Warga Bangli resah, ada babi ngepet & ular berkeliaran curi uang
Merdeka.com - Percaya atau tidak, masyarakat di Dusun Selat Peken, Susut resah terkait isu pesugihan babi ngepet dan ular besar yang dipercaya jadi penyebab hilangnya sejumlah uang warga selama ini. Bahkan isu tersebut selalu jadi pembicaraan warga setiap ada pertemuan di Banjar.
Isu itu semakin senter terdengar hingga masyarakat takut keluar rumah malam hari dan memilih menjaga setiap tempat penyimpanan uang.
Tokoh Masyarat Dusun Selat Peken, I Made Rijasa tidak menampik gunjingan yang muncul di masyarakat terkait keberadaan peliharaan untuk pesugihan berwujud ular atau juga babi ngepet.
"Isunya sudah sejak lama muncul, namun untuk membuktikan pemilk pesugihan itu tentu tidak bisa. Kami menjaga agar tidak saling menuduh dan fitnah," jelasnya, Selasa (29/3).
Kata Rijasa, ada banyak informasi yang didapatkanya, seperti salah seorang warganya sempat melihat ular dengan kondisi perut ular membesar dan cangkanya menggigit uang. Tidak itu saja, salah seorang petugas medis di RS Sanglah menyebutkan ada seseorang secara rutin membeli darah segar 1 ampul setiap bulannya.
Pria yang juga ketua Majelis Madya Desa Pakraman, di kabupaten Bangli ini meyakinkan bahwa mereka yang memilki pesugihan pasti punya pantangan yang tidak boleh dilanggar.
Sementara itu informasi yang berhasil dihimpun, belakangan ini warga yang kehilangan uang secara misterius semakin banyak saja. Tidak hanya uang yang disimpan dalam alamari saja hilang, akan tetapi uang disimpan dalam dompet juga ikut amblas.
"Fenomena nyeleneh ini memang sangat meresahkan, tapi apa boleh dibuat," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaMeski hujan, ratusan warga desa yang terdiri dari berbagai kalangan masih tampak antusias dan semringah menyambut Ganjar pada Jumat (29/12) malam.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerlihat beberapa barang pribadi dan perabotan rumah tergenang air yang cukup tinggi.
Baca Selengkapnya