Merdeka.com - Warga Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (9/12) memilih pemimpinnya. Hasil hitung cepat yang dilakukan Saiful Mujani Reseach and Consulting menetapkan pasangan Ahmad Zaki Iskandar dan Hermansyah meraih 58,01 persen suara.

Meski belum ditetapkan oleh KPU Kabupaten Tangerang, kemenangan pasangan 'Zaher' itu sepertinya sudah diprediksi. Apalagi kalau bukan dukungan kuat sang ayah, Ismet Iskandar, bupati Tangerang dua periode sebelumnya.

Kemenangan Zaki yang juga anggota DPR dari Partai Golkar itu mengingatkan kita akan fenomena dinasti politik yang terjadi di Indonesia pascareformasi. Pemilihan kepala daerah yang digelar secara langsung, membuka peluang bagi semua pihak untuk bertarung, namun di sisi lain, menjadi ajang untuk melanggengkan kekuasaan dengan cara 'mewariskan' jabatan kepada anak atau istri di periode selanjutnya.

Dengan berkuasa dua periode, dukungan 'incumbent' terhadap sang anak atau istri yang ikut berlaga di pilkada menjadi modal besar untuk tidak melepas kekuasaan kepada yang bukan trahnya. Dukungan politik otomatis didapat karena sang bapak masih berpengaruh. Demikian juga pengerahan birokrasi dan modal uang yang besar.

Hasilnya, tentu saja kemenangan yang sudah dipersiapkan dengan matang.

Berikut beberapa kisah jabatan kepala daerah yang diwariskan kepada anak atau istri.

Bupati Kutai Kartanegara

Rita Widyasari adalah anak kedua dari mantan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani Hasan Rais. Rita yang aktif di Partai Golkar, melanjutkan jabatan ayahnya yang dua periode memimpin Kutai Kartanegara. Dia terpilih menjadi bupati setelah memenangkan Pilkada Kukar 2010 dengan berpasangan dengan Gufron Yusuf. Rita akan menjabat hingga 2015.Syaukani adalah bupati Kutai Kartanegara yang menggantikan Bupati AM Sulaiman pada periode 1999 sampai 2004 dan kemudian kembali menjabat sebagai Bupati setelah memenangkan Pilkada Kutai Kartanegara pada tanggal 1 Juni 2005. Ia bersama pasangannya Samsuri Aspar dilantik sebagai Bupati-Wakil Bupati Kutai Kartanegara periode 2005-2010 pada tanggal 13 Juli 2005.Pada 18 Desember 2006 Syaukani ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus korupsi pembebasan lahan Bandara Loa Kulu yang diduga merugikan negara sebesar Rp 15,36 miliar. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada 14 Desember 2007, memvonis Syaukani dengan hukuman penjara dua tahun enam bulan karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi selama 2001 hingga 2005 dan merugikan negara Rp 113 miliar.

Wali kota Cilegon

Tubagus Iman Ariyadi adalah wali kota Cilegon, Banten. Dia terpilih setelah memenangkan Pilkada Cilegon pada 2010 lalu. Iman akan memimpin kota di ujung barat Pulau Jawa itu hingga 2015 mendatang. Mantan anggota DPR dari Partai Golkar itu 'mewarisi' jabatan wali kota dari sang ayah, Tubagus Aat Syafa'at.Tubagus Aat Syafa'at menjadi Wali Kota Cilegon periode 7 April 2000 sampai 7 April 2005 kemudian di periode berikutnya berkuasa dari 20 Dari Juli 2005 sampai 20 Juli 2010. Aat kini menjadi pesakitan di Pengadilan Tipikor Serang. Dia didakwa terlibat kasus korupsi pembangunan Dermaga Pelabuhan Kubangsari dengan kerugian negara mencapai Rp 15,930 miliar.

Wali Kota Cimahi

Atty Suharti-Sudiarto memenangkan Pilkada Kota Cimahi 9 September 2012. Pasangan yang diusung Partai Persatuan Pembangunan, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Bulan Bintang itu unggul dalam satu putaran.Yang menarik, Atty merupakan istri Wali Kota Cimahi sebelumnya,  Itoc Tochija. Suami Atty menjabat sebagai orang nomor satu Kota Cimahi sejak tahun 2001, dimulai dari pejabat sementara wali kota Cimahi selama dua tahun kemudian memenangi pilkada Kota Cimahi sampai dua kali pada tahun 2002 dan 2007. Atty disebut dalam situs itu sebagai anak Kolonel Masturi, Bupati Bandung tahun 1967-1969, yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kota Cimahi.

Bupati Bantul

Di Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Surya Widati yang berpasangan dengan Sumarno memenangkan pilkada yang digelar Mei 2010.Sri Surya Widati tak lain adalah istri Idham Samawi, Bupati Bantul dua periode sebelumnya. Sri didukung Partai Amanat Nasional, Golkar, dan Partai Karya Perjuangan Bangsa.Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Bantul menetapkan pasangan itu mendapatkan suara 67,77 persen dari total pemilih 691.982. Sri dan Sumarno yang merupakan wakil bupati di periode kedua suaminya menjabat, akan memimpin Kabupaten Bantul hingga 2015 mendatang.Idham Samawi memimpin Bantul pada periode 1999-2004 dan terpilih lagi dalam Pilkada Bantul 2005. Dia menjabat di periode kedua hingga tahun 2010.Jelang akhir masa jabatannya, sejumlah tudingan korupsi mengarah kepada Idham. Politikus PDIP Itu diduga menikmati dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bantul selama 2003-2010 dengan jumlah total sekitar Rp 50 miliar. Belum lagi soal pemotongan dana rekonstruksi korban gempa, yang melibatkan perangkat desa dan dusun, sekitar Rp 300 miliar.Nama Idham juga disebut dalam perkara korupsi gratifikasi Rp 500 juta dengan terdakwa bekas Sekda Bantul Gendut Sudarto.

Bupati Kediri

Ini yang paling menarik. Dua istri bersaing untuk melanjutkan jabatan suami. Pemenangnya adalah istri tua.Pilkada Kediri yang berlangsung 12 Mei 2010 silam dimenangkan oleh pasangan Haryanti-Masykuri yang diusung PDIP, PPP, PKNU, Partai Golkar, dan Partai Hanura. Haryanti menggantikan suaminya, Sutrisno yang dua periode sebelumnya memimpin salah satu kabupaten di wilayah Jawa Timur itu.Sementara istri muda Sutrisno, Nurlaila yang berpasangan dengan Turmudi Abror dicalonkan koalisi PAN, Gerindra, serta tujuh parpol nonparlemen. Haryanti Sutrisno akan menjabat hingga 2015 mendatang.