WNI Korban Perdagangan ke Myanmar Capai 25 Orang, Begini Modus Pelaku Merekrut
Merdeka.com - Polisi membongkar kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap 20 Warga Negara Indonesia (WNI) ke Myanmar. Polisi menetapkan dua tersangka terkait kasus perdagangan WNI tersebut.
"Dari proses penyidikan, langsung kita lidik segera kita tahapan penyidikan. Kemudian menetapkan tersangka dan dua orang tersangka berhasil kita amankan di mana dua tersangka ini atas nama Andri dan Anita," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, saat jumpa pers Selasa (16/5).
Polisi mengungkap setelah dilakukan pengusutan, menemukan fakta baru terkait perdagangan WNI tersebut.
Selain 20 orang, ternyata terdapat lima WNI lain yang menjadi korban dan masih dalam pencarian sehingga jumlah korban TPPO ke Myanmar mencapai 25 orang.
Polisi menyebut kedua tersangka yakni Andri dan Anita merekrut 16 korban dari 20 WNI yang berhasil diamankan. Sementara sisanya masih pendalaman terkait siapa pihak yang merekrut.
"Karena di samping 20 orang ini ada 5 orang lagi yang sudah berhasil kabur. Jadi jumlah korban ada sekitar 25 orang. Dari 25, kita menyatakan bahwa 16 direkrut oleh Anita. Kemudian yang 9 sudah kita data (direkrut) atas nama ER," kata Djuhandhani.
Proses Keberangkatan
Polisi juga mengungkap proses perekrutan sampai keberangkatan para korban. Perekrutan dan keberangkatan dilakukan secara berkala melalui pelbagai akses dan waktu berbeda.
Polisi menyebut korban ada yang langsung menuju Bangkok, Thailand maupun transit lebih dulu ke Malaysia selama kurun waktu September sampai November baru ke Myanmar.
"Ada yang dari Bandara Soetta langsung ke Bangkok, ada yang melalui pintu Malaysia. Kemudian, dari pintu Malaysia baru ke Bangkok selanjutnya dibawa lewat samping, tidak melalui proses yang benar, menuju ke wilayah Myanmar," ujar dia..
Adapun para korban diberangkatkan tanpa menggunakan perusahaan penempatan pekerja migran legal dan tanpa menggunakan visa kerja. Para korban diberangkatkan hanya berbekal surat tugas dari dari CV Prima Karya Gemilang untuk mengelabui petugas imigrasi.
"Jadi mereka dibekali surat dari CV hal ini digunakan untuk menutupi petugas imigrasi kemudian korban pergi ke Bangkok dengan alasan untuk interview dan seleksi. Apabila diterima akan diterbitkan visa kerja. Korban dibekali tiket pulang pergi Jakarta-Bangkok kemudian diseberangkan ke Myanmar secara ilegal melalui perbatasan Mae Sot," beber Djuhandhani.
Modus Perekrutan
Dari semua proses itu, polisi menegaskan bahwa para korban yang berangkat ternyata ditipu oleh para tersangka. Dengan janji bekerja sebagai marketing operator online dengan gaji antara Rp12 juta sampai Rp15 juta dan ada komisi apabila mencapai target.
Selain dijanjikan gaji dan pekerjaan, para korban juga dijelaskan pola jam kerja selama 12 jam. Termasuk pekerja juga diperbolehkan mengambil cuti selama enam bulan sekali untuk kembali ke Indonesia.
"Kemudian para korban di eksploitasi diberikan kontrak kerja namun dalam bahasa China dan tidak dimengerti oleh korban. Korban dipekerjakan di perusahaan online scam milik warga negara China kemudian ditempatkan di salah satu tempat tertutup dan dijaga oleh orang-orang bersenjata," ujar Djuhandhani.
Namun janji manis itu tak pernah terealisasi. Para WNI malah dituntut bekerja selama 16 sampai 18 jam mulai pukul 20.00-14.00 WIB. Dengan gaji hanya Rp3 juta yang tidak sesuai seperti janji awal, bahkan ada yang belum menerima gaji.
Kemudian manakala para korban tidak mencapai target perusahaan ini akan disanksi berupa potongan gaji termasuk kekerasan fisik.
"Tindakan itu berupa dijemur kemudian dihukum fisik, lari bahkan ada beberapa korban yang menerima kekerasan berupa pemukulan dikurung," tambah Djuhandhani.
Cara Kerja
Tak hanya berhenti di situ, polisi juga mengungkap para korban malah dipekerjakan sebagai scam atau bekerja sebagai penipu secara online. Melalui sejumlah media sosial seperti Facebook sampai Instagram.
Korban kemudian diminta pelaku mencari sasaran warga Kanada dan Amerika sebagai target. Modus dengan menghubungi sasaran melalui media sosial. Kemudian setelah target ingin melakukan video call diberikan video-video ataupun bisa menggunakan model Rusia ataupun model dari China yang sudah disiapkan sindikat tersebut.
"Mungkin sudah ditanyakan juga sama rekan-rekan bagaimana mereka bisa bekerja sementara mereka tidak bisa berbahasa Inggris dan lain sebagainya. Di perusahaan itu sudah disiapkan aplikasi ataupun lain sebagainya di mana para korban tinggal meng-copy paste apa yang sudah ada di komputer yang dimiliki ataupun yang dimiliki oleh perusahaan tersebut," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Minta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar
Satu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.
Baca SelengkapnyaDua WNA jadi Korban Begal di Tamansari, Lima Pelaku Berhasil Diringkus Polisi
Korban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaPencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian
Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Heboh WNI Ditolak Masuk Thailand, Ternyata Wajib Bawa Uang Tunai Sebanyak Ini
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand mengumumkan, banyak Warga Negara Indonesia (WNI) gagal masuk Thailand.
Baca SelengkapnyaNasib Mahasiswa 'Magang' Ferienjob Diduga Korban TPPO Selama di Jerman: Mereka Dipekerjakan jadi Kuli
Polri mengungkapkan pekerjaan para mahasiswa Indonesia korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Jerman.
Baca SelengkapnyaAturan Baru: Sri Mulyani Izinkan WNA Tanpa NPWP Ikut Lelang Diselenggarakan Negara
Ketentuan tersebut merupakan bagian dari relaksasi pemerintah untuk warga asing yang diatur dalam PMK 122 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
Baca SelengkapnyaLibur Akhir Tahun, 291 Ribu Lebih WNI Tinggalkan Indonesia
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, menyiagakan 603 personel.
Baca SelengkapnyaWN Taiwan yang Hilang akibat Kapal Terbalik di Kepulauan Seribu Ditemukan
Pencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaTNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua
Serangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.
Baca Selengkapnya