Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Waspada DBD Setelah Musim Hujan, Kenali Gejala dan Penanganannya Berikut Ini

Waspada DBD Setelah Musim Hujan, Kenali Gejala dan Penanganannya Berikut Ini Ilustrasi nyamuk. Shutterstock/Gallinago_media

Merdeka.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta masyarakat waspadai Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebab, kini banyak genangan air yang muncul sehabis musim hujan.

"Setelah musim hujan deras, kemudian hujannya reda, justru di sinilah kita harus waspada. Infeksi dengue masih mengintai kita ya. Dia tidak mengenal umur atau jabatan, siapapun bisa kena ya. Makanya harus tetap waspada," kata Kepala Divisi Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik IDAI Mulya Rahma Karyanti kepada wartawan, Kamis (26/1).

Mulya juga mengungkapkan, rata-rata jumlah kasus DBD selama lima tahun terakhir mencapai 90.791 kasus. Sementara jumlah kematian mencapai 666 kasus per tahun.

"Yang paling sering terkena adalah populasi anak-anak berusia 5-14 tahun. Ini yang tertinggi ya. Namun saat pandemi, ini yang dominan remaja muda. Tapi kalau kasus kematian, 5-14 tahun yang tertinggi dari enam tahun terakhir," jelas Mulya.

Penyebab DBD

Mulya kembali menjelaskan bahwa DBD disebabkan nyamuk aedes aegypti betina. Nyamuk ini akan mengisap darah manusia untuk pematangan sel telur atau agar dapat berkembang biak. Maka dari itu, jika aedes aegypti telah mengisap darah orang lain dan mengandung virus dengue, virus tersebut masih dapat ditularkan kepada orang lain.

"Nah biasanya gejala enggak langsung timbul. Masa inkubasinya membutuhkan 5-10 hari. Kemudian, baru ada gejala pada penderita sekitarnya," ujar Mulya.

Sayangnya menurut Mulya, nyamuk aedes aegypti senang mengisap darah di siang hari. Berdasarkan pernyataan Mulya, nyamuk ini menggigit sekitar pukul 8-10 pagi atau menjelang sore pada pukul 15.00-17.00 WIB.

Sedangkan gejala dialami orang terkena DBD itu seperti keluhan demam atau nyeri di belakang mata, sakit perut, mual, muntah atau pendarahan.

"Nah ini gejala-gejala yang perlu diwaspadai. Kalau demamnya mendadak tinggi, tiba-tiba kemudian mukanya memerah, flushing,” kata Mulya.

Penanganan

Mulya berpesan, bagi orang tua yang memiliki anak bergejala DBD, harus memperhatikan asupan minuman sang anak. Mulya mengatakan, anak harus rajin minum agar tidak dehidrasi dan perhatikan buang air kecilnya. Jika dalam delapan jam tidak buang air kecil, maka harus segera dibawa ke dokter.

"Kemudian, aktivitasnya dilihat. Anaknya mulai tidur terus atau main. Kalau udah lemas, pusing sekali, pegang gadget saj sudah pusing, maunya pusing, itu hati-hati. Sudah mulai turun aktivitasnya,” tambah Mulya.

Lalu, Mulya meminta orang tua memantau suhu anak. Di hari pertama, kata Mulya, suhu anak masih tinggi. Namun, di hari ketiga sampai keenam, anak akan memasuki fase kritis dan suhu turun dan setelah hari keenam, ketujuh, anak sudah masuk ke fase penyembuhan.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.

Baca Selengkapnya
Waspada DBD di Indonesia Melonjak Sampai Bulan April, Kenali Gejalanya

Waspada DBD di Indonesia Melonjak Sampai Bulan April, Kenali Gejalanya

Per 1 Maret 2024, tercatat kasus DBD mencapai 16.000 kasus

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?

Bayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?

Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.

Baca Selengkapnya
Cerita Dokter Pasiennya Usia 25 Tahun Mendadak Masuk IGD lalu Divonis Gagal Ginjal, Ternyata Sering Minum Pil Diet

Cerita Dokter Pasiennya Usia 25 Tahun Mendadak Masuk IGD lalu Divonis Gagal Ginjal, Ternyata Sering Minum Pil Diet

Setelah menjalani pemeriksaan, hasilnya mampu membuat dokter sedih hingga gregetan.

Baca Selengkapnya
Dituduh Cabuli Istri Pasien yang Tengah Hamil, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi saat Disidang

Dituduh Cabuli Istri Pasien yang Tengah Hamil, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi saat Disidang

Dokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.

Baca Selengkapnya
Kisah Anak Petani Tulungagung Jadi ASN Pertama di Keluarga, Kini Jadi Kepala Dinas Kesehatan Sekaligus Peternak Kambing Sukses

Kisah Anak Petani Tulungagung Jadi ASN Pertama di Keluarga, Kini Jadi Kepala Dinas Kesehatan Sekaligus Peternak Kambing Sukses

Ia beberapa kali ingin pindah jurusan karena menjadi dokter bukan cita-citanya

Baca Selengkapnya
Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera

Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera

Berdasarkan data tersebut, membuat masyarakat di wilayah Timur Indonesia kesulitan berobat.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.

Baca Selengkapnya