Waspada, 70 Persen Kasus Covid-19 di Jabar Berasal dari Orang Tak Bergejala
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kami menyebut kasus virus corona (Covid-19) di wilayahnya didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Hal ini harus ditindaklanjuti dengan larangan mudik hingga pengetatan di pintu-pintu masuk perbatasan antar wilayah.
"Pasien positif di Jabar rata-rata OTG. Dari sekitar 1.200an yang positif di luar yang meninggal dan sembuh itu 70 persen OTG, 30 persen perlu perawatan," kata dia saat ditemui di Kampus Unpad, Kota Bandung, Kamis (14/5).
"Data menunjukan ada berita yang menggembirakan. Pasien turun di akhir April dari 430-an sekarang jadi 350-an. Beban dokter berkurang sedikit," ia melanjutkan.
Meski dari perspektif beban Rumah Sakit, penurunan pasien ini kabar baik, tapi dari sisi kewaspadaan tetap harus disadari masyarakat mengingat banyak orang positif berstatus otg.
Pemerintah mengimplementasikan kewaspadaan tersebut dengan melakukan pengetesan di titik kedatangan, seperti di bandara, terminal, stasiun. Karena hasil dari pelaksanaan beberapa waktu lalu, pihaknya menemukan 1-3 persen dari penumpang yang dites positif covid.
"Itu kenapa mudik dilarang. Karena akan mempengaruhi penanganan kami dari sisi kesehatan," kata dia.
Evaluasi PSBB Provinsi
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Provinsi Jawa Barat akan berakhir pada pekan depan. Ridwan Kamil mengaku akan melakukan evaluasi sekaligus memberi level kedaruratan sebuah wilayah.
Menurutnya, level 5 digunakan untuk memberikan kategori suatu wilayah tidak terkendali dalam penanganan virus, level 4 ada pengendalian hingga pergerakan manusia dibatasi sebesar 30 persen.
Kemudian, jika suatu daerah ditetapkan dalam level 3, maka kegiatan dan pergerakan masyarakat di luar ruangan bisa ditingkatkan sebesar 60 persen. sedangkan level dua ditujukan bagi daerah yang bisa mengerjakan semua kegiatan 100 persen, namun tetap menggunakan protokol kesehatan.
"Sekarang kita di level 4 dengan kegiatan 30 persen. Kalau bagus sekali kegiatan 100 persen di level 2 tapi dengan protokol kesehatan. Belum ada yang level 1. Level 1 itu hidup normal ga pake masker, ini kalau vaksin dan obat ditemukan," kata dia.
"Selama obat dan vaksin belum ditemukan, maksimal kita hidup di new normal di level 2. Kegiatan 100 persen, sekolah dan lain-lain berjalan tapi dengan protokol kesehatan. Minggu depan akan ketahuan mana yang di level 2 atau yang meneruskan di level 4," ucapnya.
Ini pun nantinya akan berpengaruh pada pelaksanaan shalat idul fitri. Masyarakat diminta menunggu hasil evaluasi dari pemerintah terkait boleh atau tidaknya menggelar salat idul fitri di lapangan terbuka.
"Dimanakah yang boleh dan tidak, itu nanti diputuskan minggu depan. Bisa saja menurut evaluasi ga bisa semua level empat nih, maka idul fitri 100 persen di rumah, atau ada yang turun ke level tiga. Level tiga juga masih belum boleh, kegiatan yang kerumunan-kerumunan," imbuhnya.
"Kalau ada yang salah menerjemahkan, saya mohon tunggu pengumuman daerahnya itu boleh atau tidak boleh jangan menafsir sendiri. Pemerintah yang memutuskan kelurahan atau wilayah mana yang boleh atau tidak boleh menggelar salat id," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya