Merdeka.com - Kisruh di internal Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) kian memanas. 26 DPW PPP menyatakan mosi tidak percaya dan meminta agar sang Ketua Umum Suryadharma Ali dipecat melalui Muktamar Luar Biasa (MLB).

Kisruh terjadi karena Suryadharma Ali , Wakil Ketua Majelis Syariah PPP Nur Muhammad Iskandar dan fungsionaris PPP Djan Faridz , menghadiri kampanye Partai Gerindra di Gelora Bung Karno, Minggu 23 Maret lalu.

Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, kisruh tersebut dapat menaikkan nilai tawar PPP di mata Partai Gerindra dan PDIP yang tengah mencari kawan koalisi untuk mengusung capres. Menurutnya, kisruh internal itu dapat menjadi marketing politik bagi PPP .

"Ada beberapa kemungkinan, pertama memang betul ada konflik internal. Kedua, bisa menjadi marketing politik. Bukan tidak mungkin hal itu akan menaikkan harga PPP sendiri. Ada kubu yang merapat ke Jokowi dan SDA ke Prabowo. Minimal Gerindra dan PDIP akan melihat PPP dan PPP punya nilai mahal," kata Yunarto kepada merdeka.com, Rabu (16/4).

Selain itu, ia menilai, dengan adanya isu perpecahan tersebut, PPP mendapat panggung untuk menjadi pemberitaan media. Sebab, jika tak ada isu tersebut, sorotan terhadap PPP tak akan seramai sekarang ini.

Menurutnya, saat ini seluruh parpol tengah gencar-gencarnya berupaya menggandeng parpol lain untuk berkoalisi mengusung capres cawapres di Pilpres 2014. Ia menduga arah pertarungan di Pilpres akan mengerucut antara Jokowi Vs Prabowo.

"Jika ada satu parpol didekati, pasti partai yang lain bereaksi. Secara otomatis kisruh PPP bisa menaikkan 'harga' mereka pada Gerindra dan PDIP ," katanya.