Merdeka.com - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan I Wayan Koster, menyangkal ada permainan dalam pembahasan anggaran proyek Wisma Atlet SEA Games di kompleks Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan pada 2011. Dia tetap berkelit tidak menerima imbalan sepeserpun karena menyetujui anggaran proyek sebesar Rp 200 miliar.

Saat memberikan pernyataan di hadapan awak media selepas pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (4/11), Koster mengakui dalam pemeriksaan ini dia dicecar sebelas pertanyaan oleh penyidik. Semuanya menurut dia berkutat soal pembahasan anggaran di DPR. Tetapi, dia menolak kabar bila ada lobi menggunakan duit pelicin supaya proyek itu disetujui dan anggarannya dicairkan oleh Komisi X DPR tempat dia bertugas sebagai anggota parlemen pada 2009-2014.

"Enggak ada lobi," kata Koster.

Koster juga menampik kabar dia menerima duit Rp 2 miliar sebagai imbalan telah meloloskan anggaran dari perusahaan milik Muhammad Nazaruddin, Grup Permai. Dia juga menampik ada kucuran dana kepada seluruh Komisi X DPR periode 2009-2014 supaya menyetujui hal itu.

"Enggak benar. Enggak ada. Jatah apa?" ujar Koster.

Dalam persidangan mantan anggota Komisi X DPR sekaligus bekas kader Partai Demokrat, Angelina Patricia Pingkan Sondakh, terungkap fakta ada aliran dana buat Koster dari Grup Permai. Menurut kesaksian beberapa karyawan Nazaruddin, duit itu disampaikan dalam bentuk tunai dan disimpan di kardus.

Fulus itu diambil oleh staf ahli Koster di Hotel Atlet Century Park dan diantar langsung ke ruang kerja Koster di DPR. Meski demikian, dia tetap menampik fakta itu.

"Enggak ada, bohong itu," sambung Koster sembari menaiki mobil Toyota Avanza hitam bernomor polisi B 1410 BIG.