Kisah kasus Century dan kekompakan pimpinan DPR
Merdeka.com - Pimpinan DPR sangat kehilangan Anis Matta. Anis yang didaulat jadi Presiden PKS, harus melepaskan jabatan sebagai wakil ketua DPR.
Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, kekompakan yang terjalin pada lima pimpinan dimulai dari kasus bailout Bank Century.
"Kekompakan berawal dari Century, rahasianya kalau Century itu jadi atau nggak, pimpinan salah satu yang menentukan," kata Pramono saat menghadiri rapat pimpinan di kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (7/2).
Pramono menceritakan, saat itu, Marzuki Alie baru terpilih jadi ketua DPR. Sebagai pemegang jabatan baru, Pramono menjelaskan kalau Marzuki mendapat amanat menyangkut kepentingan Partai Demokrat untuk diamankan, saat itu memang Demokrat getol menolak pembentukan Pansus Century.
"Akhirnya saya dan Pak Anis sekongkol. Ini awal muasal dari Century," kata Pramono disambut tawa peserta Rapim DPR.
Namun, sejak peristiwa itu, kelima pimpinan semakin klop. Bahkan setelahnya, pimpinan DPR semakin mudah memiliki akses berkomunikasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Sejak saat itu, kita jadi akrab seperti keluarga. Banyak undang-undang yang terselesaikan dengan baik oleh kami berlima dengan presiden, seperti BPJS dan OJK," kata Pramono.
Dia berharap, calon pengganti Anas juga memiliki karakter yang sama. Sehingga kekompakan akan terus dipertahankan sampai masa periode berakhir.
"Mudah-mudahan pengganti Pak Anis kompak, tidak perlu bersekongkol," terangnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaGerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca SelengkapnyaMantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Upaya itu dilakukan demi mengamankan penyelenggaraan pesta demokrasi di Benua Etam.
Baca SelengkapnyaTanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.
Baca SelengkapnyaGanjar membeberkan sampai pagi ini, dirinya sama sekali tidak menerima undangan dari KPU RI.
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaPemerintah pusat akan meninggalkan sejumlah aset barang milik negara (BMN) senilai Rp 1.640 triliun di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menekankan pentingnya Undang-Undang Perampasan Aset. Namun, belum ada kejelasan mengenai kelanjutan pembahasan RUU ini di DPR.
Baca Selengkapnya