Merdeka.com - Aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak kerap mencekam dan berujung bentrok. Namun tidak semua aksi unjuk rasa menakutkan. Beberapa malah mengundang senyum.

Di Surabaya polisi dan demonstran sempat bernyanyi lagu 'iwak penyek' dan joget bareng.

Ceritanya saat itu buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) melakukan unjuk rasa di depan Gedung Grahadi Surabaya. Sambil menunggu perwakilan demonstran diterima Wagub Jatim Saifullah Yusuf, Brimob dan demonstran melebur dan joget bareng, Kamis (29/6).

"Ayo terus, jangan dihentikan lagunya. Daripada demonya panas dan tegang, lebih baik berdendang dan bergoyang bersama," kata Kasat Binmas Polda Jatim Kombes Pol Pudji Astuti.

Massa dan demonstran pun bergoyang seru.

Kalau di Bandung, Jawa Barat, lain lagi. Seorang waria ikut berorasi di hadapan ribuan aksi buruh dan mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung Sate. Waria bernama Angie (40) itu tiba-tiba saja berorasi. Kontan hal ini membuat suasana unjuk rasa menjadi riuh.

Waria yang memakai rok mini dan stocking hitam ini pun berteriak dan mengajak massa untuk meneriakkan "sedot SBY". Namun Angie buru-buru menjelaskan maksudnya. "Maksudnya sedot kekayaannya," katanya disambut tawa.

Masih di Bandung. Kali ini soal demo bayaran. Massa Angkatan Muda Indonesia Bersatu (AMIB) berunjuk rasa di depan Gedung Sate. Anehnya, di saat yang lain menolak kenaikan harga BBM, yang satu ini malah mendukung kenaikan harga BBM.

Peserta unjuk rasa kebanyakan tukang becak dan pemulung. Yang lucu setiap orator berteriak "Setujukah kenaikan BBM?" Secara serempak massa berteriak "Tidaaaak."

Padahal seharusnya mereka mendukung kenaikan BBM dan berteriak "Setujuuu".

Usai demo, beberapa tukang becak mengaku diberi uang Rp 50 ribu untuk mendukung aksi itu.