WNA Keluhkan Kualitas Hotel Isolasi, Ini Tanggapan Satgas
Merdeka.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menanggapi keluhan pelaku perjalanan luar negeri yang menjalani isolasi di hotel dengan fasilitas tidak memadai. Wiku memastikan pemerintah akan meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien yang menjalani karantina maupun isolasi.
"Kualitas pelayanan dan fasilitas terus kami tingkatkan ke depannya," katanya kepada merdeka.com, Rabu (12/1).
Pemerintah akan bekerja sama dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyediakan fasilitas karantina yang terstandar dan nyaman bagi pelaku perjalanan luar negeri. Kualitas fasilitas karantina juga akan disesuaikan dengan besaran tarif.
"Pada prinsipnya, setiap fasilitas karantina baik wisma ataupun hotel memiliki standarisasi khusus kelayakan sebelum diberikan izin dan ditetapkan sebagai tempat karantina terpusat," ujarnya.
Wiku menambahkan, bagi pelaku perjalanan luar negeri yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat menjalani karantina akan dipindahkan ke fasilitas isolasi. Upaya pemindahan pasien ini tidak disertai dengan paksaan dalam bentuk apa pun.
"Perlu ditekankan bahwa tidak semua hotel memenuhi syarat dapat menyediakan fasilitas isolasi," ucap Wiku.
Fasilitas Hotel Rusak dan Kotor
Sebelumnya, Matthew Joseph Martin, Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat mengeluhkan kualitas hotel yang ditempatinya selama menjalani isolasi. Sebagian besar fasilitas yang berada dalam kamar hotel rusak, kotor, dan berdebu. Karpet dan dinding kamarnya kotor, remote air conditioner (AC), tempat tidur, jendela, hingga shower rusak.
Belum lagi makanan yang disediakan hotel itu tidak sesuai dengan paket karantina. Berdasarkan paket karantina yang dipublikasikan pihak hotel, tamu mendapatkan makanan tiga kali sehari dengan tambahan snack dua kali.
"Tapi kenyataannya, jajanan yang diberikan jajan pasar 1 biji singkong. Bagaikan komedi tragis menyebut jajanan singkong yang satu ini," ucapnya kepada merdeka.com, Senin (11/1).
Dipindahkan Setelah Dinyatakan Positif
WNA yang sudah hampir enam tahun menetap di Indonesia ini menceritakan lengkap kondisi yang dialaminya. Dia tiba di Indonesia pada 30 Desember 2021, setelah mengunjungi orang tuanya di Amerika Serikat. Matthew melakukan perjalanan bersama putranya berusia empat tahun.
Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Matthew dan putranya menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasilnya negatif Covid-19. Keduanya langsung bergegas menuju tempat karantina di Hotel Mercure Jakarta Gatot Subroto.
Matthew mengeluarkan uang sebesar Rp16,5 juta untuk biaya karantina di Hotel Mercure selama 10 hari bersama putranya. Pada hari ke delapan karantina atau tepatnya 6 Januari 2022, Matthew dan putranya melakukan tes PCR kedua di Hotel Mercure. Hasilnya menunjukkan positif Covid-19.
"Saya minta tes pembanding, tapi jawabannya tidak boleh. Bahkan tamu lain di-bully petugas hotel karena sering minta tes pembanding, katanya dideportasi kalau minta lagi," kata Matthew.
Setelah dinyatakan positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, Matthew dan putranya menjalani isolasi di Hotel Mercure. Sampai 8 Januari 2022.
Di tanggal yang sama, Matthew mengaku dipaksa pindah oleh petugas Hotel Mercure dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 ke hotel yang terletak di kawasan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
"Tidak masuk akal, kenapa kami harus pindah? Itu lebih berisiko menginfeksi orang lain. Padahal lebih baik kami tetap di kamar (Hotel Mercure) saja," ujarnya.
Menurut Matthew, dia tak diberi opsi hotel lain. Hanya diharuskan pindah ke hotel kedua. Matthew juga tak mengetahui apakah Hotel di Gondangdia ini masuk daftar hotel yang direkomendasikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Bayar Rp22 Juta untuk 10 Hari
Matthew menyebut kualitas pelayanan hotel kedua itu sangat rendah. Berbeda jauh dengan Hotel Mercure. Padahal, hotel kedua ini menetapkan tarif Rp13,5 juta untuk satu tamu. Karena Matthew melakukan isolasi bersama putranya, maka tarif yang dikenakan sebesar Rp22 juta untuk 10 hari. Artinya, tarif penginapan harian yang harus dibayar sebesar Rp2,2 juta.
"Kami bayar Rp13,5 juta untuk hotel bobrok seperti itu. Jelas ini tidak adil," keluhnya
Selama menjalani isolasi di hotel tersebut, Matthew mengaku baru satu kali dikunjungi tenaga kesehatan. Saat itu, kesehatannya dicek pada 8 Januari 2022 pukul 23.00 WIB. Namun, kondisi kesehatan putranya tidak dicek karena sedang tidur.
Pria yang lebih sering disapa Abah Bule Omar ini mengaku semula tidak merasakan gejala meski dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, kini dia merasakan pusing.
"Sekarang lagi pusing dengan kondisi (hotel) dan biayanya," tutupnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel
Prabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaRektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali
Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
Baca SelengkapnyaJokowi Tinjau Progres Pembangunan Hotel Nusantara di IKN, Targetkan Selesai Agustus 2024
Jokowi menambahkan, menggeliatnya pembangunan sejumlah proyek di IKN menunjukkan semakin bertambahnya minat investor untuk berinvestasi di sana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fakta Menarik Hotel Diafan Wonogiri Tempat Jokowi Menginap, Bisa Lihat Suasana Kota dari Ketinggian
Lokasi hotel ini memang cukup strategis tepatnya berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 172, Kerdukepik, Giripurwo, Kecamatan Wonogiri.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Harap PROPER Kementerian LHK Dapat Mencegah Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
PROPER tahun ini telah mendorong efisiensi anggaran dalam pengelolaan lingkungan hingga lebih dari 158 triliun Rupiah atau sekitar 23 persen lebih hemat .
Baca SelengkapnyaTarif Menginap di Hotel Wanda Reign Mencapai Rp20 Juta per Malam, Hotel Dibeli Sukanto Tanoto
Hotel tersebut memiliki 192 kamar. Letak hotel menghadap cakrawala Pudong, lokasinya juga sangat dekat dari beberapa bar.
Baca SelengkapnyaPotret Suasana Rumah Maxime Bouttier Pasca Kematian sang Ibundaya - Luna Maya Terekam Bagikan Kopi ke Pelayat.
Rumah Maxime Bouttier dipenuhi oleh pelayat yang menyampaikan duka cita atas kepergian Ibunda
Baca SelengkapnyaTuris Asing Masuk Indonesia 11,6 Juta di Tahun 2023, Masih di Bawah Pra Pandemi
Jumlah kunjungan wisman meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaPelaku Wisata Pada Libur Natal Didominasi Wanita Milenial, Perputaran Uang Rp120 Triliun
Wisatawan nusantara secara mayoritas memilih menginap di rumah saudara atau kerabat.
Baca SelengkapnyaJokowi Sambangi Hotel Tempat Kumpul TKN, Ini Penjelasan Gibran
Gibran Rakabuming buka suara ihwal kedatangan ayahnya Presiden Jokowi ke hotel tempat kumpul kubu Prabowo-Gibran seusai kampanye akbar Sabtu (10/2).
Baca Selengkapnya