Ketum Golkar diam-diam temui Jusuf Kalla di Kantor Wapres
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (3/7). Pertemuan tersebut berlangsung tertutup sekitar 1 jam, terhitung pukul 15.00-16.00 WIB.
Usai bertemu JK, Airlangga yang mengenakan batik coklat menolak memberikan keterangan kepada awak media.
Airlangga dengan sigap memasuki mobil dinas yang berplat RI 32. Ketika mobil Airlangga melewati awak media, dia hanya menampakan wajah dan tersenyum.
Sebelumnya ditemui terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menampik akan bertemu Airlangga Hartarto. Pertemuan itu akan membahas masalah partai dan menyampaikan banyak nasihat kepada Airlangga.
JK, sapaan akrabnya, enggan membeberkan nasihat apa akan diberikan untuk Ketum Golkar tersebut. JK juga tutup mulut soal lokasi dan waktu pertemuannya dengan Airlangga.
"Saya kan bekas ketua Golkar, jadi ketemu ketua golkar ya nasihatin," kata JK di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (3/7).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jusuf Kalla berencana untuk bertemu Megawati. Pertemuan itu akan turut membahas hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJK mengingatkan jika bergabung dengan Partai Golkar tidak serta-merta bisa menjadi pengurus apalagi menjadi ketua umum.
Baca Selengkapnya"Ya kan sudah jelas bahwa Golkar akan Munas pada Desember ya, bahwa ada calon, selama calon memenuhi syarat, dia kader Golkar," kata JK
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Politisi senior Golkar ini hanya meminta publik menunggu saja.
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla menjawab terkait dugaan kecurangan pemilu
Baca SelengkapnyaAirlangga menanggapi muncul nama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Agus Gumiwang, hingga Bahlil Lahadalia jadi calon Ketum Golkar.
Baca SelengkapnyaJK mengaku masih menunggu hasil penghitungan suara resmi.
Baca SelengkapnyaMenurut Moeldoko, pandangan JK subjektif dan tidak melihat secara utuh.
Baca Selengkapnya