Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Curhat pendukung Prabowo merasa diberlakukan polisi bak teroris

Curhat pendukung Prabowo merasa diberlakukan polisi bak teroris bentrokan di mk. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Demonstrasi pendukung Prabowo - Hatta jelang keputusan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (21/8) lalu berujung bentrok dengan petugas kepolisian. Massa Prabowo yang bersikukuh melewati pagar kawat polisi untuk merangsak maju ke depan gedung MK akhirnya dibubarkan secara paksa oleh polisi.

Alhasil, sejumlah pendukung Prabowo - Hatta mengalami luka-luka. Kubu pasangan capres cawapres nomor urut satu ini pun berang.

Waketum Gerindra Fadli Zon langsung memprotes tindakan polisi yang dinilainya berlebihan. Dia bahkan meminta agar Kapolri Jenderal Pol Sutarman memecat Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno.

Menurutnya, polisi telah menggunakan peluru karet untuk membubarkan massa. Padahal massa tak berbuat anarkis.

Meski Kapolri Jenderal Pol Sutarman telah memberi penjelasan dan membantah menggunakan peluru karet saat membubarkan demonstrasi, kubu Prabowo tetap mempersoalkannya. Kemarin kuasa hukum dan sejumlah pendukung Prabowo - Hatta mendatangi kantor Komnas HAM. Mereka melaporkan tindakan polisi membubarkan demonstrasi tersebut.

Mereka meminta Komnas HAM turun tangan. Mereka menilai tindakan polisi berlebihan dan telah melanggar HAM. Mereka merasa diperlakukan bak teroris oleh polisi.

Tak cuma itu, sejumlah keluh kesah dan tuntutan juga dilontarkan mereka. Berikut ulasannya seperti dirangkum merdeka.com :

Massa Prabowo-Hatta minta Kapolri dipecat

Massa pendukung koalisi Merah Putih yang tergabung dalam Aliansi Penyelamat Pemilu menyambangi Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (25/8) siang. Mereka mendesak Komnas HAM agar meminta Kapolri Jenderal Sutarman bertanggungjawab dalam insiden penembakan terhadap relawan Prabowo-Hatta pada Kamis (21/8) lalu. "Hari ini kita hadir di Komnas HAM supaya Kapolri di copot, karena pada 21 Agustus kemarin kawan-kawan kita ditembak saat melakukan demonstrasi putusan pilpres di MK," kata koordinator aksi Pardong di depan Gedung Komnas HAM. Menurut mereka, dalam aksi unjuk rasa menunggu putusan Mahkamah Konstitusi, pihaknya tidak melakukan tindakan anarkis.?"Supaya Komnas HAM menindaklanjuti dari kawan-kawan kita untuk mengusut tuntas penembakan membabi buta yang terjadi pada 21 Agustus lalu," kata Pondang ditanggapi teriakan pendukungnya.

Kubu Prabowo sebut Kapolri bohong besar

Kubu Prabowo-Hatta yang terdiri dari relawan dan kuasa hukum mendatangi Komnas HAM untuk melaporkan dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan anggota kepolisian terhadap relawan Prabowo-Hatta saat demonstrasi saat putusan sengketa pilpres di MK, Kamis (21/8) lalu. Dalam laporannya mereka menuding Kapolri Jenderal Sutarman melakukan pelanggaran HAM. "Hari ini kami tim pembela Merah Putih bersama yang menjadi korban kekerasan datang dalam konteks menindaklanjuti laporan kami pada aksi unjuk rasa kemarin pada saat dilaksanakannya putusan PHPU oleh MK di mana ada puluhan orang jadi korban dan ada beberapa korban yang luka serius," kata Habiburokhman di Komnas HAM, Jakarta, Senin (25/8). Habib menilai, pernyataan Kapolri Jenderal Sutarman yang menyebut tidak ada peluru untuk membubarkan massa saat unjuk rasa adalah bohong besar. Pihaknya mengklaim memiliki bukti tindakan represif yang dilakukan oleh anggota kepolisian untuk membubarkan demonstrasi di depan patung Wiharjuna Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis lalu. "Kalau dikatakan para petinggi Polri tidak ada peluru dalam tindakan pengamanan, saya rasa itu adalah bohong besar karena saksi dan bukti kami bisa hadirkan," katanya.Menurutnya, dalam insiden itu banyak para relawan Prabowo-Hatta yang mengalami luka berat. Oleh karena itu, pihaknya berharap Komnas HAM mengusut secara tuntas tindakan represif Polri ini dengan menghadirkan foto dan alat bukti. "Sehingga Komnas HAM bisa memunculkan surat pemecatan untuk Kapolri dan Kapolda Metro Jaya," kata dia.

Kubu Prabowo nilai polisi melanggar HAM

Kubu Prabowo-Hatta menuding Kapolri Jenderal Sutarman membohongi publik karena mengatakan tidak ada aksi penembakan dalam usaha membubarkan massa pendukung Prabowo-Hatta saat demo menunggu putusan sengketa pilpres di MK Kamis (25/8) lalu. Menurut kubu Prabowo-Hatta tindakan kepolisian melanggar HAM. "Yang sebenarnya terjadi Polri tanpa melakukan peringatan dan langsung menembakkan peluru dan menembakkan gas air mata dan diakhiri oleh water cannon," kata salah satu anggota tim Prabowo-Hatta, Andry Rosaide usai memberikan laporan di Komnas HAM, Menteng, Jakarta, Senin (25/8). Menurutnya, tindakan aparat kepolisian sangat represif. Sebab, massa yang kabur terus dikejar dan dipukuli oleh petugas."Jadi informasi yang dilontarkan Kapolri dan Menko Polhukam bisa kami pastikan itu bohong," ujar Andry.

Kubu Prabowo merasa diperlakukan seperti teroris oleh polisi

Kubu Prabowo-Hatta mengaku sebelum terjadi bentrok dengan polisi telah tiga kali melakukan negosiasi dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno. Namun, Irjen Pol Dwi Priyatno tidak menghiraukan pendapat mereka. "Kami tidak meminta orasi di depan MK tapi saat itu suasana panas sekali kami hanya minta di depan Kemenhan atau di depan Museum Nasional yang banyak pohon sehingga kawan-kawan relawan tidak kepanasan tapi Kapolda tidak mau bernegosiasi dan tetap tidak mau bergeser sehingga muncullah keresahan," kata salah satu anggota tim Prabowo-Hatta, Andry Rosaide, di Komnas HAM, Senin (25/8). Menurut Andry, tindakan aparat kepolisian itu berlebihan. Bahkan seakan menganggap pihaknya seperti teroris."Tindakan polisi yang sangat lebay dengan memasang kawat duri dan memakai water cannon seakan memperlakukan kami yang selama dua minggu melakukan aksi seakan seperti teroris," bebernya. Andry mengklaim, total korban yang terdata ada 54 orang dan sampai sekarang masih ada yang dirawat di rumah sakit."Ada yang tertembak, ada yang bocor pipinya ada yang bocor kepalanya, kepala belakang, perut, jadi ini terlalu prematur kalau Kapolri bilang tak ada peluru," tandasnya.

 

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi Sudah Periksa Sejumlah Saksi Terkait Penembakan Relawan Prabowo di Sampang

Polisi Sudah Periksa Sejumlah Saksi Terkait Penembakan Relawan Prabowo di Sampang

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus penembakan ini.

Baca Selengkapnya
Pendukungnya di Sampang Ditembak Orang Tak Dikenal, Begini Reaksi Prabowo

Pendukungnya di Sampang Ditembak Orang Tak Dikenal, Begini Reaksi Prabowo

Prabowo Subianto prihatin relawannya ditembak oleh orang tidak dikenal.

Baca Selengkapnya
Prabowo Akui Bangun Kampus dan Rumah Sakit Didukung Dana Besar dari BUMN

Prabowo Akui Bangun Kampus dan Rumah Sakit Didukung Dana Besar dari BUMN

"Saya enggak sebut dengan mana nanti enggak enak. Dia kasih anggaran tinggi banget padahal saya juga sebelum masuk pemerintahan," kata Prabowo

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Prabowo Diisukan Dirawat di RSPAD, TKN: Ini Kampanye Hitam

Prabowo Diisukan Dirawat di RSPAD, TKN: Ini Kampanye Hitam

Prabowo diisukan sakit usai mengunjungi Sumedang (30/1) dan dilarikan ke RSPAD untuk menjalani perawatan.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia

Ini Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia

Prabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.

Baca Selengkapnya
Momen Prabowo Subianto Ucapkan Terima Kasih pada Orang yang Selalu Mengawalnya, 'Mereka Pertaruhkan Nyawa untuk Saya'

Momen Prabowo Subianto Ucapkan Terima Kasih pada Orang yang Selalu Mengawalnya, 'Mereka Pertaruhkan Nyawa untuk Saya'

Capres nomor urut 02 sampaikan ucapan terima kasih kepada polisi yang melakukan pengawalan kepadanya.

Baca Selengkapnya
Prabowo Jawab Banyak Tuduhan Negatif: Apa Sih Takutnya dari Saya?

Prabowo Jawab Banyak Tuduhan Negatif: Apa Sih Takutnya dari Saya?

Prabowo Subianto buka suara soal banyak tuduhan negatif kepada dirinya pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sedih Dikasih Nilai 11 Dari 100

Prabowo Sedih Dikasih Nilai 11 Dari 100

Prabowo tidak ambil pusing dengan nilai yang diberikan kepadanya itu. Dengan logat betawi, ia menyebut tak mau memikirkannya.

Baca Selengkapnya
Prabowo di Debat Pilpres Ketiga: Saya kok Banyak Sependapat dengan Pak Ganjar

Prabowo di Debat Pilpres Ketiga: Saya kok Banyak Sependapat dengan Pak Ganjar

Prabowo mengaku sependapat dengan Ganjar terkait solusi tumpang tindihnya kewenangan mengatasi persoalan keamanan.

Baca Selengkapnya