Amien Rais Sebut Jokowi Otoriter, Demokrat Nilai Bentuk Kecewa Gagal jadi Ketum PAN
Merdeka.com - Politikus Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan politikus senior PAN Amien Rais yang mengkritik pemerintahan Jokowi atas praktik otoriterisme sebagai luapan kekecewaannya kalah di PAN.
"Saya pikir bahwa hal yang disampaikan Amien Rais meskipun bermacam-macam, tetapi intinya hanya satu bahwa beliau sangat kecewa kehilangan kendali atas Partai Amanat Nasional yang beliau dirikan," ujar Ferdinand kepada merdeka.com, Minggu (16/8).
Menurutnya, seluruh yang disinggung oleh Amien Rais soal otoriter, kehilangan intelektual bahkan mengkaitkan pemerintahan Jokowi dengan Fir'aun akibat kekalahan pada perebutan kursi Ketua Umum PAN kemarin.
"Saya simpulkan pernyataan pak Amien didasari kekecewaan beliau atas kekalahannya berhadapan dengan kelompok Zulkifli Hasan saat merebut tampuk kepemimpinan di PAN. Amien Rais merasa bahwa dia kalah memenangkan pertarungan perebutan kekuasaan di PAN akibat perebutan kekuasaan saya pikir," ujarnya.
"Selain itu, bawah ini pemikiran yang berlebihan ya apa yang disampaikan Amien Rais ini terlalu hiperbolik sesungguhnya kosong maknanya. Bagi saya sangat terlihat sekali bahwa kekecewaan itu besar sekali atas rasa kehilangan kendali PAN," tambahnya.
Selain itu, Ferdinand kembali mengkritik pernyataan Amien Rais melalui video tersebut terlalu berlebihan. Yang turut mengkritik Presiden Jokowi dikelilingi oleh orang-orang penjilat selayaknya penyihir pada kisah Fir'aun.
"Pak Jokowi dikelilingi orang yang bekerja bersama dia dalam mensukseskan Pilpres kemarin. Tentu itu kan buah dari kerja keras memenangkan sebuah kompetisi membantu Pak Jokowi menang Pilpres. Tentu mereka adalah orang-orang yang akan mendapat kesempatan untuk membantu republik ini," tuturnya.
Sedangkan bila kondisinya dibalik, Ferdinand meyakini kondisi serupa juga akan diambil oleh Amien Rais dengan menempatkan orang-orang yang turut berjuang akan ditempatkan pada sejumlah posisi di pemerintahan.
"Saya yakin bila Amien Rais memenangkan pertarungan Pilpres dulu. Bisa saja malah semua yang duduk di sekelilingnya adalah family sanak saudara keluarga anak teman-teman. Jadi kita ini tidak usah munafik lah kalau memang Pak Amin Rais menyebut orang-orang itu munafik, saya pikir terlalu berlebihan," ujarnya.
"Meskipun bermacam-macam banyak hal yang disampaikannya, tetapi intinya saya membaca hanya satu, bahwa beliau sangat kecewa ketika kehilangan kendali atas Partai Amanat Nasional," tambahnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaWacana Pemakzulan Jokowi, Kapten Timnas AMIN: Ini Negara Demokrasi, Biar Rakyat Menilai
Wacana pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) muncul menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gus Halim: Jokowi Titip Salam ke Cak Imin, Apresiasi Pencapaian Raihan Suara PKB
Jokowi mengapresiasi pencapaian diraih PKB di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMuncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Anies soal Kritikan Debat: Saya Bicara untuk 3 Capres
Kritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca SelengkapnyaSosok Pensiunan Jenderal Polisi Bergelar Profesor Berkali-kali Dipercaya Jokowi, Terbaru Dipilih untuk Duduki Posisi Penting
Pada tahun 2016 lalu, Jokowi memilih Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.
Baca SelengkapnyaNasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Pemakzulan Jokowi: Sampaikan Mimpi Politik Sah-sah Saja
"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca Selengkapnya