Gerindra Sisir Warga Miskin di Banten, Tak Ingin Ada Bu Yul Lain
Merdeka.com - Partai Gerindra Banten telah membentuk tim guna membantu rakyat miskin terdampak pandemi Corona atau virus Covid-19. Gerindra tak ingin kisah warga Serang, Ibu Yuli, meninggal usai tiga hari diberitakan kelaparan terjadi lagi.
Ketua DPD Gerindra Banten, Desmond J Mahesa tak mau menyalahkan tetangga Ibu Yul yang tidak bergerak membantu. Dia hanya menekankan tak ingin kasus ini terulang.
Desmond telah membagikan ribuan sembako untuk daerah pemilihannya di Banten II meliputi Serang dan Cilegon. Menurut dia, yang harus dilakukan saat ini yakni langkah-langkah konkret agar kejadian tersebut tidak lagi terulang. Dengan begitu tak ada lagi ‘Bu Yuli’ di waktu yang akan datang.
"Saya tidak mau ngomong ini tidak peduli masyarakat sekitarnya atau pemerintah ya, untuk nyalahin ini. Tapi saya sebagai wakil masyarakat Banten lebih kepada berbuat. Jangan sampai lagi terulang ada orang-orang susah,” kata Desmond saat dihubungi merdeka.com, Selasa (21/4).
Sejauh ini, Gerindra telah mengerahkan perangkat partai hingga tingkat ranting untuk melakukan penyisiran dan pendataan masyarakat yang menderita sebagai imbas pandemi Covid-19.
Untuk itulah saya mengerahkan semua pengurus partai untuk mendeteksi orang-orang seperti almarhum Bu Yul.
“Saya lebih pada kedepannya apa yang harus dilakukan dan semakin kita awasi betul. Jangan sampai peristiwa ini terulang lagi,” tambah Desmond lagi.
“Ranting-ranting kami (Gerindra) kan ada di tengah-tengah masyarakat. Nah itu yang kami gerakkan untuk melakukan (pendataan), orang ini suaminya di-PHK sekian lama, orang ini sampai listrik ada yang tidak bayar karena token. Ini yang kami lakukan,” jelas Desmond.
Saat ini proses penyisiran dan pendataan masih terus dilakukan. Dia pun meminta perhatian pemerintah dan kerjasama anggota masyarakat. “Kami jalan terus ini. Jadi apakah akan nambah atau tidak, makanya kita berharap jadi prihatin bersama, masyarakat sekitarnya, pemerintah,” lanjut dia.
Nantinya bantuan, yang disalurkan berupa paket sembako. Sembako, kata dia, merupakan hal yang paling dibutuhkan masyarakat ketika penghasilan mereka tergerus akibat tidak bisa bekerja setelah merebaknya Covid-19.
“Karena kalau tukang ojek orang tidak ada kegiatan dia di rumah. Berarti ada 50-60 persen pendapatan dia kurang. Berarti bagi mereka kalau kita kirim beras, gula, minyak, dan macam-macam, itu kan berarti. Ada tambahan tergantung kebijakan dari pemantau di lapangan. Kita punya tim kok. Kalau anak ini (butuh) susu, kita akan perhatikan ini. Kami lagi bergerak agar peristiwa ini tidak terulang lagi,” tandasnya.
Kisah Bu Yul
Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten sempat ramai diberitakan tidak makan dua hari dan hanya minum air galon karena imbas dari sulitnya perekonomian di tengah pandemi corona dikabarkan meninggal dunia, Senin (20/4).
Camat Serang, Tb. Yassin membenarkan kabar tersebut. Dia mengatakan, Yuli dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WIB. "Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujarnya.
Yasin mengaku belum tahu pasti penyebab meninggalnya salah satu warga Kota Serang tersebut. Namun dia mendapatkan informasi, Yuli meninggal saat akan dibawa menuju Puskesmas Singandaru.
Diduga Serangan Jantung
Sementara itu, Juru bicara gugus tugas Covid 19 Kota Serang W Hari Pamungkas mengatakan penyebab meninggalnya Yuli karena diduga serangan jantung, bukan kelaparan.
"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," katanya, Senin, (20/04).
Hari mengungkapkan, dari laporan yang diterima pihaknya dari pemerintah setempat, almarhum berasal dari keluarga yang mampu dan bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Kesehariannya dari laporan aparat wilayah setempat berasal dari keluarga mampu semuanya, artinya untuk beli rokok sama nasi tuh masih sanggup," ujarnya.
Hari mengatakan bahwa keluarga almarhum masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kota Serang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sudah memberikan bantuan sembako pada tanggal 18 April 2020, Sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah Kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," katanya.
Minum Air Galon Isi Ulang
Sebelumnya, Ibu Yuli kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, ia bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang.
"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).
Ia mengaku sempat mengadu kepada Rukun Tetangga (RT) setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum menerima ada bantuan.
"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkapnya.
Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu.
"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.
Sebelum ada virus Corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena dirumahkan pihak perusahaan.
"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," tuturnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bikin Onar di Jalan, Ratusan Pesilat Lamongan Menangis Sesenggukan di Kantor Polisi
Pesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca SelengkapnyaTerduga Pemerkosa Gadis Keterbelakangan Mental hingga Hamil di Banyuasin Bertambah Jadi 10 Orang
Terduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaTinggalkan Hidup Enak di Istana, Ini Sosok Mbah Demang Keturunan Raja Bangkalan yang Memilih Jadi Warga Biasa
Dalam pengasingannya, ia berusaha menyembuyikan jati dirinya sebagai bangsawan.
Baca SelengkapnyaDi Sulteng, Jokowi Apresiasi Gebrakan Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca Selengkapnya