Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Sinyal Golkar mulai lirik Jokowi, tinggalkan Prabowo

4 Sinyal Golkar mulai lirik Jokowi, tinggalkan Prabowo Dukungan Tri Karya Golkar kepada Jokowi-Kalla. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Partai Golkar memberikan sinyal akan merapat ke kubu Jokowi - JK . Hasil pemilihan umum presiden versi penghitungan cepat pasangan nomor urut dua itu unggul dari Prabowo - Hatta .

Sebagai partai identik dengan kekuasaan sulit melihat partai beringin menjadi oposisi. Pada 2009 setelah Jusuf Kalla keok, Golkar merapat ke Demokrat yang memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono di pilpres.

Calon Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) sendiri menyambut baik kabar Golkar yang bakal gabung ke dalam koalisi. Namun Jokowi kembali menegaskan komitmen tak ada bagi-bagi kursi menteri.

"Ya bagus saja (Kalau Golkar bergabung)," singkat Jokowi disela-sela melihat formulir C1 di kantor DPD PDIP Jabar, Sabtu (12/7).

Juru Bicara Timses Jokowi - JK , Abdul Kadir Karding mengatakan, soal kerja sama harus dibicarakan terlebih dahulu dengan presiden dan wakil presiden terpilih nanti. Semakin banyak partai, kata politikus PKB ini, semakin baik untuk membangun bangsa.

"Tentu akan memperbanyak gerbong menuju perubahan, tapi kami sejujurnya kami belum pernah bicara soal hal tersebut, fokus pada pengawalan suara," pungkasnya.

Berikut sinyal Golkar tinggalkan koalisi yang dibangun Prabowo-Hatta:

Golkar bantu program pemerintah

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menyatakan, partainya membuka kemungkinan untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Langkah ini bisa dilakukan sebab Golkar memiliki program utama, yakni membantu pemerintah."Partai Golkar salah satu program pokoknya ya membantu pemerintah. Kan sekarang belum tahu pemerintahnya siapa. Kalau Jokowi yang menang, ya Jokowi yang kita dukung. Saya kira begitu," ujar Agung usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (11/7).Agung mengungkapkan, dalam politik, segala hal masih dapat berubah. Meski demikian, Agung mengakui hal itu belum menjadi keputusan utama karena masih menunggu pengumuman KPU."Itu memang bisa berubah karena kemungkinan dalam politik yah bisa," tandasnya.

Kader Golkar diprediksi bakal bedol desa

Poempida Hidayatulloh, politikus Partai Golkar dipecat oleh Aburizal Bakrie (Ical), mengisyaratkan bakal ada kejutan usai diumumkannya hasil Pilpres 2014 nanti. Poempida memprediksi adanya pengalihan dukungan secara besar-besaran dari Partai Golkar."Kejutan-kejutan besar ke depan itu berupa nanti terjadi perubahan dukungan secara besar-besaran, di mana saya akan pastikan kejutan itu akan terjadi dari Partai Golkar," ujar Poempida di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (10/7).Sayangnya, Poempida enggan menjelaskan lebih lanjut bagaimana Partai Golkar akan beralih dukungannya, membelot dari keputusan Rapimnas. Namun, dia pastikan hal tersebut akan terjadi."Detailnya belum bisa saya ceritakan tapi saya garansi itu akan dan harus terjadi," ujarnya.Menurutnya, jika dilihat dari konstalasi koalisi Prabowo-Hatta, kemungkinan partai yang akan pindah yakni Golkar dan PPP. Untuk partai-partai pendukung yang lain, lanjutnya, dirasa sulit."Soalnya kalau dilihat konstalasi koalisi Prabowo-Hatta, partai yang bisa pindah itu hanya Golkar dan PPP, peluangnya, yang lain secara emotional psikologisnya sulit," pungkasnya.

Kubu Prabowo buru-buru patenkan Koalisi Merah Putih

Partai koalisi pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa merapatkan barisan mematenkan Koalisi Merah Putih. Langkah ini untuk menangkal berhembusnya isu Partai Golkar akan loncat ke kubu Jokowi."Sinyalemen yang dilontarkan sejumlah pihak akan adanya perubahan peta koalisi adalah tidak berdasar," kata Sekjen DPP PPP M. Romahurmuziy dalam rilisnya, Minggu (13/7).Rencananya kesepakatan koalisi di parlemen 2014-2019 akan menandatangani kerja sama 6 partai politik yang beranggotakan 353 kursi (63%). Kesepakatan akan ditandatangani langsung oleh masing-masing ketua umum parpol, Senin (14/7) di Tugu Proklamasi, pukul 15.30 WIB"Dalam kesepakatan tersebut diatur hak, kewajiban, pelembagaan, dan mekanisme manajemen koalisi 5 tahun ke depan," tuturnya."Penandatanganan sekaligus sinyal bahwa berdasarkan gelombang data yang masuk ke dalam server quick real count di pusat tabulasi nasional KMP, bahwa pemenang pilpres 2014 adalah pasangan Prabowo-Hatta," tambahnya.

