Merdeka.com - Wuri Wuryani, sebagai peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan bekerja di Organization for the Prohibition of Chemical Weapon (OPCW) menyayangkan banyaknya hasil-hasil penelitian di Tanah Air yang berakhir disimpan di dalam laci atau tak dikembangkan. Wuri menilai, hasil-hasil penelitian tersebut seharusnya bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Hasil penelitian saya selalu beralih ke laci (disimpan). Saya sedih karena kerja penelitian itu kan pakai uang rakyat tapi berakhir di laci," tutur Wuri kepada merdeka.com, Sabtu (2/4).

Menurut Wuri, dirinya hanya bisa menganalisa alasan banyaknya hasil penelitian yang tidak ditindaklanjuti oleh industri. Wuri melihat, pada saat dirinya masih melakukan berbagai penelitian di LIPI, belum ada lembaga inovasi secara khusus mengevaluasi masalah-masalah yang dihadapi industri yang perlu dibantu oleh Litbang. "Sekarang lembaga ini sudah ada di LIPI," tutur Wuri.

Wuri menambahkan, umumnya skala penelitian adalah bench mark atau patokan, skala kecil di laboratorium, sehingga perlu meningkatkan skala dulu sebelum diterapkan di industri. "Ada juga yang sudah dilakukan sampai pilot plan di LIPI, tapi ternyata kalau untuk diterapkan pada skala industri secara ekonomis tidak menguntungkan," jelas Wuri.

Hal lain, lanjut Wuri, adanya kebijaksanaan bahwa membeli ilmu atau paten yang sudah menurun nilainya, atau produk jadi dari luar lebih menguntungkan. Sudah sejak beberapa tahun yang lalu, proposal penelitian yang diajukan peneliti sudah harus menghasilkan ilmu yang dapat diterapkan atau produk nyata yang bermanfaat. Keduanya harus dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat.

"Jadi setahu saya sudah lebih terarah, tetapi tentu masih banyak yang harus ditata, sehingga dana penelitian yang sebetulnya adalah uang rakyat itu dapat lebih efisien dan efektif," ungkap Wuri.