Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Yasonna Sebut Ada Upaya Suap untuk Gagalkan Ekstradisi Maria Pauline

Yasonna Sebut Ada Upaya Suap untuk Gagalkan Ekstradisi Maria Pauline Penangkapan Maria Pauline Lumowa. ©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Menteri Hukum dan Ham Yasonna H Laoly mengungkap adanya upaya suap yang dilakukan sejumlah pihak, terhadap proses ekstradisi Maria Pauline Lumowa, Buron kasus LC bodong BNI. Sejumlah negara dari Eropa juga disebutnya berupaya menggagalkan ekstradisi.

"Selama proses, ada negara dari Eropa yang melakukan diplomasi agar tidak diekstradisi, ada pengacara yang lakukan upaya hukum juga yang menurut, ada upaya suap. Tetapi Pemerintah Serbia commit, saya bertemu menteri kehakiman Serbia, saya bertemu menteri luar negeri, wakil PN dan puncaknya menemui Presiden Serbia," ungkap Yasonna di VIP Room Terminal 3 Bandara Soetta, Kamis (8/7).

Yasonna menerangkan, dalam proses pemulangan Maria Pauline Lumowa, sejumlah tim dari Direktorat Jendral AHU dan kementerian Luar Negeri, termasuk dirinya turun langsung berupaya memulangkan Maria ke Indonesia.

"Tim ikut serta ke sana, staf dari kemenkumham, Dirjen AHU. Terus lakukan pendekatan. Terakhir, setelah ada negosiasi, saya sendiri melaporkan ke Presiden bahwa diperlukan langkah-langkah, karena lewat tanggal 16 mereka masa penahanannya akan berakhir, mau tidak mau harus dibebaskan. Untuk itu, Dia menyampaikan salam ini persahabatan historik Serbia," ucap Yasonna.

Penangkapan Sangat Panjang

Yasonna juga menjelaskan, penangkapan buronan pembobol Bank BNI ini cukup panjang dan memakan waktu. Menurutnya, Maria sempat berpindah-pindah, sebelum akhirnya diamankan oleh Interpol di Bandara Internasional Serbia.

"Ini proses panjang yang kita lakukan untuk menunjukan negara kita negara hukum, kita coba sebaik mungkin perjalanan ini agak tertutup. Dia sudah ditangkap Juli 2019 di Serbia berdasarkan red notice sebelumnya setelah melarikan diri ke Singapura kemudian ke Belanda," terangnya.

Menurut Yasonna, Pemerintah Indonesia, sempat menjumpai sejumlah kendala, termasuk di antaranya, ketika Maria berada di Belanda. Saat itu Pemerintah Belanda, menolak permintaan ekstradisi Maria oleh Indonesia.

"Kita sudah lakukan upaya hukum untuk meminta agar diekstradisi dari Belanda, dua kali tetapi Pemerintah Belanda menolak, karena tidak ada perjanjian ekstradisi (Indonesia-Belanda)," ucapnya.

Yasonna menerangkan, Maria Pauline Lumowa menjadi buron atas kasus pembobol kredit Bank BNI pada tahun 2003 silam. Dia bersama rekan-rekannya, terbukti telah merugikan negara dengan surat utang (Letter of Credit) sebesar Rp1,7 triliun.

"Waktu ke Belanda tahun lalu tertangkap karena red notice interpol. Beliau adalah pembobol BNI dengan teman-temannya melalui LC sebesar Rp1,7 T sekarang mungkin kalau dihitung, kursnya lebih besar," ucap dia.

(mdk/eko)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenazah Lukas Enembe akan Dibawa ke Papua Kamis Dini Hari

Jenazah Lukas Enembe akan Dibawa ke Papua Kamis Dini Hari

Jenazah akan diterbangkan melalui Bandara internasional Soekarno-Hatta.

Baca Selengkapnya
Polisi: Jenazah Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe Tiba di Jayapura Besok

Polisi: Jenazah Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe Tiba di Jayapura Besok

Polda Papua siap mengamankan prosesi kedatangan jenazah Lukas Enembe hingga pemakaman.

Baca Selengkapnya
Komjak Soroti Permohonan JPU Pindahkan Penahanan Dito Mahendra ke Lapas Gunung Sindur

Komjak Soroti Permohonan JPU Pindahkan Penahanan Dito Mahendra ke Lapas Gunung Sindur

Penetapan penahanan terdakwa saat ini berada di bawah wewenang majelis hakim

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya

Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.

Baca Selengkapnya
PO Rosalia Indah Terancam Kena Sanksi Jika Terbukti Sopir Berkendara 8 Jam Lebih

PO Rosalia Indah Terancam Kena Sanksi Jika Terbukti Sopir Berkendara 8 Jam Lebih

Menhub Budi Karya masih mendalami terkait kecelakaan maut itu.

Baca Selengkapnya
Sosok Awan, Bocah Tewas Dibanting Ayah Dikenal Dekat dengan PPSU dan Bercita-Cita jadi Petugas Damkar

Sosok Awan, Bocah Tewas Dibanting Ayah Dikenal Dekat dengan PPSU dan Bercita-Cita jadi Petugas Damkar

Ibunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.

Baca Selengkapnya
Sosok Paulus Pandjaitan Putra Menko Luhut, Perwira TNI dengan Segudang Pengalaman dan Prestasi

Sosok Paulus Pandjaitan Putra Menko Luhut, Perwira TNI dengan Segudang Pengalaman dan Prestasi

Paulus putra dari Menko Luhut ini ternyata mengikuti jejak ayahnya yang meniti karier di bidang kemiliteran.

Baca Selengkapnya
Tinjau Banjir di Semarang Utara, Wali Kota Ita Ikut Bantu Evakuasi Warga

Tinjau Banjir di Semarang Utara, Wali Kota Ita Ikut Bantu Evakuasi Warga

Mbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.

Baca Selengkapnya
Pesan Wapres Ma'ruf Amin Usai Nyoblos: Indonesia Mencari Pemimpin Bangsa, Bukan Kelompok

Pesan Wapres Ma'ruf Amin Usai Nyoblos: Indonesia Mencari Pemimpin Bangsa, Bukan Kelompok

Ma’ruf berharap agar Pemilu ini menghasilkan para pemimpin yang mampu membawa bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera.

Baca Selengkapnya