Hidayat Nur Wahid: PKS bisa menang pemilu bukan bidah
Merdeka.com - Menjelang Pemilu 2014, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai memanasi mesin politiknya. Salah satunya dengan menggelar Safari Dakwah III PKS.
Safari itu digelar di setiap provinsi. Dan kemarin giliran Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) disambangi pengurus pusat DPP PKS.
Dalam orasinya, Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mau terjun ke tengah masyarakat dan memberi keteladanan. Karena itu, Hidayat menegaskan PKS siap memimpin Indonesia.
"Islam itu diturunkan sebagai rahmatan lil alamiin. Itu artinya juga, PKS harus menjadi rahmatan lil Indunisiyyin (Rahmat bagi Indonesia). Maka, kalau PKS jadi tiga besar, baik itu nomor 3 atau nomor 1, itu bukanlah bidah," kata Hidayat dalam rilis PKS yang diterima merdeka.com, Sabtu (26/1).
Hidayat optimis, PKS bisa sukses dalam Pemilu 2014. "Survei membuktikan, saat ini cuma ada dua parpol yang tak satu pun kadernya terlibat korupsi. Salah satunya adalah PKS," tandas Hidayat.
Sementara itu, Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq menegaskan, PKS tidak akan asal merekrut calon-calon pemimpin. PKS tidak akan merekrut calon pemimpin semata lantaran popularitasnya.
"Yang diperlukan PKS adalah calon-calon pemimpin yang memiliki semangat juang untuk memeratakan keadilan. PKS tidak butuh calon-calon populer tapi cuma menginginkan kekuasaan. No way kalau mereka cuma ingin mendapatkan kursi," tegas Luthfi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.
Baca SelengkapnyaPosisi PKS di pemerintahan bakal diputuskan lewat Musyawarah Majelis Syuro PKS.
Baca SelengkapnyaHasto Sengketa Pilpres di Momen Hari Kartini: Semoga MK Ketuk Palu Emas, Bukan Palu Godam
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemilu 1955 di Indonesia menjadi momen bersejarah yang menandai pelaksanaan pemilihan umum pertama setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Baca SelengkapnyaMuhadjir menduga potensi pelanggaran tersebut berhubungan dengan preferensi ASN terhadap kontestan pilihannya.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaTB Hasanuddin menegaskan, dalam militer saat ini tidak ada istilah pangkat kehormatan lagi.
Baca SelengkapnyaJangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca Selengkapnya