Merdeka.com - Kabut asap di Kota Pekanbaru, Riau semakin pekat. Selain jarak pandang di jalanan hanya 20 meter, asap juga mulai masuk ke dalam rumah warga dan ruangan perkantoran. Sejumlah warga mengeluhkan lambatnya bantuan dari pemerintah di Jakarta.

"Asapnya sudah parah kali, sudah masuk ke rumah saya, satu keluarga kami sudah batuk-batuk," kata Asma Aini, salah seorang mahasiswi kepada merdeka.com, Kamis (13/3).

Pantauan merdeka.com di lapangan, jarak pandang yang sangat terbatas membuat pengendara memperlambat laju kendaraannya. Pengguna roda dua menggunakan masker, sedangkan pengendara roda empat memasang maskernya saat turun dari kendaraannya. Semua kendaraan menghidupkan lampu sebagai tanda adanya aktivitas lalu lintas.

"Hari ini kok makin parah asapnya, di luar ada asap, di kantor ada asap. Kami sangat berharap Presiden Pak SBY, agar secepatnya mengirimkan bantuan untuk menanggulangi asap ini," ujar Azro'i warga lainnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat, pada hari ini Kamis (13/3) pukul 10.00 WIB tadi, sudah 53.553 warga Riau terkena berbagai penyakit akibat bencana kabut asap. Mayoritas masyarakat terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Kepala Dinas Kesehatan Riau H Zainal Arifin kepada wartawan mengatakan, dari 53.553 orang, ada 46.867 warga yang terjangkit penyakit ISPA. "Itu jumlah keseluruhan di Riau," kata Zainal.

Polda Riau sudah menetapkan 40 tersangka pembakar hutan dan lahan, 39 merupakan warga sedangkan 1 korporasi yaitu PT National Sago Prima (NSP).

"Tim Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau, tengah fokus melakukan pemadaman api, baik melalui udara maupun darat," ujar Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo.