Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demokrat: PDIP sedang panik, makanya jangan arogan

Demokrat: PDIP sedang panik, makanya jangan arogan Ramadhan Pohan diperiksa KPK. ©2013 Merdeka.com/M. Luthfi Rahman

Merdeka.com - Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menegaskan tidak ada niat sedikitpun partainya untuk mendukung Jokowi - JK . Menurut dia, Demokrat akan tetap bersama Prabowo - Hatta meskipun hasil pilpres menyatakan Jokowi-JK yang menang.

"Tak ada terbesit apapun kami meloncat ke Jokowi . Ini tak pernah dibahas. Memang tak ada jalan kami berubah haluan. Untuk apa?" kata Ramadhan dalam pesan singkat, Kamis (17/7).

Dia menilai, PDIP sedang panik karena koalisinya minoritas di parlemen jika Jokowi-JK menang. Apalagi, ada UU MD3 yang mengatakan pemenang pemilu tidak otomatis mendapat jatah pimpinan DPR.

"Kayaknya PDIP lagi panik saja. Dulu terlalu arogan bilang tak butuh koalisi, cukup dua atau tiga saja. Sekarang mereka ketar-ketir. Apalagi sejak koalisi PDIP tumbang di MD3 Paripurna DPR RI lalu. Mereka khawatir, jika nanti Jokowi menang Presiden, pemerintahan PDIP lemah dan rapuh," tegas dia.

Karena itu, dia meminta agar PDIP tidak arogan. Sebab dia melihat selama ini partai pimpinan Megawati Soekarnoputri sombong tak mau koalisi.

"Itulah politik. Janganlah pernah arogan, sombong dan tak respek pada pihak-pihak lain. Kini mereka kena batunya," pungkasnya.

Sebelumnya, politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mencibir koalisi permanen yang dibentuk oleh Kubu Prabowo-Hatta. Dia yakin, banyak parpol yang bakal merapat ke Kubu Jokowi-JK dan hanya menyisakan Gerindra sebagai oposisi kelak.

Eva mengatakan, gelagat Demokrat akan merapat sudah terlihat. Contohnya, kata dia, orang dekat Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ruhut Sitompul sudah ada di kubunya.

"Demokrat sudah merapat, contohnya Ruhut," kata Eva.

Dalam politik menurut Eva tidak ada yang permanen, semua fleksibel dan bisa terjadi. Karena itu dia yakin, Jokowi-JK tidak hanya didukung oleh PDIP, PKB, NasDem, Hanura dan PKPI nantinya.

"Proses (komunikasi dengan parpol lain) sedang berlangsung, enggak mungkin ada sikap permanen, Perkembangannya pintu (Jokowi-JK) tidak tertutup," tegas dia.

Termasuk upaya rekonsiliasi antara SBY dan Megawati, dia menyebut, hal itu terus dilakukan. "Sedang dalam proses, kuncinya komunikasi," imbuh anggota Komisi III DPR ini.

Yang paling mungkin bergabung Demokrat atau Golkar? "Dua-duanya saya kira baik-baik. Nanti saya kira hanya Gerindra yang oposisi," pungkasnya.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Eks Politikus PDIP Percaya di Hati Jokowi Adalah Paslon 02 Prabowo-Gibran

VIDEO: Eks Politikus PDIP Percaya di Hati Jokowi Adalah Paslon 02 Prabowo-Gibran

Dari hasil survei, 87,8 persen prediksi Jokowi mendukung pasangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kritik Pemberian Pangkat Jenderal untuk Prabowo, Adian PDIP: Jokowi Sadar Sakiti Korban Pelanggaran HAM

Kritik Pemberian Pangkat Jenderal untuk Prabowo, Adian PDIP: Jokowi Sadar Sakiti Korban Pelanggaran HAM

Politikus PDIP, Adian Napitupulu menyatakan, pemberian pangkat jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto menyakiti korban pelanggaran HAM masa lalu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir

Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir

Hasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.

Baca Selengkapnya
Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP

Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP

Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan

Baca Selengkapnya
Tak Perlu Deklarasi, Analis Sebut Arah Politik Jokowi ke PSI

Tak Perlu Deklarasi, Analis Sebut Arah Politik Jokowi ke PSI

Walaupun belum keluar dari PDIP, Jokowi dinilai sudah sangat erat dengan PSI.

Baca Selengkapnya
Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Jika Terpilih Presiden, Prabowo Janjikan AHY Posisi Sangat Strategis dan Penting

Jika Terpilih Presiden, Prabowo Janjikan AHY Posisi Sangat Strategis dan Penting

Prabowo Subianto menjanjikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jabatan sangat penting dan strategis.

Baca Selengkapnya