Merdeka.com - Pengumuman struktur Kabinet Jokowi-JK Senin (15/9) lalu ditanggapi beragam oleh sejumlah kalangan. Pro maupun kontra hingga saat ini masih terus bergulir. Salah satu yang menjadi sorotan di antaranya adalah pembentukan kementerian pendidikan tinggi dan riset teknologi.

Forum Rektor Indonesia (FRI) menyambut gembira rencana Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) tersebut. FRI menilai keberadaan kementerian tersebut akan menciptakan sinergi yang lebih baik antara perguruan tinggi, lembaga-lembaga riset negara, dan dunia usaha.

"Pembentukan kementerian baru ini akan meningkatkan budaya akademik di perguruan tinggi," ujar Ketua FRI, Ravik Karsidi ketika ditemui seusai membuka Seminar E-Learning: Regulasi, Pengelolaan, Tren Teknologi Terkini Menuju Kampus Digital di Kota Solo, Rabu (17/9).

Menurut Ravik, sebelumnya FRI pernah mengusulkan pembentukan kementerian itu pada acara pertemuan tahunan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada 30 Januari 2014 lalu.

"Januari lalu kami mengusulkan agar ada kementerian ini, agar kegiatan penelitian di lingkungan perguruan tinggi dan lembaga riset bisa optimal," katanya.

Ravik mengaku sangat gembira gagasan FRI tersebut akhirnya diakomodasi oleh presiden terpilih, Jokowi. "FRI siap membantu memberikan masukan-masukan menyangkut manajemen dan struktur pada kementerian baru tersebut," ucapnya.

Dia menekankan pihaknya tidak akan mengusulkan siapa yang harus jadi menterinya nanti. Kementerian yang membidangi perguruan tinggi dan riset teknologi, lanjut Ravik, sebetulnya bukan barang baru bagi Indonesia. Pada era tahun 60-an sudah ada Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP).

Negara-negara seperti Jepang, Singapura, dan Jerman juga melakukannya. Tinggal para menteri mendatang yang akan mengimplementasikannya. "Ini menjadi tugas menteri yang akan datang," pungkasnya.