Franz Magnis: Indonesia tak butuh pemimpin sekadar populer
Merdeka.com - Direktur Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis Suseno menilai pemimpin yang populer belum tentu dapat menyelamatkan bangsa. Karena bangsa ini memiliki banyak permasalahan dari ekonomi, politik hingga keamanan negara. Bahkan, keinginan baik untuk menjadi pemimpin dirasa tidak cukup untuk menjadi pemimpin bangsa ini.
"Keinginan baik tidak cukup, popularitas juga tidak cukup. Popularitas itu tidak menunjukkan memiliki substansi artinya kemampuan memberikan harapan," ujarnya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara kepada merdeka.com, Jumat (21/3).
"Bangsa Indonesia tidak memerlukan seseorang yang populer, tapi memerlukan seseorang yang memberikan kesejahteraan, keamanan, kemajuan ekonomi," tambahnya.
Franz juga menyayangkan pemimpin yang mendeklarasikan diri menjadi calon presiden tetapi belum memiliki visi dan misi. Sebab di zaman yang serba canggih dan penuh tantangan ini, visi dan misi menjadi salah satu barometer bagi rakyat.
"Bagaimana dia mau memimpin kalau dia tidak punya visi dan misi. Karena pemimpin yang tidak memiliki visi dan misi tidak akan memadai di tahun 2014," tegasnya.
Ia menyarankan kepada seluruh para calon presiden yang akan bersaing di Pemilihan Presiden 2014, untuk menyampaikan program-program mereka. Karena seluruh rakyat Indonesia berhak tau mengenai hal tersebut.
"Saya menuntut semua capres untuk keluar dengan program yang menunjukkan kira-kira mengatasi masalah bangsa. Kita berhak mengatasinya. Kita pilih presiden untuk menyelamatkan bangsa. Di salah satu pihak menyelamatkan dengan mengatasi ancaman dan tantangan," ujarnya.
Selain itu, seorang pemimpin harus mewujudkan janji-janjinya. "Kata seorang politisi juga harus bisa dipegang seperti janji dan komitmen. Tapi juga situasi berubah maka semua bisa berubah," terangnya.
Namun Franz mengingatkan, rakyat mungkin tidak akan mau tahu mengenai adanya perubahan situasi. "Tapi kesan pada rakyat berbeda. Mereka terlihat seakan-akan mendapatkan kesan menggunakan janji untuk mendapatkan kekuasaan," ungkapnya.
Sebagai contoh, Franz menilai langkah yang diambil oleh Joko Widodo (Jokowi) mendeklarasikan diri menjadi bakal calon presiden dari PDI-Perjuangan masih belum tepat. Karena tidak ada program yang diusungnya.
"Saya menilai Jokowi tidak cukup dengan mendeklarasikannya. Karena saya ingin tahu beberapa program yang hebat dari dia dalam beberapa bidang yang canggih," tegasnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Franz Magnis Suseno dihadirkan sebagai ahli oleh pasangan Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Mahkamah Konstitusi, Selasa 2 April 2024.
Baca SelengkapnyaDua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca SelengkapnyaMa’ruf berharap agar Pemilu ini menghasilkan para pemimpin yang mampu membawa bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024
Baca SelengkapnyaIwan berujar pasangan Capres nomor urut 3 itu diyakini bisa membawa aspirasi para petani kala memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan pemilihan presiden pada 14 Februari 2024 mendatang bukan sekadar menjadikan Ganjar-Mahfud sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, rakyat Indonesia bakal memilih calon pemimpin bangsa sesuai pilihan dan hati
Baca Selengkapnya