Warga pesisir Ambon akan rayakan tradisi Timba Laor
Merdeka.com - Tanggal 18 April 2014 mendatang, warga pesisir Ambon akan melakukan tradisi 'timba laor' atau cacing laut (Lycde Oele), bertempat di desa Latuhalat, kecamatan Nusaniwe. Hal ini disampaikan oleh Kepala dinas Pariwisata Kota Ambon, Peter Ohman, Selasa (15/4), seperti di lansir dari Antara.
Diapun menjelaskan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah negeri Latuhalat untuk memastikan waktu pelaksanaan dan kondisi dari air di kawasan tersebut.
"Pihak desa atau negeri akan melakukan sterilisasi kawasan pantai, supaya tidak ada warga yang memasuki kawasan tersebut sebelum laor keluar," katanya.
Laor muncul dipengaruhi siklus bulan dan matahari pada bulan Maret atau April, dan muncul hanya setahun sekali.
"Tradisi di Ambon, laor muncul setiap bulan Maret atau April tetapi semua dipengaruhi cuaca dan kondisi air laut. Jika air pasang dan berwarna keruh maka laor akan muncul," lanjut Peter.
Tradisi 'timba laor' merupakan tradisi tahunan, di mana sebelumnya di lakukan di beberapa desa di Ambon seperti Rutong, Hukurila kecamatan Leitimur Selatan, serta pantai Air Low dan Latuhalat.
Dan seperti tahun sebelumnya, tradisi ini tidak hanya proses menimba tetapi memasak hingga disantap bersama warga yang datang.
Laor sendiri memiliki kandungan protein kurang lebih 3x dibanding protein ikan dan mengandung vitamin tertentu, misalnya B 12, sehingga laor sangat baik untuk dikonsumsi.
Selain di Ambon, kegiatan serupa juga ada di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Kota Mataram.
"Di Mataram budaya timba laor yang disebut 'Nyale' dilakukan setiap tahun dan menjadi atraksi budaya masyarakat setempat dan para wisatawan, sementara Maluku khususnya Ambon hanya dilakukan masyarakat setempat," ujar Peter.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaTradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaWalaupun pesisir Demak diterjang banjir rob sekalipun, tradisi itu tetap digelar
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca Selengkapnya