Merdeka.com - Ratusan warga Desa Pelanggahan, Kecamatan Kuta Raja, Aceh, larut dalam zikir, Sabtu (27/12) di Masjid Teuku Anjong. Zikir dan tausiah yang dipimpin langsung oleh Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Tgk H Jamhuri Ramli Al Hafiz itu terlihat khidmat mengenang 10 tahun gempa dan tsunami yang pernah menghancurkan tempat tinggalnya.

Warga desa ini berbondong-bondong mendatangi Masjid yang pernah hancur saat tsunami mengenang bencana terdahsyat ini. Mayoritas baik perempuan maupun laki-laki menggunakan pakaian serba putih. Bahkan saat zikir berlangsung tidak sedikit yang meneteskan air mata.

Setelah zikir dan membaca yasin yang dimulai sejak pagi, Tgk H Jamhuri Ramli Al Hafiz juga memberikan tausiah singkat. Dalam tausiahnya, Jamhuri mengingatkan jamaah bahwa musibah tsunami bukanlah hukuman, tetapi ini peringatan yang diberikan oleh Allah SWT. "Ini peringatan yang diberikan oleh Allah," katanya dalam tausiah singkat.

Tgk H Jamhuri Ramli Al Hafiz juga menyampaikan bahwa semua korban tsunami 26 Desember 2004 adalah syuhada. Mereka semua mendapatkan pahala syahid. Tentu ini berkah bagi mereka semua yang menjadi korban tsunami kala itu.

"Kita sendiri belum tentu bisa mendapatkan pahala syuhada, tetapi korban tsunami adalah telah dapat pahala syuhada, itulah kelebihan para korban tsunami," imbuhnya.

Oleh karena itu, imam besar Masjid Raya Baiturrahman ini berpesan kepada jamaah agar meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. "Sering-seringlah menyebut nama Allah, semakin sering kita menyebut nama Allah, maka Allah pun akan menyebut nama kita," ujarnya.

Selain itu, warga juga menyelenggarakan kenduri untuk semua warga pelanggahan. Pantauan merdeka.com, juru masak saat zikir dan tausiah berlangsung sedang sibuk memasak masakan khas Aceh yaitu Kuah Beulangong, masakan tradisional Aceh yang banyak digemari pecinta kuliner di Aceh.

Warga setempat maupun tamu undangan usai melaksanakan zikir dan tausiah dipersilakan untuk mencicipi hidangan tersebut.