Ical sedih jika Atut diberhentikan dari Golkar
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical mengaku sedih jika Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah disimpulkan bersalah dalam kasus suap Mahkamah Konstitusi (MK) dan alat Kesehatan di Provinsi Banten. Padahal, Atut saat ini baru berstatus tersangka.
"Sangat menyedihkan kemudian jika kita orang yang belum tentu bersalah, sedang dirundung malang malah diberhentikan, itu tidak baik," kata Ical usai menjadi pembicara dalam Forum Rektor Indonesia se-Jabar Banten bertemakan "Kepemimpinan Indonesia Baru Menyongsong Era Asia", di Kampus Unpad Jatinangor, Sumedang Jawa Barat, Sabtu (21/12).
Ical meminta semua pihak menunggu kepastian hukum, yang di mana saat ini berjalan saja belum. Sejauh ini Ical merasa Atut hanya menjadi bulan-bulanan media massa.
"Ratu Atut saya percaya asas praduga tak bersalah. Adalah menyedihkan bila kemudian masyarakat membiarkan trial by press, ini sedihnya adalah press selalu menghukum orang," ungkapnya.
Dia menyebut tak seharusnya seperti itu. Karena proses peradilan saja belum dijalankan. Apalagi KPK baru saja menahan Atut kemarin.
"Saya kira itu yang tidak boleh. Kita dalam era sekarang percayakan pada hukum, jangan hukum itu jadi tunduk pada demonstrasi, pada pers, hukum itu adalah panglima," tandasnya.
Dia menegaskan belum ada pemecatan untuk orang nomor satu di Provinsi Banten dalam kepartaian. Untuk diketahui saat ini Atut merupakan Wakil Bendahara Umum Partai Golkar.
"Karena kalau Atut belum diputuskan bersalah maka orang itu belum tentu bersalah," tegasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut meminta kepada para petinggi dan pengurus Partai Golkar jangan menciderai keberhasilan Partai Golkar di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaPadahal, RUU Masyarakat Adat sudah dibahas selama 15 tahun terakhir
Baca SelengkapnyaGolkar menyerahkan sepenuhnya kepada presiden terpilih
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaApalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
Baca SelengkapnyaSeluruh kader Partai Golkar diminta untuk taat kepada AD/ART.
Baca SelengkapnyaGolkar akan menanti bagaimana langkah yang akan diambil Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnyamerupakan tokoh senior dan mantan Ketua Umum Partai Golkar yang sosoknya harus dihormati.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca Selengkapnya