Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga minta ritual Tawur Gentuh terkait mutilasi di Klungkung

Warga minta ritual Tawur Gentuh terkait mutilasi di Klungkung Perayaan Galungan di Bali. ©AFP PHOTO/Sonny Tumbelaka

Merdeka.com - Ritual 'Tawur Gentuh' dinilai harus dilakukan sebagai upaya penyucian diri atas terjadinya kasus mutilasi di Kabupaten Klungkung, Bali. Hal ini disampaikan pengamat agama Hindu Dr Ketut Sumadi menyikapi kasus mutilasi yang dilakukan oleh Fikri.

"Kasus kriminalitas itu mengakibatkan terganggunya atau tidak harmonisnya tiga unsur Tri Hita Karana (THK) dalam kehidupan masyarakat setempat," kata Ketut Sumadi di Denpasar seperti dikutip dari Antara, Jumat (27/6).

Dia menilai mutilasi yang dilakukan Fikri (26) terhadap kekasih gelapnya, Diana Sari (22), keduanya warga Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, di rumah kos Jalan Kenyeri IX, Semarapura, Kabupaten Klungkung, Senin (16/6), sebagai kejadian yang luar biasa.

Dalam kacamata umat Hindu hal itu dianggap bencana besar sesuai yang termuat dalam lontar Senggarabumi.

Untuk mengembalikan keharmonisan dan keserasian sesuai konsep THK dan kepercayaan umat Hindu dapat dilakukan dengan menggelar ritual 'Tawur Gantuh' sebagai sarana penyucian atas peristiwa mutilasi tersebut.

"Kegiatan ritual itu sesuai awig-awig (peraturan) dalam desa adat (pekraman) dilakukan oleh pelaku bersama keluarganya," ujar Ketua Program Studi Doktor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar itu.

Sedangkan pelaku dan korban bukan warga desa adat dalam lingkungan peristiwa kejadian tersebut sehingga tidak memungkinan kegiatan ritual itu dibebankan kepada yang bersangkutan maupun keluarganya.

Oleh sebab itu inisiatif dan terobosan yang dilakukan Pemkab Klungkung untuk menserasikan dan mengharmoniskan kembali lingkungan dinilai sangat positif.

Sumadi mendorong majelis utama desa pekraman (MUDP) yang menanungi desa pekraman di Bali melakukan penyempurnaan terhadap awig-awig (peraturan) desa mengenai sanksi bagi pelakunya yang berasal dari luar desa adat bersangkutan.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengharapkan Pecaruan (penyucian) paling lambat digelar setelah pilpres di catus pata (perempatan) Klungkung dan lokasi mutilasi.

Pemuka agama Hindu di Klungkung Dewa Soma menambahkan bahwa ritual Tawur Gentuh digelar setiap ada orang meninggal dalam kondisi tubuh terpotong-potong.

Sarana yang digunakan adalah kambing, angsa, anjing, anak babi, dan bebek. "Waktu pelaksanaannya akan kami koordinasikan dengan pihak desa pakraman (adat) yang menjadi lokasi peristiwa tersebut," ujarnya.

Selasa (17/6) dini hari, potongan-potongan tubuh korban dibuang ke berbagai tempat. Potongan kepala yang terbungkus kantong plastik warna hitam ditemukan warga di pinggir Jalan Raya Bukit Jambul, Kabupaten Klungkung, siang harinya dan bungkusan kantong plastik warna hitam berisi bagian tangan dan kaki ditemukan warga di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, pada sore harinya. Pelaku yang pernah menjadi guru ngaji di Sumbawa Barat memiliki istri dan seorang anak berusia tiga tahun, sedangkan korban berstatus janda beranak satu.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut

Mencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut

Kelezatan kue ka hadir berbarengan dengan dalamnya makna yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan

Mengenal Tari Batin, Kesenian Upacara Adat Lampung Barat yang Menjadi Simbol Keagungan

Salah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.

Baca Selengkapnya
Tetap Lincah dan Awet Muda, 8 Foto Inul Daratista Saat Bagikan Rahasia Ritual Bugarnya

Tetap Lincah dan Awet Muda, 8 Foto Inul Daratista Saat Bagikan Rahasia Ritual Bugarnya

Inul Daratistaselalu tampil enerjik di usianya yang sudah kepala empat. Ibu sat

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung

Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung

Biasanya, tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.

Baca Selengkapnya
Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang

Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang

Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.

Baca Selengkapnya
Tewaskan Tetangga yang Punya Ilmu Kebal, Kakak Beradik Ritual Tancapkan Pedang di Tanah

Tewaskan Tetangga yang Punya Ilmu Kebal, Kakak Beradik Ritual Tancapkan Pedang di Tanah

Sadar lawannya memiliki ilmu kebal, pelaku IM akhirnya menancapkan pedangnya di tanah.

Baca Selengkapnya