Merdeka.com - Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid tengah berada di Sydney ketika aksi penyanderaan di sebuah toko cokelat Lindt yang berada di kawasan Martin Place, Kota Sydney, Australia terjadi. Ia mengatakan, apa yang dilakukan penyandera yang diduga merupakan kelompok ISIS telah menodai Islam.

"Pesan utama Islam adalah pesan perdamaian, bukan kebencian. Para teroris telah nodai Islam dengan aksi mereka #IniBukanIslam," tulis Yenny melalui akun Twitter-nya, Senin (15/12).

Ia menjelaskan, aksi penyanderaan tersebeut berjarak 1 blok dari tempatnya berjalan. Putri kedua Gus Dur itu berada di Sydney untuk menghadiri GusDur Memorial Lecture di universitas Sydney.

"Kami sedang berjalan di King Street setelah turun dari ferry di Darling Harbour. Di jalan kami lihat banyak polisi. Ternyata ada insiden kelompok ekstrem."

Politikus PKB ini menjelaskan, Islam jelas melarang aksi terorisme. Dalam akhir tweet-nya, Yenny menuliskan hastag #IniBukanIslam.

"Mereka memaksa sandera kibarkan kain bertuliskan Syahadat dan tempelkan di jendela. Padahal Islam haramkan terorisme #IniBukanIslam."

Dua lelaki bersenjata menyandera sekitar 40 orang di sebuah toko cokelat Lindt yang berada di kawasan Martin Place, Kota Sydney, Australia pada Senin pagi waktu setempat. Pelaku yang terekam berwajah orang Timur Tengah tersebut kemudian mengibarkan bendera yang mirip dengan bendera ISIS pada kaca toko.

Hingga berita ini diturunkan, Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan pemerintah belum mengetahui apakah penyanderaan itu bermotif politik atau ada unsur lain. Ia menegaskan tidak akan tinggal diam jika ada warganya yang terluka.