Hasil Muktamar PKB di Surabaya menyatukan 'matahari kembar'
Merdeka.com - Pasca-muktamar di Surabaya, Jawa Timur, pada 31 Agustus kemarin, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki aturan baru. Di PKB tidak ada lagi 'matahari kembar,' yang ada adalah rapat gabungan.
PKB merupakan partai yang didirikan oleh para kiai Nahdlatul Ulama (NU), maka di partai yang didirikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, dikenal adanya dewan tanfidz dan syura (matahari kembar) yang sama-sama memiliki kebijakan dan keputusan.
Saat menghadiri jamuan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Grahadi usai muktamar, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa Muktamar PKB di Surabaya menghasilkan sistem kolektifitas, yang menjadi bagian dari AD/ART baru.
Yang artinya, kata Muhaimin, semua keputusan partai akan diambil berdasarkan rapat gabungan, yang terdiri dari dewan tanfidz dan syura. Sehingga, tidak ada lagi keputusan sendiri-sendiri.
"Misalnya dalam Pilkada. Dewan tanfidz memilih A dan dewan syuro memilih B. Ini akan kita bawa dalam forum yang kita namai rapat gabungan. Sekarang sudah tidak ada keputusan parsial, semua harus dibawa ke rapat gabungan, kalau keputusan parsial, bisa disusupi kepentingan lain yang tidak baik," terang politisi yang akrab disapa Cak Imin itu, Senin (1/9).
Dengan demikian, posisi atau suara Ketua Dewan Syura, yang notabenenya kiai atau ulama, terkesan menjadi kurang terhormat alias sama seperti anggota biasa. Namun, Cak Imin membantah anggapan kalau sistem kolektifitas akan mengurangi posisi terhormat para kiai sepuh.
"Justru dengan sistem kolektifitas ini kiai bisa mendapatkan informasi secara komprehensif. Kalau kiai mengambil sikap sendiri tanpa informasi yang komprehensif, tentu informasinya parsial sehingga bisa ditipu orang lain atau kader yang tidak baik," dalih Cak Imin.
"Kalau keputusan dibawa ke rapat gabungan, semua informasi akan kita selidiki bersama-sama supaya tidak ada kelemahan data dari dewan tanfidz maupun dewan syuro," tegas dia.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaCak Imin Bakal Laporkan Dugaan Kecurangan Pilpres di Kabupaten Batubara Jika Terbukti
Dalam rekaman yang beredar, muncul dugaan penggunaan dana desa untuk menangkan satu paslon.
Baca SelengkapnyaPrabowo Yakin Bisa Menang Satu Putaran usai Lihat Hasil Survei: Kita Tak Boleh Lengah dan Sombong
Prabowo Subianto yakin bisa menang Pilpres 2024 satu putaran setelah melihat beberapa survei.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Temui Buruh, Cak Imin Janji Tidak Ada Undang-Undang Simsalabim Jika Menang Pilpres 2024
Kebijakan diputuskan sesuai dengan aspirasi publik.
Baca SelengkapnyaIstana: Tuduhan Kecurangan Pemilu 2024 Harus Diuji, Agar Tak Jadi Narasi Penggiringan Opini
Istana mempersilakan masyarakat melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) apabila memang ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPatokan Cak Imin: PKB Menang di Jatim, AMIN Menang
Cak Imin ini percaya diri karena selama ini PKB berhasil menang di Jawa Timur setiap pemilu.
Baca SelengkapnyaCak Imin Tegaskan Koalisi Pendukung AMIN Solid Siap Mengajukan Hak Angket Kecurangan Pemilu
Cak Imin tak menjawab kapan hak angket bakal diusulkan secara resmi.
Baca SelengkapnyaCak Imin soal Posisi PKB: Yang Menang Belum Tahu Siapa, Kok Bergabung ke Siapa
Menurutnya, walau suara Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di quick count dan real count, pertarungan belum selesai.
Baca SelengkapnyaCak Imin Kelakar Warga Bekasi Dompet Kempis, PKB: Berlebihan Kalau Dipelintir Jadi Hinaan
Sebagai kontestan Pemilu 2024, kata Adi, Cak Imin tentu ingin menawarkan perubahan.
Baca Selengkapnya