Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Din Syamsuddin anggap partai Islam dulu tiarap dan pingsan

Din Syamsuddin anggap partai Islam dulu tiarap dan pingsan Din Syamsuddin. ©2014 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Usai pemilihan umum legislatif digelar, berembus wacana pendirian koalisi partai-partai berbasis massa Islam. Hal itu adalah sebagai bentuk reaksi dari melejitnya kekuatan politik nasionalis dalam kompetisi politik itu, dan partai-partai berbasis massa Islam justru terpuruk.

Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin , wacana koalisi partai-partai Islam adalah wujud bangkitnya politik aliran. "Politik aliran mulai bangkit. Tadinya cuma tiarap. Pingsan. Sekarang sudah siuman karena ada faktor dorongan dari luar. Utamanya kemenangan kekuatan modal dalam pemilu. Adanya The power of money," kata Din dalam acara diskusi di kawasan Jalan Mahakam, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4).

Sementara itu, politikus Partai Golkar dan Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama Slamet Effendi Yusuf menyatakan reaksi partai-partai Islam yang berwacana guna membentuk koalisi Islam bukan hal buruk. Sebab menurut dia, jika partai berbasis massa Islam macam Partai Persatuan Pembangunan , Partai Keadilan Sejahtera , Partai Kebangkitan Bangsa , dan Partai Amanat Nasional menunjukkan masih ada suatu kekuatan politik tersembunyi.

"Orang punya kesadaran berpolitik dan itu bukan sesuatu yang jelek. Karena orang Islam yang plural menyadari kekuatan kapital dalam praktik politik sangat besar. Tapi masih ada kekuatan berbasis komunitas Islam," kata Effendy.

Menurut Effendy, isu-isu tentang campur tangan asing, keterlibatan kaum pemodal, dan skenario global tentang politik Indonesia itu merasuk ke lingkungan umat Islam dan menjadi pemicu adanya reaksi keinginan bersatu dari partai Islam guna melindungi kepentingan bangsa dan umat. Maka dari itu, lanjut dia, mestinya ada pemetaan ulang terhadap kekuatan politik umat Islam yang sebaiknya tidak lagi dianggap cuma pelengkap.

"Kalau umat Islam sudah berpolitik dan mengusung nilai-nilai Pancasila, maka tidak ada lagi alasan pihak lain buat menuduh mereka akan memberontak, mendirikan negara Islam, dan lain sebagainya. Karena nilai-nilai primordial bukan nilai khas milik orang Islam. Kelompok-kelompok lain juga," ujar Effendy.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Temui Buruh, Cak Imin Janji Tidak Ada Undang-Undang Simsalabim Jika Menang Pilpres 2024

Temui Buruh, Cak Imin Janji Tidak Ada Undang-Undang Simsalabim Jika Menang Pilpres 2024

Kebijakan diputuskan sesuai dengan aspirasi publik.

Baca Selengkapnya
Sudirman Said: Semua Cara Perlu Ditempuh Buktikan Kecurangan Pemilu 2024

Sudirman Said: Semua Cara Perlu Ditempuh Buktikan Kecurangan Pemilu 2024

Timnas AMIN dipastikan membawa dugaan kecurangan Pemilu 2024 ke jalur hukum.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.

Baca Selengkapnya
Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional

Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional

Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.

Baca Selengkapnya
Masa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah

Masa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah

Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!

Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!

Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.

Baca Selengkapnya