Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2 'Serangan mematikan' Hatta yang bikin JK dihujani kritik pedas

2 'Serangan mematikan' Hatta yang bikin JK dihujani kritik pedas Debat Cawapres 2014. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Sejumlah kritikan muncul usai penampilan cawapres di debat putaran keempat KPU . Jusuf Kalla (JK) mendapat serangan paling banyak, karena penampilannya yang dinilai tak dapat mengimbangi Hatta Rajasa di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

JK dinilai tidak konsisten dalam menjawab pertanyaan Hatta. Apalagi soal isu sekolah gratis dan program Ujian Nasional (UN) sebagai tolak ukur kualitas peserta didik.

"Pertanyaan yang simpel saja, saya membaca dalam visi misi Bapak JK dan Pak Jokowi , itu memang tidak lagi memperhitungkan atau menolak Ujian Nasional, ini satu perkembangan yang cukup menarik, karena bapak promotor utama untuk ujian nasional. Apakah ada satu perubahan di Pak JK. Hal apa yang salah dalam sistem ujian nasional kita," kata Hatta dalam debat cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (29/6).

Mendapat pertanyaan ini, JK langsung membantah ada niatan untuk menghapus ujian nasional. Menurut dia, dalam visi dan misi Jokowi - JK yang ada hanya evaluasi.

"Pak Hatta kalau anda baca betul-betul tentang visi misi kami, bunyinya adalah akan dievaluasi sistem pendidikan. Seperti kurikulum yang dievaluasi, ujian nasional dievaluasi, boleh perbaiki sistemnya, boleh bobotnya, tidak menghilangkan dalam segera, jadi evaluasi," jawab JK.

Mendengar jawaban itu Hatta tidak puas dan bertanya apa yang akan dievaluasi oleh JK. Namun JK kembali melontarkan jawaban yang serupa yakni misalnya evaluasi standar kelulusan UN.

Hatta kembali 'menyerang' konsistensi JK soal sekolah gratis. Menurut Hatta, JK adalah orang yang tidak mendukung program sekolah gratis.

"Apa kira-kira pandangan Pak JK terhadap sistem pendidikan kita sekarang dikaitkan dengan pandangan Pak JK pada waktu dulu yang kurang sependapat pendidikan gratis, sekarang ini pendidikan gratis dikembangkan sampai 12 tahun, kami gratiskan pendidikan usia dini sampai ke SMA, apakah dalam konteks ini Pak JK melihat ada keadilan?"

JK pun menjawab dengan normatif ihwal pertanyaan itu. Menurut dia, pendidikan gratis adalah sebuah keniscayaan.

"Pendidikan gratis adalah keniscayaan. Otomatis harus kita laksanakan. Begitu kita telah sepakat maka kita sepakat," ujar JK membela diri.

Berikut kritikan pedas terhadap JK usai penampilan debat cawapres:

JK kebingungan jawab sekolah gratis

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menilai jawaban JK ambivalen, bercabang dua. Seperti saat Hatta menanyakan soal komitmen mewujudkan pendidikan gratis 12 tahun kepada JK."Misalnya dulu menolak pendidikan gratis, sekarang setuju pendidikan gratis. Dulu menolak ujian nasional, sekarang bingung bagaimana menyikapi ujian nasional karena ada di dalam visi misi itu," kata Fadli Zon.Secara keseluruhan, Fadli Zon menilai debat antara Hatta dan JK dimenangkan Hatta dengan poin 7-0."Saya tweet juga di twitter saya, ya walau pun subjektif ya, tapi kalau kita memahami subtansi, beberapa jawaban Pak Jusuf Kalla itu sangat normatif, tidak menukik, tidak tajam dan biasa-biasa saja," ujarnya.

