4 Serangan balik Pasek ke Demokrat dipecat dari DPR
Merdeka.com - Partai Demokrat memecat Gede Pasek Suardika dari keanggotaannya di DPR. Pemecatan itu merupakan imbas dari perlawanan loyalis Anas Urbaningrum itu terhadap Demokrat.
Sebelumnya, pasca-Anas lengser dari posisi ketua umum Partai Demokrat , Pasek juga dilengserkan Demokrat dari posisi ketua Komisi III DPR. Pasek kemudian dirotasi ke Komisi IX DPR.
Sekjen DPR Winantuningtyastiti menjelaskan, surat dari DPP Partai Demokrat tertulis sejak tanggal 13 Januari 2014. Namun, dia baru menerima surat itu, Kamis (16/1) sore.
"Surat baru diterima tadi, habis magrib," katanya kemarin.
Ketua Fraksi PD Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, Pasek dipecat lantaran kebijakannya yang sering berbenturan dengan partai.
"Bisa tanyakan ke DPP. Tidak ada yang mengaitkan masuk PPI melanggar pakta integritas. Tetapi akhir-akhir ini Gede Pasek muncul bertabrakan dengan partai," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan alasan Pasek dipecat karena membuat partainya dipandang kecil. Menurutnya, Pasek sering berseberangan dengan Demokrat karena membela Anas Urbaningrum .
"Dia menjaga nama baik partai enggak, melanggarnya ya mendukung Anas. Ya maaf saja Demokrat jadi dipandang kecil. Padahal dia bisa kayak gini karena Pak SBY . Kau lihat sendiri setiap hari statemen-statemennya soal. PPI dan Demokrat," ujar Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/1)
Pasek pun melontarkan kritik terhadap pemecatannya. Berikut serangan balik Pasek terhadap Demokrat seperti dirangkum merdeka.com.
Pasek tantang Pakta Integritas mana yang dilanggar
Partai Demokrat memecat Gede Pasek Suardika dari keanggotaannya di DPR. Loyalis Anas itu mengaku belum mendapatkan surat resmi pemecatannya tersebut."Jadi sampai sekarang saya belum menerima suratnya jadi mudah-mudahan sebentar lagi saya akan ketemu ketua fraksi untuk menerima suratnya. Isi surat cintanya saya belum tahu," kata Pasek di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/1).Fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) ini mengaku tak tahu alasan DPP Demokrat memecat dirinya. Terkait diragukannya integritas, Pasek berani diadu soal integritas dengan kader lain."Soal kedekatan saya dengan seseorang itu kan ada haknya. Kalau langgar pakta integritas, saya ingin tahu di mananya. Saya hanya katakan tidak boleh membuat keputusan hanya karena emosional," kata dia.
Pasek sebut Demokrat naif pecat dirinya karena dekat Anas
Gede Pasek Suardika kaget dengan kabar pemecatan dirinya dari DPR oleh Demokrat. Dia menilai, Demokrat terlalu naif jika memang alasan pemecatan hanya karena dirinya dekat dengan mantan ketum Demokrat Anas Urbaningrum."Enggak ada angin enggak ada hujan, tiba-tiba geledek. Selama ini tidak ada aturan dan arahan bahwa saya tidak boleh berteman dengan Anas. Kalau memang itu dipakai alasan, sangat naif sekali ya," kata Pasek di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/1).Dia pun belum mau bersikap tentang pemecatan dirinya sebelum menerima dan membaca surat pemecatan. Dia hanya menegaskan, pemecatan tak bisa dilakukan begitu saja oleh partai politik."Parpol itu diatur UU, jadi nanti kita lihat, antara isi surat dengan UU yang berlaku. Sikapnya nanti setelah kita terima isi suratnya. Prinsipnya menurut UU MD3 itu sudah ada aturannya syarat-syarat seseorang di PAW ada aturannya. Kita lihat dari UU, lihat dari isi surat dan lihat dari semuanya," pungkasnya.
