Gerindra Beri Rapor Merah Pemerintahan Jokowi di Bidang Hukum, HAM dan Terorisme
Merdeka.com - Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman memberikan catatan kritis kepada Pemerintahan Jokowi terkait penegakan hukum, HAM, terorisme dan pemberantasan korupsi. Salah satu hal yang paling disoroti olehnya adalah azas persamaan hukum bagi masyarakat.
Habiburokhman mencontohkan kasus perkara ujaran kebencian yang menjerat Asma Dewi dan perlakuan penegak hukum terhadap kasus penistaan agama yang melibatkan politikus Partai NasDem, Viktor Laiskodat.
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi koalisi bicara tentang Pembahasan Materi Debat Pertama HAM, Terorisme, Korupsi dan Hukum bertema 'Kalo Bersih Kenapa Risih' di Media Center Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Selasa (8/1).
"Ibu Asma Dewi ini ada konpres terkait dengan saracen kemudian dibilang sejumlah uang transfer dengan saracen pada akhirnya divonis yang seolah dipaksakan. Sisi lain kasus Viktor Laiskodat sampai sekarang tidak ada progresnya," ujarnya.
"Apakah benar hukum itu hanya tajam kepada orang yang mengkritik kekuasaan dan tumpul kepada orang yang baik dengan kekuasaan," ucap Habiburokhman.
Bukan cuma itu, dirinya kembali mengingatkan kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan yang hingga kini belum terungkap. Faktor tersebut juga mempengaruhi indeks persepsi korupsi di era Jokowi yang cenderung tak ada peningkatan.
Gerindra juga menyoroti masalah radikalisme dan terorisme yang tak kunjung hilang di Indonesia. Menurut Habiburokhman hal tersebut semakin membuat rezim ini mendapat penilaian buruk dari masyarakat.
"Jadi pada persoalan tersebut, hukum, HAM, Tipikor dan Terorisme rapotnya Pak Jokowi menurut saya merah. Membahas persoalan yang rapornya merah pasti akan menjadi beban moral bagi beliau. Petahana dalam kampanye itu tidak hanya berhadapan dengan lawan politiknya tetapi juga dengan kinerjanya sendiri. Jadi wajar kalau kubu sebelah agak gelagapan di bidang yang ini," pungkas Habiburokhman.
Diskusi juga dihadiri Politisi Partai Demokrat Benny Kabur Harman, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Jamil, dan Politisi Partai Berkarya Vasco Rusmeiny.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?
Anies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca SelengkapnyaGerindra: Lebih Penting Hak Sopir Angkot daripada Hak Angket Pemilu
Kamrussamad menyindir kepada politikus yang tidak siap kalah bereaksi dengan mendorong hak angket.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Dilaporkan ke Bawaslu usai Serang Prabowo soal Lahan 340 Ribu Hektare di Debat Capres
Anies dilaporkan atas dugaan menyerang pribadi Prabowo Subianto terkait lahan HGU 340 ribu hektare
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gerindra Klaim Hubugan Prabowo-Megawati Baik, Kapan Segera Bertemu?
Habiburokhman mengklaim hubungan Prabowo-Megawati baik seperti pilpres lalu saat Prabowo melawan Jokowi yang didukung PDIP
Baca SelengkapnyaMenko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan
Anies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaIni Harapan Anies Baswedan Terhadap Pelaku Pengancaman Pembunuhan Dirinya
Peristiwa ini mengajarkan semua pihak agar lebih bijak dalam menyampaikan pendapat.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Kaget Dengar Kabar AHY akan Dilantik Jadi Menteri ATR/BPN Besok
Gerindra menyambut baik apa yang sudah diputuskan Presiden Jokowi dalam mengangkat siapapun menjadi menteri.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Kritik Penghargaan Jenderal Bintang 4 Prabowo: Sulit Dibantah Dukungan Jokowi di Pilpres 2024
Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud Jaleswari Pramodhawardani menyoroti penghargaan pangkat Jenderal 4 untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaWarga Bawa Spanduk Ditangkap saat Jokowi Kunjungan Gunungkidul, Hasto: Kami Tunggu Respons Bapak
Hasto sangat menyesalkan intimidasi yang dilakukan oknum aparat terhadap kader PDIP, pada tingkatan yang paling bawah.
Baca Selengkapnya