Merdeka.com - Wartawan se-Surabaya menggelar aksi keprihatinan di Polda Jawa Timur. Mereka menuntut pengusutan tindak kekerasan yang dilakukan pihak PT Indospring Tbk terhadap empat wartawan. Peristiwa itu terjadi saat wartawan meliput peristiwa kebakaran di Jalan Mayjend Sungkono pada Jumat(25/5).

Para wartawan meminta Polda Jawa Timur mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap tiga wartawan televisi yaitu Amin (JTV), Agus (RCTI), Udin (SCTV), dan satu wartawan tulis dari Suara Kawan, Ika.

"Kekerasan dan pelarangan yang dilakukan pihak PT Indospring adalah pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 40 tahun 1999, tentang Kebebasan Pers," ujar koordinator aksi, Sandy Irwanto, Sabtu (26/5).

Menurut Sandy, komunitas wartawan Surabaya mengutuk dan menolak kekerasan terhadap wartawan dalam bentuk apapun. Aparat diminta bertindak tegas dan menegakkan hukum seadil-adilnya.

Selain itu, komunitas wartawan yang juga anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTV), dan FWKS (Forum Wartawan Kamtibmas Surabaya) tersebut, mendesak aparat hukum untuk segera menuntaskan kasus tindak kekerasan di Gresik.

Sebelum menutup aksinya, para wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Surabaya itu, menggelar aksi teaterikal di depan Mapolda Jawa Timur.

Seperti diberitakan kemarin, Jumat (25/5) sekitar pukul 16.00 WIB, terjadi kebakaran di gudang produksi PT Indospring Tbk. Namun, secara tiba-tiba karyawati bernama Paulina dan beberapa satpam melarang pekerja pers untuk melakukan peliputan.

Bahkan, mereka merampas blackberry dan membanting kamera wartawan televisi. "Mereka juga melakukan aksi pemukulan terhadap kawan-kawan kita di Gresik," terang Djito, redaktur Suara Kawan (SK) yang turut melakukan pendampingan di Mapolres Gresik.