Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gerilya koalisi Merah Putih, bangun barisan oposisi di parlemen

Gerilya koalisi Merah Putih, bangun barisan oposisi di parlemen Koalisi Merah Putih bertemu SBY. ©rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Pertarungan antara Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK rupanya tak hanya di Pilpres 2014. Sengitnya persaingan kedua kubu ini bahkan sampai ke parlemen untuk mendukung atau jadi penyeimbang pemerintahan ke depan.

Sejak awal pilpres kubu Prabowo-Hatta merangkul sebanyak-banyaknya parpol untuk bergabung memenangkan pasangan nomor urut 1 di pilpres kemarin. Beda dengan kubu Jokowi-JK yang menyatakan hanya akan berkoalisi ramping, tak butuh banyak partai.

Pilpres pun telah usai, Jokowi-JK dengan koalisi rampingnya yakni PDIP, PKB, NasDem dan Hanura berhasil menang. Namun Prabowo-Hatta yang didukung koalisi besar yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PPP dan PKS di malah kalah.

Akan tetapi, Jokowi-JK merasa butuh tambahan parpol untuk mendukung pemerintahannya di parlemen. Berbagai upaya, rayuan dilakukan kepada parpol Prabowo-Hatta yang biasa dikenal dengan koalisi Merah Putih.

Mereka tak bergeming, Golkar, Demokrat, PPP bahkan PAN yang sempat diragukan loyalitasnya hingga kini masih setia berada di koalisi Merah Putih. Bahkan kemarin (2/9), Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang koalisi Merah Putih ke Cikeas dan mengapresiasi sikap mereka yang konsisten menjadi penyeimbang di parlemen.

Tidak hanya itu, bahkan koalisi Merah Putih sempat merayu PKB untuk bergabung di saat ada silang pendapat antara Jokowi dan partai pimpinan Muhaimin Iskandar soal menteri harus tinggalkan jabatan parpol.

Berikut cerita koalisi Merah Putih gerilya bangun barisan oposisi di parlemen:

Deklarasi koalisi Permanen di parlemen

Sehari sebelum Pilpres 2014 digelar, tepatnya 8 Juli parpol koalisi pendukung Prabowo-Hatta melakukan deklarasi koalisi permanen di parlemen. Momentum deklarasi ini juga diambil setelah DPR mengesahkan Revisi UU MD3 dengan segala kontroversinya.Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PPP dan PKS berkomitmen akan koalisi permanen di DPR hingga 2019 apapun yang terjadi dari hasil pilpres yang terjadi pada 9 Juli kala itu. Sejumlah visi dan misi koalisi permanen pun dibangun, disusun dan ditandatangani oleh seluruh ketua fraksi parpol yang hadir saat itu.Namun setelah Prabowo-Hatta dinyatakan kalah di pilpres, Demokrat dan Golkar paling santer terdengar dikabarkan goyah dan akan menyeberang ke Jokowi-JK. Akan tetapi hingga putusan MK keluar, koalisi ini tetap komitmen bersama.

Tantowi rayu PKB gabung koalisi Merah Putih

Pernyataan Jokowi yang ingin menteri lepas jabatan parpol membuat gejolak di internal koalisi Jokowi-JK. PKB paling ngotot dan menentang niatan itu, karena posisi Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dinilai masih layak jadi ketua umum sekaligus menteri.Melihat fenomena itu, koalisi Merah Putih mencoba memanfaatkan peluang. Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya mengaku siap menampung jika PKB ingin mengalihkan dukungannya dan gabung ke koalisi Merah Putih."Koalisi permanen Merah Putih dibangun atas dasar kesamaan tujuan dari parpol-parpol yang tergabung di koalisi yaitu memperkuat sistem presidensial kita," kata Tantowi dalam pesan singkat, Selasa (19/8).Tantowi bahkan menyindir koalisi Jokowi - JK yang selalu mendengungkan tanpa syarat. Menurut dia, koalisi Prabowo - Hatta juga tanpa syarat. "Di Merah Putih juga tanpa syarat. Dari sebelum pilpres, parpol-parpol yang tergabung di Merah Putih tidak pernah membicarakan jatah menteri," tutur dia.Wasekjen Golkar ini menyatakan sangat membuka pintu bagi PKB jika ingin bergabung dengan koalisi merah putih. Dia yakin koalisi Prabowo-Hatta akan semakin solid dan kuat jika PKB bergabung."Tapi kalau PKB mau gabung, saya yakin Pak Prabowo dan ARB sebagai pimpinan parpol koalisi Merah Putih akan senang menerima. Koalisi ini akan semakin kuat," tegas Tantowi.

Ical buka pintu jika PDIP gabung koalisi Merah Putih

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical mengaku belum ada tawaran dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) untuk meminta partainya bergabung di pemerintahan. Malahan, Ical menawarkan PDIP untuk bergabung ke koalisi Merah Putih."Saya mewakili koalisi Merah Putih, kalau PDIP mau melamar ke koalisi Merah Putih kami terima," ujar Ical usai mengumpulkan 30 DPD I Golkar di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/8).Ical pun menegaskan kalau Golkar akan tetap setia bersama Prabowo Subianto. "Golkar sudah pasti di Merah Putih," ucapnya.

SBY bertemu koalisi Merah Putih

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang koalisi Merah Putih ke kediamannya di Puri Cikeas, Bogor. SBY mengapresiasi komitmen koalisi pendukung Prabowo-Hatta ini untuk menjadi penyeimbang di parlemen.Menurut Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad, pertemuan Merah Putih dan SBY untuk membahas perihal kerjasama dengan Demokrat dan merayu agar partai pimpinan SBY itu tak gabung dengan Jokowi-JK."Untuk bahas kerja sama dengan Partai Demokrat, dan biar Demokrat tidak perlu ke Koalisi Indonesia Hebat (Jokowi-JK)," kata Fadel.Usai pertemuan itu, Ketua Harian Demokrat Syarief Hasan pun menegaskan bahwa partainya bakal menjadi penyeimbang di parlemen bersama koalisi Merah Putih. Bahkan, secara terang-terangan dia menyebut bahwa Demokrat tidak akan berada di pemerintahan Jokowi-JK."Yang jelas Partai Demokrat kan partai penyeimbang. Kalau teman-teman di Koalisi Merah Putih katakan partai penyeimbang ya bagus, intinya begitu," ujar Syarief di Kediaman SBY, Puri Cikeas, Bogor, Selasa (2/9).Syarief menolak ketika ditanya apakah Demokrat sudah menjadi bagian dari Koalisi Merah Putih. Secara gamblang, ia menyebut seluruh mitra koalisi merupakan bagian dari partai berlambang mercy tersebut."Justru mereka bagian dari Partai Demokrat. Terbalik karena yang pertama katakan penyeimbang itu kan Partai Demokrat," katanya lantas tertawa.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi

Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi

AHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Gerindra Sebut Politik ‘Merangkul’ Prabowo Mulai Dijalankan, Buka Komunikasi ke 01 dan 03

Gerindra Sebut Politik ‘Merangkul’ Prabowo Mulai Dijalankan, Buka Komunikasi ke 01 dan 03

Komunikasi nanti bakal dilakukan kepada para ketua umum partai politik pengusung 01 dan 03.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini Jagoan Gerindra Buat Pilkada DKI Jakarta 2024

Ini Jagoan Gerindra Buat Pilkada DKI Jakarta 2024

Sejumlah partai politik mulai memunculkan nama-nama yang digadang-gadang maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya
Jelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi

Jelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi

Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.

Baca Selengkapnya
Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar

Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya
Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi

Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi

AHY menilai, banyak keterbatasan saat partainya berada di luar pemerintah atau oposisi.

Baca Selengkapnya