DPR Usul Sanksi Pengguguran agar Calon Kepala Daerah Tertib Protokol Kesehatan
Merdeka.com - Anggota Komisi II DPR, Mardani Ali Sera mendorong adanya sanksi pengguguran untuk pasangan calon Pilkada 2020 bila melanggar protokol kesehatan. Menurutnya, sanksi pengguguran paling efektif untuk membuat paslon tertib dibanding sanksi peringatan dan tertulis.
"Kalau tidak ada sanksi yang kepada paslon, misal sanksi pengguguran, kalau melanggar, sampai sekarang tidak ada sanksi pengguguran, misal ada sanksi tertulis ada sanksi peringatan padahal kita bermain dengan nyawa, cara paling efektif mengendalikan syahwat paslon agar tim juga rapih, pengguguran," ujarnya dalam diskusi virtual Pilkada di Tengah Pandemi, Sabtu (26/9).
Harusnya, kata dia, bagi paslon yang melanggar protokol kesehatan sekali saja langsung digugurkan. Menurutnya, ketentuan sanksi yang ada sekarang belum cukup keras dan tegas untuk membuat paslon di Pilkada taat protokol kesehatan.
"Dan kita harus memahami psikologi orang Pilkada itu kayak mengeluarkan seluruh sumber daya," ucapnya.
Politikus PKS itu menambahkan, para paslon di Pilkada akan memanfaatkan peluang saat kampanye semaksimal mungkin untuk menang. Sehingga, jika aturannya tidak tegas, mereka akan tetap bandel.
"Jadi do or die, jadi atau mati. Jadi betul-betul peluang dia mengambil (kesempatan), mata gelap, apapun di tabrak, ini cuma kartu kuning kok, gak kartu merah, yang penting menang. Nah itu berbahaya sekali," pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sakit Paru-Paru yang diderita Muhyani kembali kambuh. Dia batuk tak henti-henti.
Baca SelengkapnyaBangun kesiangan adalah kebiasaan buruk. Bukan hanya tentang kedisiplinan, tapi juga berpengaruh pada kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaSebanyak 134 prajurit jalani pelatihan selama 7 bulan
Baca SelengkapnyaGaya hidup yang kita miliki sehari-hari bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Hal ini termasuk dalam kesehatan mata.
Baca SelengkapnyaDi tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca SelengkapnyaPemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca Selengkapnya