Pasek sebut hukum karma akan berlaku
Gede Pasek Suardika bingung atas pemecatan dirinya oleh Demokrat dari DPR. Dia lantas menyindir para koleganya Sutan Bhatoegana dan Syarief Hasan yang namanya tersangkut sejumlah kasus korupsi."Saya tidak terlibat dalam kasus SKK Migas, dan saya tidak terlibat di kasus Kemenkop dan UKM videotron," kata Pasek yang juga Fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) ini di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/1).Tak hanya itu, Pasek juga menyindir kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai melakukan KKN. Diketahui, sejumlah nama caleg Demokrat di pemilu legislatif adalah kerabat SBY."Saya tidak berkolusi dan korupsi. Soal nepotisme, saya tidak maju lagi jadi caleg, soalnya istri saya nyaleg di DPR. Saya juga tidak bergaul di frekuensi kasus korupsi. Pokoknya KKN saya enggak," tegas dia.Bukan hanya itu saja, Pasek juga yakin bahwa hukum karma akan berlaku bagi SBY, Syarief Hasan dan keluarganya. Dengan nada menyindir, dia menyebut, Anas Urbaningrum dituduh korupsi sehingga membuat keluarganya menderita."Saya percaya hukum karma, siapa yang suka nyakiti orang, dia akan tersakiti juga. Ketika orang nuduh korupsi dan membuat keluarganya menderita, maka orang itu akan terkena. Sekarang sudah terlihat tanda-tandanya dan sudah mulai disebut nama-namanya," sindir dia.
Pasek sebut kader Demokrat cuma panjang lidah
Gede Pasek Suardika kecewa atas tudingan yang dilontarkan internal Partai Demokrat mengenai sikapnya yang sering bertabrakan dengan fraksi partai berlambang Mercy tersebut di DPR. Pasek malah menyindir kader yang kerap menudingnya itu hanya bermodal omongan saat berada di kursi empuk DPR."Kalau mengukur mendukung SBY itu adalah dukunglah dengan kinerja pemerintahan. Bukan mendukung memanjangkan lidah saja tapi tidak bekerja," kata Pasek di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/1).Pasek mengaku bingung jika dirinya dikaitkan dengan turunnya elektabilitas partainya. Pasalnya tidak ada dasar bukti yang kuat kalau dirinyalah penyebab suara partai yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu anjlok."Mengenai menurunkan elektabilitas, justru saya merasa tidak. Mana tindakan saya yang kira-kira menurunkan elektabilitas sehingga menusuk SBY dari belakang," ujar Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini.Loyalis Anas Urbaningrum ini pun mengingatkan perannya saat pucuk pimpinan Partai Demokrat itu dilanda masalah. Pasek menilai dirinyalah yang mengusulkan ide ketum dipegang kembali oleh SBY. Meski akhirnya, terkadang idenya tersebut kurang mendapat sokongan dari kader lainnya."Setahu saya, yang mengusulkan SBY menjadi ketua umum adalah saya. Kemudian yang kedua, saya mengusulkan ketua umum dengan beberapa konsep. Meskipun pada akhirnya ide saya disetujui konsepnya tidak," terangnya.
Baca juga:Dipecat Demokrat, Pasek klaim dirinya yang usul SBY jadi ketumDipecat dari DPR, Pasek ancam lawan DemokratDemokrat: Pasek dipecat karena kerap 'tabrakan' dengan kaderRuhut: Pasek dipecat karena bela Anas dan serang DemokratDipecat, Pasek yakin hukum karma akan landa Demokrat
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca SelengkapnyaDemokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu
Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu
Baca SelengkapnyaAHY Beri Isyarat Bakal jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo
AHY menuturkan susunan dan formasi kabinet Prabowo akan dibahas dalam pertemuan berikutnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AHY: Demokrat Tak Menuntut Jatah Menteri, Prabowo Pemimpin yang Punya Komitmen
AHY memastikan Partai Demokrat siap membantu menuntaskan janji-janji kampanye pasangan calon nomor urut 2 itu di pemerintahan nanti.
Baca SelengkapnyaJK Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Diwarnai Protes
Demokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.
Baca SelengkapnyaPSI Terancam Tak Masuk ke Senayan Meski Dipimpin Kaesang, Ini Respons Presiden Jokowi
Adapun syarat suara partai politik untuk lolos ke DPR harus mencapai 4 persen.
Baca SelengkapnyaSEMENIT PAHAM: Provinsi Paling Bahagia di Indonesia, Cocok Buat Menikmati Pensiun
Yogyakarta menjadi provinsi dengan tingkat hidup paling tinggi. Dibuktinya dengan banyaknya lansia yang masih hidup bahagia di provinsi ini.
Baca Selengkapnya4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaIstana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024
Istana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaTahapan Pemilu 2024 dari Penyusunan Peraturan hingga Pengucapan Sumpah
Tahapan pemilu menjadi inti dari proses demokrasi ini, yang secara menyeluruh melibatkan serangkaian langkah yang kompleks dan terstruktur.
Baca Selengkapnya