JK tidak jelas bicara apa

Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan, dalam debat malam ini Calon Wakil Presiden Hatta Raja terlihat percaya diri menghadapi Jusuf Kalla. Suhardi menambahkan, pemaparan Hatta terkait SDM dan Iptek lebih baik dari lawannya."Saya kira Pak Hatta sangat bagus. Beberapa kali dia memaparkan semua visi misi sangat baik. Sementara Pak JK saya tidak mengerti apa yang dibicarakan," kata Suhardi usai acara debat, Minggu (29/6).Suhardi melanjutkan, beberapa pemaparan yang disampaikan oleh Hatta Rajasa menurutnya sudah pernah dilakukan saat besan SBY ini menjabat sebagai menteri."Semua yang dijelaskan Pak Hatta Baik ya, konsepnya, ukuran dan parameternya bagus dan konseptual. Saya rasa itu merupakan akumulasi dari pengalaman beliau," jelasnya.

JK tidak konsisten

Timses Prabowo-Hatta Marzuki Alie menilai, bahwa JK sangat tegang dalam debat antar cawapres. Dia melihat JK gugup."Secara psikologis kalah penampilannya dibanding Pak Hatta. Pak JK kelihatan gagap," kata Marzuki di arena debat.Dia mengatakan, Hatta seakan tanpa beban dalam menjelaskan dan memberikan pemaparan di debat ini. Sebab, Marzuki menilai Hatta lebih menguasai persoalan dan tema debat."Pak JK kontra dengan visi misi sekarang ini. Pak JK dulu tak suka dengan pendidikan gratis, sekarang berbeda. Ini namanya inkonsekuenitas," kata Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini. Marzuki pun mengaku mendapatkan Short Messages Service (SMS) di telepon selulernya yang kebanyakan menilai Hatta memenangkan debat atas JK. "Hampir 100 orang SMS ke saya Pak Hatta menang telak," kata Marzuki.

JK kelelahan, jawabannya muter-muter

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsy menilai apa yang disampaikan Cawapres Jusuf Kalla dalam debat cawapres muter-muter jawabannya.Dia menduga bila penyebab penjelasan JK kurang gamblang dan tegas karena JK kelelahan."Pak JK sepertinya agak kelelahan, sehingga agak muter-muter jawabannya, berbelit-belit," ungkap Aboebakar kepada wartawan di lokasi debat, Jakarta, Minggu (29/6).Politisi PKS itu menegaskan bahwa debat calon wakil presiden kali ini dimenangkan Hatta Rajasa. Dari awal hingga sesi akhir debat, Hatta menguasai arena."Menang Hatta semua. Ada tujuh segmen, dari awal sampai akhir artikulasi penguasaan Hatta dalam bidang itu sangat kuat," tegasnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Ajak Seluruh Santri dan Pelajar Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024

Jokowi Ajak Seluruh Santri dan Pelajar Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024

Jokowi ingin para santri dan pelajar menggunakan hak pilihnya dengan baik.

Baca Selengkapnya
JK Ingatkan Jokowi Tak Kampanye Terselubung: Kalau Melanggar Permalukan Diri Sendiri

JK Ingatkan Jokowi Tak Kampanye Terselubung: Kalau Melanggar Permalukan Diri Sendiri

JK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Keberlanjutan Program Bantuan Pangan, Jokowi Tunggu Sampai Juni: Kita Lihat Ada Anggaran Enggak

Keberlanjutan Program Bantuan Pangan, Jokowi Tunggu Sampai Juni: Kita Lihat Ada Anggaran Enggak

Ayu, salah seorang penerima bantuan, mengaku bersyukur atas bantuan pangan yang diberikan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi

Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi

AHY menilai, banyak keterbatasan saat partainya berada di luar pemerintah atau oposisi.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.

Baca Selengkapnya
Gerakan Kampus Kritik Jokowi Meluas, Mungkinkah Berdampak Terhadap Kepercayaan Publik ke Presiden?

Gerakan Kampus Kritik Jokowi Meluas, Mungkinkah Berdampak Terhadap Kepercayaan Publik ke Presiden?

Sejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Terima Kasih ke Jokowi, 217 Kepala Desa di Nganjuk Gabung Projo

Terima Kasih ke Jokowi, 217 Kepala Desa di Nganjuk Gabung Projo

Sementara Ketua DPC Projo Nganjuk Sujarwo menyatakan ada 217 kades dari 244 desa se-Nganjuk yang bergabung Projo.

Baca Selengkapnya