Ditanya Apa Kontribusinya untuk Milenial Solo, Ini Jawaban Gibran saat Debat
Merdeka.com - Dua Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Bagyo Wahyono berdebat soal pembangunan milenial di kota Solo. Hal itu terjadi saat Bagyo menanyakan kepada Gibran dalam sesi tanya jawab.
Bagyo menanyakan kepada Gibran apa kontribusinya terhadap milenial di kota Solo sebelum terjun ke politik. Menurutnya, selama ini jargon Gibran menyuarakan generasi muda.
"Mas Gibran saya mau tanya jenengan itu selalu kan jargonnya milenial, apa yang pernah jenengan lakukan untuk pembangunan di Kota Solo ini untuk milenial," katanya dalam debat Pilwalkot Solo secara yang disiarkan melalui televisi, Jumat (6/11).
Gibran langsung menjawab pertanyaan Bagyo. Jika terpilih, putra Presiden Jokowi ini bakal menjalankan program Crative Hub untuk memberdayakan anak muda. Di situ, anak-anak muda akan terkoneksi untuk mencurahkan kreativitasnya.
"Ini kan kita sedang menghadapi era industri 4.0 dan juga menghadapi era disrupsi, ini nanti ke depan kita akan membangun yang namanya Creative Hub, jadi nanti disitu berkumpulnya ana anak kreatif bisa mencurahkan ide-ide kreativitasnya, nanti kita akan menyediakan hard skill menyediakan alat seperti sablon, alat obras, mungkin mesin jahit, mungkin nanti ada 3D printing," tuturnya.
Selain itu, Gibran akan melatih soft skill. Seperti marketing, branding dan bagaimana caranya mendapatkan perizinan.
"Saya yakin anak-anak muda solo potensial semua dan mampu membuat ekosistem bisnis yang dikomandoi anak anak muda, bukan milenial saja, tapi Gen Z pak," terangnya.
Bagyo Wahyono terlihat tidak tertarik dengan jawaban Gibran. Sebab, dia mempertanyakan apa yang dilakukan Gibran sebelum terjun ke politik. Bukan rencana bila nanti terpilih memimpin Solo.
"Itu nanti apa yang sudah? maksud saya yang sebelum (Pilwalkot) ini apa yang pernah Mas Gibran lakukan sebelum ini, bukan nanti ya," ujar dia.
Gibran kembali menanggapi Bagyo dengan cepat. Dengan nada tegas, politisi PDIP ini menegaskan kontribusinya menjadi pengusaha sejak muda. Di situ, dia bisa membuka lapangan kerja untuk anak muda.
"Yang sebelum ini saya kan mulai usaha dari umur 23 tahun pak, mungkin di media taunya saya cuma jualan martabak pak, tapi saya ini punya bisnis bisnis lain pak, jadi saya selama ini kalau mau dihitung ya pegawai saya udah banyak sekali pak," ungkapnya.
"Itu salah satu sumbangsih saya untuk bangsa ini pak, jadi sekarang saya nyemplung ke politik untuk saya bisa bermanfaat untuk orang yang lebih buanyak lagi pak," tambah dia.
Gibran lalu kembali menyinggung gagasannya soal Crative Hub dan menceritakan pengalamannya saat berpartisipasi di acara akademi Instagram. Menurutnya, hal itu sangat memacu milenial untuk meningkatkan rasa kewirausahaan dan memulai usaha dari nol.
"Memulai usaha dengan modal smartphone dan akun sosial media, ya mungkin kontribusi saya belum banyak pak tapi insyaallah ke depan saya bisa lebih lagi, mohon doanya," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kritikan berdatangan untuk Gibran Rakabuming Raka dalam aksinya di Debat ke-4 Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaKedatangan Gibran ke Maluku didampingi istri dan publik figur seperti Raffi Ahmad, Marcello Tahitoe dan Awkarin.
Baca SelengkapnyaGibran menilai banyak potensi yang ada di daerah berjuluk Parijs van Java tersebut bisa ditingkatkan dalam skala yang lebih luas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
“Ya masih banyak yang perlu diselesaikan. Ya pembangunan pembangunan fisik, tapi kebanyakan sudah selesai di tahun ini,” ujar Gibran
Baca SelengkapnyaGibran Rakabuming Raka tidak memenuhi panggilan Bawaslu terkait
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo ini juga meminta agar para pendukungnya tidak membalas fitnah yang ditudukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaKaesang sempat menyinggung pihak yang meremehkan kemampuan Gibran untuk ikut debat.
Baca SelengkapnyaMendengar Gibran keceplosan mengungkap materi debat cawapres, sejumlah peserta rapat ikut tertawa dan memberi tepuk tangan.
Baca SelengkapnyaGibran mengatakan pembangunan Indonesia ke depannya tidak boleh lagi Jawa sentris.
Baca Selengkapnya