Dua senjata ini sering dipakai warga Sulteng saat perang
Merdeka.com - Ada dua senjata rakitan yang kerap digunakan warga saat berperang dengan warga lainnya. Meski sederhana dua senjata ini cukup membuat luka mengerikan.
Senjata pertama disebut "Dum Dum". Bentuknya seperti pistol dengan lubang yang lebih besar dan ukuran beragam.
"Bahan bakarnya itu pentol korek ditumbuk terus ditambahkan paku, besi, sekrup. Nanti untuk nembak mereka sulut pakai api," kata Kapolres Sigi AKBP Noorhudaya di Polres Sigi, Sulteng, Selasa (15/4).
Tak tanggung-tanggung senjata ini bisa mencapai jangkauan 50 meter dan menyebar. "Lukanya bisa enggak berbentuk," tambah dia.
Senjata lainnya yang tak kalah mengerikan adalah panah ambon. Senjatanya panjang dengan peluru yang menarik dengan buntut tali rafia. Peluru di senjata ini, ujungnya punya kait dari besi. Pengoperasiannya hanya dengan melontarkan peluru dengan melilitkan kait peluru ke karet di senjata.
"Kalau kena peluru ini susah dicabutnya, harus dioperasi. Karena di ujungnya ada kait jadi menancap kita bingung juga cabutnya," ujarnya.
Polres Sigi telah menghancurkan ratusan dua jenis senjata ini. Senjata tersebut disita dari berbagai tempat lokasi perselisihan warga di daerah Sigi.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.
Baca SelengkapnyaSeorang pria dan dua anaknya tega membunuh seorang wanita tua HA (62) di Kedaton, Ogan Komering Ulu. Pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa lahan.
Baca SelengkapnyaPolisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab jerawat punggung dan cara mencegahnya yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaCak Imin berharap agar Tim Hukum Nasional (THN) AMIN bisa sukses dalam sidang sengketa tersebut.
Baca SelengkapnyaMerayakan ulang tahun tak harus dengan perayaan mewah, tetapi juga bisa dengan cara sederhana dan membekas.
Baca SelengkapnyaSurat suara bukan hanya secarik kertas, melainkan sebuah instrumen demokratis yang menggambarkan kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaEmpet-empetan biasa dimainkan anak-anak para petani di tatar Sunda.
Baca SelengkapnyaKata sindiran halus namun menohok menjadi salah satu cara mengungkapkan rasa tak suka secara tidak langsung pada seseorang yang menjengkelkan.
Baca Selengkapnya