Sayap Golkar desak lengserkan Ical

Desakan untuk menggelar Munas (Musyawarah Nasional) Partai Golkar semakin menguat. Ormas Trikarya Golkar yang terdiri dari MKGR, Soksi, dan Kosgoro menghendaki agar Munas Partai Golkar dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 4-8 Oktober 2014.Pendiri Soksi dan Golkar , Suhardiman mengatakan, desakan tersebut sesuai amanat AD ART Partai Golkar yang mengatur siklus lima tahun pergantian kepengurusan DPP Partai Golkar. Menurut Suhardiman, ada beberapa hal yang telah diputuskan dari ormas yang tergabung dalam Trikarya Partai Golkar ."Pertama, setelah mencermati dan mengkaji sedalam-dalamnya kepemimpinan dan kinerja saudara Aburizal Bakrie selaku Ketua Umum Partai Golkar 2009-2014, dapat disimpulkan bahwa Saudara Aburizal Bakrie telah gagal membesarkan Partai Golkar ," kata Suhardiman di Kantor Trikarya Golkar , Jalan Teluk Betung, Jakarta, Jumat (11/7).Adapun kegagalan Ical, sapaannya, adalah terbukti pada Pileg 9 April 2014 hanya meraih kisaran 14 persen. Bahkan, jumlah perolehan kursi DPR RI telah menurun dari 106 buah (2009) berkurang menjadi 91 kursi (2014)."Bahkan ARB yang telah ditetapkan sebagai Capres Partai Golkar sejak akhir Juni 2012 telah gagal sama sekali menjadi capres maupun cawapres dalam Pilpres," jelas Suhardiman."Kemudian keputusan ARB turun berkoalisi dengan parpol kecil di dalam kubu Prabowo - Hatta telah merendahkan harkat dan martabat Partai Golkar yang selama ini dikenal sebagai aset bangsa," tambahnya.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.

Baca Selengkapnya
Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar

Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.

Baca Selengkapnya
Menebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden

Menebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden

Ternyata, isu Jokowi ingin gabung ke partai politik bukan hanya menuju ke Golkar saja

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Prabowo: Orang yang Jelek-Jelekin Jokowi Kemungkinan Antek Asing

Prabowo: Orang yang Jelek-Jelekin Jokowi Kemungkinan Antek Asing

Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.

Baca Selengkapnya
Hasto Blak-blakan Tuding Jokowi Bakal Rebut Partai Golkar, Begini Respons Airlangga

Hasto Blak-blakan Tuding Jokowi Bakal Rebut Partai Golkar, Begini Respons Airlangga

Peristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung

Baca Selengkapnya
Maruarar Sirait Dampingi Prabowo, Begini Respons Ketum Golkar Airlangga Hartarto

Maruarar Sirait Dampingi Prabowo, Begini Respons Ketum Golkar Airlangga Hartarto

Airlangga sendiri belum memberikan sinyal rencana mengajak Maruarar Sirait untuk bergabung dengan Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ditanya Soal Pro & Kontra Bintang 4 Prabowo, Begini Ekspresi Sang Jenderal 'Lap Muka Pakai Selampe'

Jokowi Ditanya Soal Pro & Kontra Bintang 4 Prabowo, Begini Ekspresi Sang Jenderal 'Lap Muka Pakai Selampe'

Jokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.

Baca Selengkapnya
Usai PAN, Airlangga juga Klaim Jokowi Keluarga Besar Golkar

Usai PAN, Airlangga juga Klaim Jokowi Keluarga Besar Golkar

Airlangga mengatakan bahwa Jokowi adalah salah satu pemilik partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Prabowo Puji Jokowi: Kita Tidak Pernah dalam Hati Saling Benci dan Mengejek

Prabowo Puji Jokowi: Kita Tidak Pernah dalam Hati Saling Benci dan Mengejek

Kendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.

Baca Selengkapnya