Langkat, Sumut, yang mencari tahu alasan kakaknya dulu dibunuh secara kejam oleh para tetangga. Dia menemui beberapa pelaku, baik politikus maupun jawara desa yang masih hidup untuk mencari jawaban tersebut.

"Para penyintas mengatakan yang lalu biarlah berlalu dalam trauma dan rasa takut. Sementara pelaku mengatakan tidak perlu mengungkit masa lalu dengan memberi ancaman. Film ini saya buat untuk membantu semua pihak mengakui apa yang terjadi pada 1965," kata Joshua melalui Skype sebelum pemutaran.

Mengingat para pelaku pembantaian sebagian menjadi petinggi parpol, TNI, maupun sosok penting di daerahnya masing-masing, Joshua merasa rekonsiliasi tidak bisa tulus dilakukan. Masih ada tekanan terselubung agar keluarga korban yang dulu dituduh komunis tidak membicarakan kasus tersebut.

Padahal, hitungan Komnas HAM lebih dari satu juta orang, dengan tudingan menjadi anggota Partai Komunis Indonesia, tewas dibantai pada 1965. "Kita selalu dengar dari orang-orang biarkan masa lalu jadi masa lalu. Itu tidak benar. Masa lalu belum bisa berlalu kalau itu masih jadi ancaman," imbuh Joshua.

Komnas HAM selaku pemrakarsa acara pemutaran ini mengundang korban selamat pembantaian 1965, walau tidak dari kawasan Sumatera Utara. Salah satu yang datang adalah Tahrin penghuni Panti Jompo Waluyo Sejati, di Jakarta Timur. Dia datang bersama 10 kawannya, korban selamat dari pembantaian.

Tahrin adalah ibu empat anak, yang suaminya dibunuh orang tidak dikenal hanya karena diduga menjadi simpatisan PKI. Sementara dia sendiri memang menjadi anggota Gerwani, sayap pemberdayaan perempuan PKI.

Komisioner Komnas HAM Muhammad Nur Khaeron menyatakan pihaknya sengaja menghadirkan para korban supaya semangat rekonsiliasi 1965 lebih cepat terbangun. Penonton muda yang hadir juga diharapkan bisa menyadari bahwa sejarah di Indonesia pernah dinodai kasus pelanggaran hak asasi berat yang dampaknya terasa sampai sekarang.

"Ini adalah trigger untuk mengkampanyekan kepada bangsa untuk mendiskusikan pelanggaran HAM masa lalu," katanya.

Film "Senyap" sudah meraih enam penghargaan internasional, di antaranya Grand Jury Prize pada Venice International Film Festival, Human Rights Nights Award, dan Busan Cinephile Award untuk film dokumenter terbaik.

Karya Joshua sebelumnya, "Jagal" bahkan lebih menghebohkan karena masuk nominasi film dokumenter panjang terbaik Academy Award 2013 alias ajang Piala Oscar. Karya itu, karena bicara dari sudut pandang pelaku, dianggap terobosan sinematik dalam membicarakan pelanggaran HAM.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo

Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo

Koalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru

Baca Selengkapnya
Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang

Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar, Lima Ditemukan Meninggal Dunia dan 18 Masih Hilang

Pencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.

Baca Selengkapnya
Pendukungnya di Sampang Ditembak Orang Tak Dikenal, Begini Reaksi Prabowo

Pendukungnya di Sampang Ditembak Orang Tak Dikenal, Begini Reaksi Prabowo

Prabowo Subianto prihatin relawannya ditembak oleh orang tidak dikenal.

Baca Selengkapnya
Momen Kehadiran Titiek Soeharto di Acara Syukuran Prabowo Curi Perhatian, Datang Langsung Nyanyi Bareng Sespri Ganteng

Momen Kehadiran Titiek Soeharto di Acara Syukuran Prabowo Curi Perhatian, Datang Langsung Nyanyi Bareng Sespri Ganteng

Sosoknya pun langsung bernyanyi bersama para sespri Prabowo.

Baca Selengkapnya
Kilas Balik Tragedi Bintaro, Tabrakan Kereta Api yang Disebut Mirip Kecelakaan Turangga Bandung

Kilas Balik Tragedi Bintaro, Tabrakan Kereta Api yang Disebut Mirip Kecelakaan Turangga Bandung

Dua lokomotif kereta saling bertabrakan, atau populer juga dengan istilah "adu banteng".

Baca Selengkapnya