Merdeka.com - Kontroversi konvensi untuk merekrut capres dan cawapres partai Demokrat semakin memanas. Tak jarang konvensi ini dicap negatif oleh sebagian pihak. Salah satunya pengamat politik, Yudi Latif.

Dia berpendapat, Demokrat kini sudah kehilangan akal untuk membersihkan citranya. Tak pelak senjata terakhir yang digunakan tinggal mengadakan konvensi.

"Konvensi jajak pendapat ini akhirnya ditentukan dewan pembina. Motifnya cuma untuk kompensasi jebloknya citra Demokrat sehingga seperti rinso mencuci bersih citra Demokrat yang rusak. Ujungnya jelas Demokrat punya kepentingan," kata Yudi di kediaman anggota DPR, Poempida Hidayatulloh, Jakarta, Selasa (16/7).

Lucunya, meski sebagian besar peserta mengetahui tujuan tersebut. Mereka tetap mengikuti konvensi untuk sengaja mencari nama.

"Sudah tahu itu cuma menjebak, dengan senang mereka ikut. Kalau ikut konvensi sudah levelnya presiden nanti di CV (curriculum vitae) tertulis. Tujuannya paling tidak mereka beredar," ujarnya.

Yudi menganggap sebenarnya SBY sudah punya hasil yang dia pegang. Hasil ini tentunya sudah dia putuskan sebelum adanya konvensi Demokrat.

" SBY sudah ada Preferensi. Terlalu kelihatan kalau soal taktik, jagonya SBY tentu tidak akan dibuka," terangnya.