Merdeka.com - Tiga orang wartawan korban kekerasan aparat TNI saat meliput pesawat Hawk 200 jatuh di Pekanbaru, Riau, melapor ke Komnas HAM. Kedatangan para korban ditemani solidaritas jurnalis anti-kekerasan yang terdiri dari PWI, AJI, PFI, IJTI, PWJ serta tim advokasi dari LBH Pers.

Ketiga korban itu yakni Didik Herwanto (Pewarta Foto Riau Pos), Rian Anggoro (Antara) dan Robi (Riau Pos TV).

Pimred Riau Pos, Raja Isyam Azwar, yang mewakili korban menjelaskan kedatangan pihaknya ke Komnas HAM bertujuan agar kekerasan terhadap jurnalis di Riau mendapat perhatian. Dia juga menuntut keadilan secara hukum bagi para korban.

"Kita sebagai jurnalis bekerja sesuai landasan hukum. Jadi kami inginkan secara institusi, proses hukumnya harus dan wajib dilanjutkan, karena ini wajah pers Indonesia," kata Isyam di kantor Komnas Ham, Jakarta (23/10).

Menurutnya, alangkah memprihatinkan jika dalam menjalankan tugas jurnalistik yang dilindungi undang-undang, para wartawan justru tidak aman dalam menjalankan pekerjaannya.

Kedatangan jurnalis korban kekerasan anggota TNI AU ini diterima Komisioner Mediasi Komnas HAM, Ridha Saleh beserta anggota Komnas HAM lainnya. Dia mengatakan secepatnya akan membantu mendorong penyelesaian dugaan kekerasan oleh Letkol Robert Simanjuntak.

"Yang terlihat jelas dilakukan terhadap satu orang (Didik Herwanto). Ini tidak bisa dibiarkan terus menerus, tindakan aparat yang melakukan kekerasan kepada sipil selalu kita dorong dibawa ke pengadilan umum. Walaupun sulit akan kita coba. Bagaimana kita bisa tekan Panglima TNI agar korban mendapat keadilan," Ridha.

Pada kesempatan itu, anggota tim advokasi jurnalis Pekanbaru, Ilham Yasir juga menyerahkan sejumlah bukti kekerasan yang dilakukan oleh perwira TNI AU tersebut.

"Buktinya ada rekaman video, foto. kami berharap Komnas Ham bisa melakukan investigasi dan menurunkan tim ke Riau dan ikut mendampingi proses hukum bagi para korban," tandasnya.