Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

34 DPW desak PPP kubu Djan Faridz cabut dukungan ke Jokowi

34 DPW desak PPP kubu Djan Faridz cabut dukungan ke Jokowi Djan Faridz sambangi KPU. ©2017 Merdeka.com/Muhammad Genantan Saputra

Merdeka.com - Sebanyak 34 Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, mendesak Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP agar mencabut segala bentuk dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Baik itu dalam pemerintahan saat ini, maupun dalam Pilpres 2019 mendatang.

Para kader partai berlambang Kabah itu merasa kecewa terhadap perlakuan pemerintah Jokowi yang tak mengakui kepemimpinan Djan Faridz.

Para pimpinan wilayah PPP dari ujung barat hingga timur tersebut menyampaikan pernyataan sikap usai peringatan Hari Ulang Tahun ke-45 PPP, di Gelora Manahan, Solo, Minggu (7/1). Sejumlah Ketua DPW, membacakan pernyataan sikap di hadapan wartawan dan ribuan kader PPP yang hadir.

"Kami mendesak DPP PPP dan Ketum Djan Faridz untuk menyatakan sikap dan menginstruksikan pengurus seluruh tingkatan, agar tidak mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 nanti. Desakan ini wajib untuk dilaksanakan oleh DPP sesuai mekanisme yang berlaku," ujar Ketua DPW PPP Jawa Tengah, Ahmad Wafi.

Indira, Ketua DPW Provinsi Papua mewakili DPW dan DPC wilayah timur, mengemukakan tuntutan yang sama. Menurut Indira, selama 3 tahun pemerintahannya Jokowi sudah menzalimi partainya. Aswan Jaya, Ketua DPW Sumatera Utara yang mewakili DPW dan DPC wilayah barat berkomentar lebih lantang.

"Kami berkumpul di sini, 34 provinsi, ketua-ketua dan sekretaris seluruh Indonesia, satu tujuan. Mendeklarasikan di Solo, di tempat kelahiran dan besarnya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, dengan ini kami menyatakan, tidak akan mendukung lagi, tidak akan merestui, tidak akan menyetujui bila DPP PPP mencalonkan atau mendukung lagi Jokowi sebagai presiden untuk periode berikutnya," tandasnya.

"Kami juga mendesak Dewan Pimpinan Pusat PPP untuk mencabut seluruh dukungan yang pernah diberikan kepada Presiden. Kami meminta juga kepada DPP untuk mencopot seluruh baliho, spanduk, billboard yang mengatasnamakan PPP, yang menyatakan mendukung Joko Widodo," tandasnya lagi.

Sikap tegas tersebut, kata Aswan, dilakukan sebagai reaksi atas sikap pemerintah, melalui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang tak mengakui PPP hasil Muktamar Jakarta pimpinan Djan Faridz. Sikap pemerintah tersebut dinilai sebagai pengangkangan dan pengkhianatan hukum.

Sementara itu, Djan Faridz menganggap wajar pernyataan sikap tersebut. Sikap keras para kader partai tersebut sebagai ungkapan kekecewaan terhadap keputusan Menteri Hukum dan HAM yang mengesahkan PPP kubu Romahurmuziy.

"Sikap seluruh pengurus dari DPW, DPC, dan ranting ini sesuatu yang wajar. Sebab musababnya dari seorang menteri yang tidak mengerti hukum, yang menzalimi keputusan MA. Kasihan keputusan MA dianggap seperti kertas kosong," tegasnya.

Kendati memaklumi sikap para kadernya, Djan mengaku tidak akan terburu buru dan gegabah dalam mengambil keputusan. Dia menyatakan, dalam politik masih ada kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa saja terjadi. Termasuk di antaranya kemungkinan islah, damai, kemungkinan bergabung atau kemungkinan keluarnya SK.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Djarot Puji Maruarar Sirait Pilih Mundur dari PDIP: Lebih Baik Gentle Seperti Itu Kalau Beda Pilihan

Djarot Puji Maruarar Sirait Pilih Mundur dari PDIP: Lebih Baik Gentle Seperti Itu Kalau Beda Pilihan

Menurut Djarot, DPP PDIP menghormati itu. Djarot optimistis PDIP masih memiliki banyak kader yang loyal.

Baca Selengkapnya
PDIP: Presiden Milik Kita Semua, Tidak Perlu lah Kampanye!

PDIP: Presiden Milik Kita Semua, Tidak Perlu lah Kampanye!

PDIP menilai Presiden Jokowi tidak perlu kampanye meski diizinkan UU Pemilu.

Baca Selengkapnya
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden

Baca Selengkapnya
PDIP soal Jokowi Boleh Kampanye: Kampanyekan Anaknya Jadi Presiden, Baru Pertama Kali Terjadi di Dunia

PDIP soal Jokowi Boleh Kampanye: Kampanyekan Anaknya Jadi Presiden, Baru Pertama Kali Terjadi di Dunia

Salah satu peserta Pilpres 2024 merupakan anak sulung dari Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Reaksi Jokowi soal Wacana Hak Angket Usut Dugaan Kecurangan Pemilu

Reaksi Jokowi soal Wacana Hak Angket Usut Dugaan Kecurangan Pemilu

Ganjar Pranowo mendorong PDIP dan PPP menggulirkan hak angket di DPR.

Baca Selengkapnya
PSI: Dukungan Jokowi ke Capres dan Parpol Bukan Dosa, Hal Lazim di Dunia Politik

PSI: Dukungan Jokowi ke Capres dan Parpol Bukan Dosa, Hal Lazim di Dunia Politik

"Tidak masalah, tidak berdosa memberikan dukungan politik," kata Sekjen PSI

Baca Selengkapnya
PPP Gelar Rapat, Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran Raih Suara Tertinggi di Pilpres

PPP Gelar Rapat, Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran Raih Suara Tertinggi di Pilpres

Rapat yang digelar di Kantor DPP PPP itu untuk membahas hasil rekapitulasi suara pemilu legislatif 2024.

Baca Selengkapnya
PPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah

PPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah

Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-51 akan digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang Makassar.

Baca Selengkapnya