Warga geram & tuding kampus Ali ibn Abi Thalib edarkan buletin sesat
Merdeka.com - Buletin Al Iman edisi 205, Nomor 9, bulan Rabiul Awal 1436 Hijriyah bertema Aqidah yang dibagikan pada Jumat, 16 Januari oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ali ibn Abi Thalib, di Jalan Sidotopo Kidul 51, Surabaya, Jawa Timur, menuai protes dari warga muslim di Kota Pahlawan, Sabtu (7/2).
Warga meminta proses belajar mengajar di kampus tersebut dihentikan selama tiga bulan, bahkan bila perlu ditutup.
Pada buletin berjudul 'Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad' itu, menuliskan kalimat, merayakan Maulid Nabi adalah sarana yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan kesyirikan.
Sebab, dalam perayaan Maulidan Nabi itu, banyak melantun pujian-pujian yang ditujukan kepada Baginda Rasulullah SAW secara berlebihan, sehingga mengarah pada perbuatan syirik.
Dan dipicu oleh isi buletin dakwah yang diedarkan Kampus STAI Ali bin Abi Thalib ini, warga setempat marah dan mengepung kampus Agama Islam yang berada di Jalan Sidotopo Kidul itu. Ada sekitar 300 an lebih, warga yang berdemo.
Warga menduga, Kampus STAI Ali bin Abi Thalib telah mengajarkan ajaran sesat, baik ke mahasiswanya maupun kepada masyarakat luas.
Dalam aksi demo yang dijaga ketat aparat kepolisian dari Polres Tanjung Perak Surabaya dan TNI tersebut, selain berorasi, warga juga membentangkan spanduk besar bertuliskan, 'Warga Bersepakat Atas Pemberhentian Aktivitas STAI Ali bin Abi Thalib'. Warga juga memblokade akses Jalan Sidotopo Kidul.
"Masalah ini harus segera diluruskan. Merayakan peringatan kelahiran Nabi kok dilarang? Ini ajaran aneh, jelas mengarah pada kesesatan ummat," kata Koordinator Aksi, Adras Ridwan di sela aksi, Sabtu (7/2).
Sebagai warga muslim, Adras juga mengaku tidak terima dengan isi buletin tersebut. Pihaknya juga meminta aktivitas di Kampus STAI Ali bin Abi Thalib dihentikan dulu selama tiga bulan.
"Kalau perlu ditutup sekalian, karena sudah menyebarkan ajaran sesat melalui buletin dakwah," tegas pria yang juga menjabat sebagai sekretaris di Organisasi Massa (Ormas) Ikatan Keluarga Madura (Ikamra) Kota Surabaya tersebut.
Masih kata dia, buletin dakwah yang diedarkan mahasiswa STAI Ali bin Abi Thalib pada 16 Januari lalu itu, membuat sebagian besar warga tidak nyaman.
Untuk itu, selain menggelar protes, warga juga mengaku akan memberi laporan baik secara lisan maupun tertulis ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur, Wali Kota Surabaya, dan pihak kepolisian di Surabaya.
"Harus ada tanggung jawab dari manajemen dan pengelola kampus," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaCak Imin Janji Bebaskan PBB Lembaga Pendidikan dan Sejahterakan Guru Ngaji
Cawapres Muhaimin Iskandar Cak Imin berjanji membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) gedung pendidikan jika pasangan nomor urut 1 terpilih pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTim Hukum AMIN Minta Bawaslu Jelaskan Lebih Detil Temuan Dugaan Kecurangan di 2.413 TPS
Bawaslu mengungkap, banyak terjadipermasalahan yang tersebar di berbagai wilayah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wujudkan Asta Cita, Prabowo-Gibran Bangun Perpustakaan dan Taman Demi Tingkatkan Literasi Masyarakat
Munasir mengungkapkan bahwa ide untuk meminta buku kepada Gibran muncul secara spontan saat ia merespons tweet dari Gibran.
Baca SelengkapnyaAsik Berbaring di Rel, Kaki Remaja Putus Dilindas Kereta Api
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi warga lainnya agar waspada beraktivitas di sekitar rel.
Baca SelengkapnyaGuru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut
Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaCara Bupati Dico Dirikan Perpustakaan Koleksi 40.000 Lebih Buku Dinilai Tingkatkan Kualitas Literasi Warga
Perpusda Kendal berhasil memecahkan Rekor MURI sebagai Gedung perpustakaan terluas dengan 4.060 Meter persegi
Baca SelengkapnyaKisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun
Bangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta
kondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya