Anjloknya Rupiah jadi amunisi Demokrat kritik Jokowi-JK
Merdeka.com - Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) yang baru seumur jagung harus dihadapkan pada persoalan pelik yakni anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap USD. Nilai tukar Rupiah terhadap USD bahkan hampir mendekati Rp 13.000 per USD.
Pelemahan nilai tukar Rupiah ini bahkan disebut-sebut yang terburuk sejak krisis moneter 1998. Meski tidak terasa secara langsung, pelemahan Rupiah ini tentunya berdampak luas pada perekonomian nasional, salah satunya adalah mempengaruhi harga-harga sejumlah komoditas, seperti makanan dan minuman.
Merosotnya nilai Rupiah terhadap USD rupanya mendapat perhatian serius dari elite Partai Demokrat. Isu ekonomi pun berubah menjadi isu politik.
Anjloknya nilai Rupiah menjadi amunisi bagi Demokrat yang kini tak lagi menjadi parpol penguasa untuk mengritik pemerintahan Jokowi-JK. Berikut kritikan elite Demokrat ke pemerintahan Jokowi-JK terkait anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap USD.
Demokrat: Tim ekonomi Jokowi sangat lemah, perlu banyak belajar!
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto berang pemerintahan Presiden Joko Widodo mengkambinghitamkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap USD. Menurut Agus, melemahnya Rupiah lantaran tim ekonomi yang disusun Presiden Joko Widodo sangatlah lemah."Kami melihat memang sekali lagi tim ekonomi Pak Jokowi sangat lemah. Ini perlu banyak belajar, perlu banyak juga mengetahui kelemahan-kelemahan itu," kata dia kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/12).Adik ipar Ani Yudhoyono itu menyayangkan bila melorotnya nilai tukar Rupiah dikaitkan dengan pemerintahan SBY yang sebelumnya menjabat. Agus menegaskan, sewaktu SBY menjabat sebagai presiden, nilai tukar Rupiah terhadap USD stabil. Tidak separah yang sekarang ini menembus angka Rp 13.000 per USD."Itu jelas jauh lebih baik (SBY), jauh lebih hebat dan kebijakannya justru lebih mengena, buktinya enggak pernah sampai dolar seperti ini. Sepanjang Pak SBY kalau toh ada rebonnya juga cepat, sekarang ini betul-betul kritis," jelasnya.
Demokrat: Jokowi gak perlu cari solusi lain, ikuti saja SBY
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan, sebaiknya pemerintahan Presiden Jokowi tidak perlu menyalahkan kebijakan pemerintahan sewaktu SBY menjabat sebagai presiden. Justru akan lebih elegan jika Presiden Jokowi memperkuat tim ekonomi untuk meningkatkan perekonomian Indonesia ini.Tak hanya itu, adik ipar Ani Yudhoyono ini juga menyarankan pemerintahan Jokowi-JK tak perlu mencari solusi lain. Menurutnya, Jokowi-JK seharusnya meneruskan kebijakan SBY yang sudah terbukti baik."Sehingga menurut kami enggak perlulah mencari solusi-solusi lain, kebijakan Pak SBY diteruskan saja dikuatkan saja rasanya itu cukup bagus mau masalah-masalah apa itu tentunya kebijakan yang sudah kita pikirkan matang," kata dia kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/12).
Demokrat: Rupiah anjlok lampu kuning buat Jokowi
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto mengingatkan tim ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi harus ekstra keras. Sebab saat ini, Rupiah melemah hingga mau menembus Rp 13 ribu per dolar."Ini kan Rupiah hampir Rp 13 ribu harus kita perhatikan dan kita harus serius. Ini lampu kuning bagi Presiden Jokowi. Tim ekonomi harus diperkuat. Kebijakan pemerintah harus dorong agar Rupiah naik," kata Agus kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/12).Ipar Ani Yudhoyono itu kesal bila SBY yang dulu menjabat sebagai presiden dituding sebagai penyebab melempemnya nilai tukar Rupiah."Semua presiden pasti memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Jangan hanya menyalahkan orang lain ini karena itu enggak akan selesai. Tim ekonomi ini yang berpikir," tegasnya.
Demokrat sentil Jokowi tak usah banyak pencitraan
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto kesal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadikan kambing hitam atas anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Menurut Agus, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus memperkuat tim ekonomi untuk mendongkrak perbaikan perekonomian termasuk juga menguatkan nilai rupiah atas dolar.Lebih lanjut, ipar Ani Yudhoyono itu menambahkan, sebaiknya pemerintahan Presiden Jokowi menyiapkan tim ekonomi yang handal. Kalau perlu, tim ekonomi tersebut bekerja 24 jam untuk mengatasi krisis melemahnya nilai tukar rupiah."Enggak usah perlu terlalu banyak kebijakan yang nyeleneh-nyelenehlah, kebijakan untuk pencitraan dan lain sebagainya. Sudah toh, semua itu (kebijakan untuk pencitraan) semuanya," kata Agus kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/12).
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres
Kritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca SelengkapnyaJokowi Klaim Harga Beras Turun: Coba Cek di Pasar
"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaJokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024
Jokowi mengajak para pihak menjaga pesta demokrasi lima tahunan agar jujur dan adil.
Baca Selengkapnya